Thu. Oct 10th, 2024

Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Apakah Ini Tanda Resesi?

matthewgenovesesongstudies.com, Harga emas Jakarta menuju kuartal perdagangan terbaiknya dalam lebih dari delapan tahun pada Jumat (Sabtu waktu Jakarta) setelah mencapai serangkaian rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir. Pergerakan harga emas didorong oleh dimulainya pelonggaran moneter di Amerika Serikat (AS) yang meningkatkan daya tarik emas non-yielding.

Harga emas global turun 0,7% menjadi $2,651.88 per ounce pada Sabtu (28/9/2024), setelah mencapai level tertinggi dalam empat sesi, menurut CNBC. Pada hari Kamis, pasar mencapai $2,685.42.

Logam mulia, yang merupakan lindung nilai tradisional terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, naik sekitar 14% pada kuartal ini, yang merupakan kinerja terkuat sejak kuartal pertama tahun 2016, dan naik hampir 29% pada tahun ini, yang merupakan kenaikan terbesar dalam 14 tahun. Pemotongan suku bunga

Permintaan spekulatif untuk logam emas telah meningkat ke tingkat teknis “oversold”, dengan spekulasi penurunan suku bunga lebih lanjut di masa depan setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar setengah persentase poin pada minggu lalu. Namun, beberapa bank percaya bahwa harga bisa naik hingga US$3.000.

“Tingkat $3.000 per ons sangat mungkin terjadi tahun ini. Ada banyak hal yang terjadi di sana untuk mendorong pasar,” kata Philip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.

“Anda bisa melihat kegagalan dalam perundingan perdamaian Timur Tengah, pasar tenaga kerja bisa terus menurun, The Fed bisa memangkas suku bunga lagi sebesar 50bps dan Tiongkok bisa menambah lebih banyak stimulus,” lanjut Streibl.

Selain harga emas, perak mencapai level tertinggi sejak Desember 2012 pada hari Kamis, turun 1,3% menjadi $32,71 per ounce pada $31,61 per ounce. Platinum turun 0,8% menjadi $999,75, sementara paladium turun 3,6% menjadi $1,009,87. 

Sebelumnya pada perdagangan Kamis, harga emas sempat mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Beberapa faktor global berkontribusi terhadap kenaikan harga emas global menjadi $2,685 per ounce.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan kombinasi penurunan suku bunga global, meningkatnya ketegangan geopolitik, dan ekspektasi pelonggaran lebih lanjut oleh Federal Reserve System (FRS) AS telah mendorong pergerakan harga emas secara signifikan.

Namun kemudian harga emas global terkoreksi menjadi $2672 pada hari Jumat ini. Meski mengalami penurunan, tren bullish emas masih cukup kuat, dan beberapa indikator teknikal, termasuk moving average, menunjukkan bahwa emas memiliki potensi kenaikan lebih lanjut.

“Emas berpeluang masuk ke level $2.700 yang merupakan perkiraan tertinggi hari ini,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Menurut dia, salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan emas adalah kebijakan moneter global. Beberapa bank sentral, termasuk Bank Rakyat Tiongkok (PBoC), Riksbank Swedia, dan Bank Sentral Ceko, telah memangkas suku bunga dalam beberapa hari terakhir.

Keputusan ini menguntungkan emas, karena aset ini tidak membayar bunga, sehingga penurunan suku bunga global mengurangi biaya peluang untuk memegang emas dan menjadikannya menarik sebagai tempat berlindung yang aman bagi investor.

Selain itu, melemahnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) juga menjadi faktor penting pendukung kenaikan harga emas. Ekspektasi bahwa The Fed akan terus melonggarkan kebijakan moneter telah memberikan tekanan pada dolar, meningkatkan minat investor terhadap emas, yang sebagian besar dihargai dan diperdagangkan dalam mata uang asing.

 

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga ini, yang saat ini di atas 60% menurut alat CME FedWatch, memberikan tekanan pada dolar AS dan secara tidak langsung mendukung penguatan emas. Data pasar tenaga kerja yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan The Fed dan pergerakan harga emas.

Meningkatnya konflik geopolitik di Timur Tengah juga berperan dalam mendorong harga emas mencapai rekor tertinggi. Konflik antara Israel dan Hizbullah terus berkecamuk, dan serangan roket dari kedua belah pihak menyebabkan ketidakpastian global.

Panglima militer Israel Gerzi Halevi pada hari Rabu memerintahkan pasukannya di Israel utara untuk mempersiapkan kemungkinan serangan darat ke Lebanon. Jika eskalasi ini terus berlanjut, ketidakpastian global akan meningkat, sehingga mendorong lebih banyak dana ke aset-aset safe-haven seperti emas.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *