Thu. Oct 10th, 2024

Viral TikToker Bagikan Resep Tumis Kecebong, Apakah Aman dan Halal Dimakan?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ada resep tertentu yang sewaktu-waktu viral di Tiktok Kebanyakan dari mereka sangat familiar, tetapi tidak terlalu sering sehingga membuat pengguna terkejut Misalnya, sat berudu

Resep tak biasa ini dibagikan akun TikTok @itsmargarret pada pekan lalu dan telah mencatatkan 3,5 juta views hingga Rabu sore (18/9/2024). Disebutkannya bumbu masakan antara lain bawang putih, jinten, cabai, dan lengkuas

Semuanya digoreng dengan tambahan bumbu lalu disajikan dengan nasi putih Karena bukan makanan biasa, banyak orang yang bertanya seperti apa rasa kecebong tumis dan aman dikonsumsi?

Menurut Asian Parent, Rabu (18/9/2024), mengonsumsi berudu sebenarnya merupakan pengobatan tradisional Tiongkok yang terkenal. Di Singapura, sebuah peternakan katak menawarkan minuman yang terbuat dari buah kering dan telur katak betina yang disebut Hashima.

Mereka percaya bahwa minuman ini membantu meningkatkan kesehatan paru-paru dan membersihkan kulit Di Thailand mereka menyajikan hidangan kecebong yang disebut look awd Katak dewasa juga merupakan bahan kuliner yang umum karena diyakini sebagai sumber protein yang baik

Orang Thailand merebus atau menumis katak dengan cabai Mereka juga memakan amfibi Meskipun tidak ada keraguan bahwa terdapat tingginya permintaan terhadap jenis suplemen makanan alami ini di seluruh dunia, praktik tradisional memakan katak dan berudu berpotensi berbahaya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Infectious Diseases of Poverty” menjelaskan tentang bahaya memakan kodok dan berudu. Dalam studi tersebut, para peneliti fokus pada kasus seorang petani berusia 29 tahun.

Seorang pria yang rutin makan berudu dilarikan ke rumah sakit karena menderita infeksi parah. Petani tersebut percaya bahwa berudu akan membantu meningkatkan kesehatannya, terutama dalam mengobati penyakit kulitnya.

Awalnya, para dokter mengira dia menderita radang usus buntu dan peritonitis, namun setelah diperiksa lebih dekat, mereka menemukan bahwa dia menderita sparganosis. Sparganosis adalah infeksi parasit langka yang disebabkan oleh menelan kotoran hewan. Dia dirawat di rumah sakit selama sekitar satu bulan.

Jika memakan berudu dapat memberikan manfaat yang sama bagi orang dewasa, bayangkan apa manfaatnya bagi anak-anak Pada akhirnya, penelitian ini menyerukan kepada pihak berwenang untuk mengekang praktik memakan berudu.

Pelatihan yang sesuai harus diberikan di wilayah dimana praktik ini umum dilakukan Tidak hanya menimbulkan risiko sparaganosis, parasit tersebut juga dapat menularkan malaria dan trikomoniasis. 

Menurut situs online NU, memakan berudu yang diartikan sebagai katak dewasa adalah haram Aturan yang sama juga berlaku pada katak

Seluruh ulama sepakat mengenai larangan membunuh katak dengan mengutip hadits Rasulullah SAW dari Abdurahman bin Us. “Suatu ketika seorang tabib Rasulullah menyebutkan tentang obat. Diantaranya beliau mengatakan bahwa katak digunakan sebagai obat. Kemudian Nabi melarang membunuh katak.” (HR Ahmad : 15757)

Menurut Al-Mundjiri, hadits tersebut berarti selain membunuh, memakan katak juga diharamkan. Al-Mundjiri mengatakan bahwa makan katak dilarang dalam hadits. .

Namun dalam kitab yang sama, alasan syariat mengharamkan pembunuhan hewan pada umumnya didasarkan pada salah satu dari dua alasan Pertama, hewan itu dihormati Kedua, dilarang memakan hewan-hewan ini Sedangkan katak dilarang memakannya

Larangan menyembelih hewan mungkin merupakan contoh anak Adam karena kehormatannya, dan alasan tidak memakannya adalah karena larangan memakannya, seperti burung dan katak. , yang masing-masing tidak termasuk dalam kategori hewan yang dihormati secara khusus, sehingga larangan membunuh menghalangi mereka untuk dimakan

 

Beberapa tahun lalu, video anak-anak yang diberi makan berudu hidup menjadi viral di media sosial Tiongkok. Diberitakan Channel Citizen matthewgenovesesongstudies.com dari The Star, 4 April 2018, klip tersebut memperlihatkan seorang wanita sedang memberi makan bayi berudu dari wadah berisi cairan.

Wanita itu terdengar berkata, “Ikan kecil? Ikan kecil?” Anak laki-laki itu segera membuka mulutnya dan tampak menelan katak tersebut Reaksi netizen beragam, namun sebagian besar mengecam tindakan wanita tersebut

Pengguna Facebook Lai Han Ng dengan pedas berkomentar: Orang dewasa ini benar-benar tidak punya otak. Yang lain menulis: “Anak (kecil) yang malang, anggota keluarganya bodoh!” Seorang dokter anak juga mengatakan Dr. Pei mengunggah penjelasan video viral versi China di media sosial.

Menurutnya, praktik tersebut dirinci dalam “The Compendium of Materia Medica”, sebuah buku herbal Tiongkok yang ditulis oleh dokter dan ahli herbal Li Shizhen pada abad ke-16 pada masa Dinasti Ming. Menurutnya, dalam buku ini berudu dikatakan mampu mendetoksifikasi luka.

“Tetapi dengan memakan kecebong hidup seperti itu, jika tidak dirugikan justru bisa menyebabkan infeksi pada anak. Karena anak bisa terpapar bakteri yang ada di tubuh kecebong,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *