Fri. Sep 20th, 2024

Gara-Gara Ini, Penjualan Mobil Mewah di Korea Selatan Ambles

matthewgenovesesongstudies.com, Seoul – Penjualan sejumlah merek mobil mewah Eropa anjlok di Korea Selatan sejak pemerintah setempat menerapkan undang-undang yang memberi nomor hijau pada mobil perusahaan senilai lebih dari 80 juta (Rp 939,8 juta).

Perubahan tersebut akan berlaku mulai awal tahun 2024, demikian diberitakan Korea Times, Kamis (18/4/2024). Langkah tersebut diambil oleh Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea Selatan untuk mencegah pemilik usaha menghindari pajak kendaraan berat dengan mendaftarkannya sebagai kendaraan perusahaan.

Di bawah sistem lama, pemilik bisnis bebas mendaftarkan mobil mewah untuk kerabat mereka menggunakan nama perusahaan, yang pada akhirnya akan menghasilkan pajak yang lebih rendah dibandingkan jika mereka membelinya melalui ritel.

Plat hijau ini mirip dengan plat merah pada mobil dinas di Indonesia yang menjadi penanda mobil tersebut untuk membedakannya dengan mobil milik pribadi. Kini tampaknya pembeli tidak suka mobil mewahnya ditandai dengan jelas sebagai bukan miliknya.

Hal ini berdasarkan rilis data terkini Asosiasi Importir dan Distributor Mobil Korea (KAIDA) yang menunjukkan adanya penurunan jumlah impor mobil mewah.

Pada bulan Maret, registrasi mobil mewah hanya mencapai 3.868, turun 31,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Bentley menjadi perusahaan mobil mewah yang paling terkena dampak situasi ini. Pasalnya, jumlah kendaraan yang terdaftar dengan merek tersebut di Negeri Ginseng kini mengalami penurunan sebesar 77,4 persen pada kuartal I 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sedangkan penurunan penjualan merek mewah lainnya seperti Rolls-Royce terjadi sebesar 35,2 persen, Porsche 22,9 persen, dan Lamborghini 22,2 persen.

Faktanya, tahun lalu Lamborghini menjual 90 persen kendaraannya sebagai kendaraan armada di Korea Selatan. Tahun lalu Rolls-Royce mencapai 87,3 persen, Bentley 76 persen, dan Porsche 61,1 persen.

Tidak termasuk mobil mewah, data mobil impor yang didaftarkan pada bulan Maret meningkat sedikit sebesar 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, pangsa mobil perusahaan untuk pertama kalinya lebih rendah dari 28,4 persen. Tahun lalu, impor kendaraan perusahaan mencapai hampir 40 persen dari total jumlah kendaraan yang didaftarkan.

Sebagai tanggapan, pejabat perusahaan otomotif, yang tidak mau disebutkan namanya, mengaitkan penurunan permintaan kendaraan besar dengan efek riak dari merek ramah lingkungan, seperti dikutip oleh Korea Times.

“Secara umum, hanya sedikit pelanggan atau pemilik usaha yang lebih memilih membeli mobil berpelat hijau karena citra buruk yang tersebar tentang mobil sewaan,” kata seorang pejabat pembuat mobil mewah tersebut.

“Hal ini akan meredam sentimen keseluruhan pemilik usaha yang berencana membeli kendaraan mewah seperti kendaraan armada,” tambahnya.

Beberapa pihak mengatakan penurunan penjualan produsen mobil mewah itu diperburuk oleh kemerosotan ekonomi Korea Selatan.

“Karena perekonomian belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan, permintaan mobil mahal pun menurun. Parahnya, undang-undang ini (pelat hijau) juga menjadi kendala bagi produsen mobil untuk meningkatkan hasil penjualannya,” kata seorang eksekutif dari perusahaan mobil lain.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *