Sat. Sep 21st, 2024

4 Warga Meninggal Dunia karena DBD, Dinkes Bogor Gencarkan Berantas Sarang Nyamuk

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pemberantasan Sarang Nyamuk (Sarang Nyamuk) gencar dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor di Jawa Barat setelah empat warganya meninggal dunia akibat infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Daerah Bogor, Adang Muliana mengatakan upaya pemberantasan tempat perkembangbiakan nyamuk juga mencakup penyuluhan, larvisida, dan fogging.

Upaya di lokasi kejadian antara lain penyuluhan, PSN, larvisida, fokus fogging, kata Adang di Bogor, Sabtu, dilansir Antara.

Adang mengungkapkan, pada Januari hingga Februari 2024, sebanyak 4 warganya meninggal dunia karena demam berdarah setelah mendapat perawatan di rumah sakit.

Keempat orang tersebut berasal dari empat kecamatan berbeda, yakni: Babakanmadang: anak 6 tahun Rankabunguri: anak 8 tahun Cijeruk: anak 8 tahun Cibinong: anak 13 tahun

“Selama Januari ada 255 kasus dan Februari 137 kasus,” kata Adang.

Ia mengimbau warga mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mulai mewabah di beberapa daerah.

“Demam berdarah sudah mulai menyerang masyarakat di sejumlah daerah, termasuk wilayah Bogor. Sehingga penting bagi warga untuk berhati-hati,” ujarnya.

Adang juga meminta warga menerapkan model 3M plus untuk mencegah penyakit demam berdarah, yakni dengan mengeringkan kamar mandi, menutup tangki air, mengubur dan mendaur ulang barang-barang tak terpakai yang menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti.

Sebelumnya, Adang mengatakan kasus DBD di wilayah Bogor cukup mengkhawatirkan.

Empat orang meninggal pada tahun 2023. Saat itu, penyakit demam berdarah di wilayah Bogor mencapai 1.555 kasus.

Kendati demikian, kata dia, terjadi penurunan kasus DBD di wilayah Bogor dibandingkan 2.220 kasus pada tahun 2021 dan 1.954 kasus pada tahun 2022.

“Jumlah kematian lebih tinggi dalam dua tahun terakhir, 22 orang meninggal pada tahun 2021, dan 14 orang meninggal pada tahun 2022,” ujarnya.

Adang juga menjelaskan, potensi peningkatan kasus DBD kerap terjadi pada bulan-bulan hujan dan Kabupaten Bogor memiliki potensi tersebut.

“Kalau dilihat trennya, bulan Oktober, November, Desember, dan Maret terus meningkat di bulan April. Kita berharap kasusnya bisa turun lagi,” kata Adang.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *