Fri. Sep 20th, 2024

Burnout Tak Sama dengan Stres, Ketahui Gejala dan Penanganannya

matthewgenovesesongstudies.com, psikolog Samantha Elsener asal Jakarta mengatakan burnout merupakan suatu kondisi dimana seseorang sangat lelah baik secara mental maupun fisik.

“Contohnya, kalau kita membayangkan bel berbunyi, maka di situlah puncak pengalaman manusia. ‘Saat kita berada di puncak kinerja, kita harus sadar, sebentar lagi kita akan berada dalam kondisi kelelahan yang nyata,’” kata Samantha. pada talkshow Ciaran Health di channel YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Selasa, 26 Maret 2024.

Ketika kondisi orang tersebut menjadi sangat lelah maka permasalahannya akan terus berlanjut dan akan memasuki kondisi burnout. Jika tidak diobati, kondisinya bisa menjadi lebih parah atau melemahkan.

Namun, banyak orang yang salah memahami stres dan kecemasan. Selain itu, Samantha mengatakan stres seringkali dikaitkan dengan naik turunnya emosi dan perubahan suasana hati.

“Ketika seseorang stres, biasanya beban kerjanya bertambah, tetap bisa bekerja dengan baik, namun suasana hatinya naik-turun, berubah-ubah, dan suasana hatinya berubah-ubah,” ujarnya.

Selain itu, seseorang yang menderita stres tahu apa yang ingin ia lakukan, namun merasa tenaganya hampir habis. Jadi, apa yang terbakar?

Berbeda dengan stres, burnout adalah suatu kondisi di mana orang kehilangan harapan dan energi.

“Burnout adalah saat Anda kehilangan harapan, bukan sekadar kekurangan energi,” kata Samantha.

Lebih lanjut, perempuan jebolan Universitas Tarumanegara ini memaparkan gejala burnout yang sering dialaminya: merasa lelah sepanjang hari, kurang motivasi dalam bekerja, sering menunda-nunda, mengabaikan tanggung jawab, terkadang menarik diri dari pergaulan, hingga sering sakit kepala atau nyeri otot. kejang

Samant menginformasikan, sebelum memasuki tahap kebakaran, ada kondisi yang disebut keruntuhan. Saat mengalami gangguan mental, rasanya segalanya seperti bom waktu.

“Saat dia terlihat kuat, tiba-tiba dia merasa kehilangan fokus, mulai melakukan kesalahan dalam pekerjaan dan merasa sangat lelah,” ujarnya.

Berikut adalah beberapa gejala gangguan mental yang dialami orang sebelum mengalami burnout: Gangguan tidur. Samantha mengatakan gangguan tidur bisa berupa mimpi buruk, insomnia, atau mudah tertidur namun sulit bangun. “Ada juga beberapa orang yang terbangun di tengah tidur dan tidak bisa tidur kembali sehingga membuat orang kesal, tapi itu terjadi tiba-tiba jadi aku emosi (lebih), jadi aku mudah emosi (hindari emosiku.” Gangguan makan sepertinya melibatkan hanya makan atau tidak makan.

Setelah Anda mengetahui tanda-tanda kelelahan dan cukup sensitif untuk mengobati diri sendiri, Samantha menyarankan untuk istirahat.

“Jangan jadikan waktu libur minggu ini berarti kerja dulu di hari Sabtu. Jangan cek email kantor, jangan cek WhatsApp kantor. Kuncinya maksimalkan waktu istirahat untuk terhubung dengan diri sendiri.” Dia berkata. Hati-hati di jalan.

Selain bersantai, cobalah melakukan hal-hal yang membuat Anda merasa nyaman, seperti hobi atau perawatan diri.

Samantha menjelaskan, setiap orang memiliki tingkat burnout yang berbeda-beda. “Jika burn rate semakin meningkat, memang perlu mengambil cuti. Cuti ini perlu diperpanjang untuk refreshing agar kita tidak terjebak pada peran kita di kantor masing-masing,” kata Samant.

Jika tingkat kelelahan Anda tinggi, itu mungkin karena Anda tidak menjaga diri dengan baik.

“Kalau burn rate-nya benar-benar mentok, sudah maksimal, bisa jadi Anda tidak menjaga diri dengan baik sehingga semuanya seperti bom waktu,” ujarnya.

Pembakaran dapat dihilangkan dengan mengidentifikasi penyebabnya. Seseorang yang mengalami burnout mungkin perlu melakukan transisi ke lingkungan kerja baru, kata Samantha, karena lingkungan kerja merupakan faktor utama mengapa mereka mengalami burnout.

“Masyarakat mungkin perlu pindah kantor karena penyebab utama burnout adalah lingkungan kerja, itu bisa jadi pertimbangan,” kata Samantha.

Selain itu, pemikiran lain mungkin adalah hubungan dengan rekan kerja yang tidak sehat sehingga membuat seseorang tidak nyaman berada di lingkungan kerja seperti itu.

“Salah satu penyebab orang mengalami burnout adalah karena rekan kerjanya tidak sehat. Jadi tidak ada faktor yang membuat Anda merasa seperti itu di kantor,” jelas Samantha.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *