Fri. Sep 20th, 2024

Mahasiswa dan Civitas Akademika Indonesia Diajak Ikuti Amerika Lakukan Kemah Kampus untuk Palestina

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Mahasiswa dan akademisi di Indonesia diajak menunjukkan solidaritas terhadap Palestina dengan menggelar kampanye camping kampus, sebuah gerakan yang dipelopori puluhan kampus universitas di Amerika Serikat. Kampanye ini dipandang sebagai bagian dari solidaritas internasional melawan genosida Israel terhadap rakyat Gaza. Seruan tersebut disampaikan oleh Geostrategic Research Society (GSC).

Sejak 7 tahun yang lalu, civitas akademika GSC telah tersebar di berbagai kota dengan konsentrasi penelitian geopolitik internasional. “Mahasiswa dan civitas akademika di berbagai kampus di Indonesia hendaknya mengakui gelombang solidaritas terhadap Palestina yang diungkapkan mahasiswa di berbagai kampus di Amerika,” ujar Furkan AMS, Sekretaris Jenderal GSC.

Kampus-kampus di Amerika Serikat (AS) diguncang gelombang protes berskala nasional. Mahasiswa lantang memprotes kebrutalan Israel saat perang Gaza. Pada 17 April 2024, protes terhadap perkemahan di kampus-kampus Amerika dimulai di Universitas Columbia. Menurut New York Times, para siswa mendirikan lebih dari 50 tenda pada hari itu.

Kamp ini diselenggarakan oleh koalisi lebih dari 120 organisasi, termasuk Columbia University Against Apartheid (CUAD), Students for Justice in Palestine (SJP) dan Jewish Voice for Peace (JVP). “Gerakan solidaritas ini melampaui batas-batas universal, budaya, agama, etnis, kelas, dan regional. Gelombang solidaritas terhadap Palestina juga berdampak pada Eropa, Asia, dan Australia,” kata Furkan.

“Kami akan segera mendirikan kamp solidaritas untuk Palestina di setiap kampus universitas,” tambah Furqan.

Menurut laporan Euro-Med Human Rights Monitor, dari 7 Oktober 2023 hingga 23 April 2024, genosida Israel selama 200 hari di Jalur Gaza mengakibatkan 42.510 kematian, 15.780 di antaranya adalah anak-anak dan 10.091 warga sipil.

Sedikitnya 72.240 orang terluka dan sekitar 2.000.000 orang mengungsi/mengungsi. 3.661 orang ditangkap atau dihilangkan secara paksa. 356 tenaga medis meninggal dunia, 549 orang luka-luka. 42 relawan komunitas tewas dan 161 luka-luka.

Tidak berhenti disitu saja: genosida Israel di Gaza juga mengakibatkan tewasnya 137 jurnalis dan hancurnya 178 kantor media/pers. 29 rumah sakit, 72 poliklinik dan 221 ambulans hancur. Israel menghancurkan 445 sekolah. 12 kampus di Gaza sudah tidak bisa digunakan lagi karena hancur akibat bom Israel. Beberapa guru, profesor dan ilmuwan tidak meninggal. 412.200 rumah hancur, 131.200 di antaranya hancur total.

Rupanya semua itu tidak memuaskan Israel, 651 masjid dan 3 masjid juga ikut hancur. Ada juga 203 situs warisan budaya dan 2.271 lokasi industri. “Ini bukan sekedar statistik, tapi manusia dan peradabannya,” tegas Furkan.

Kabarnya hampir 100 kampus di seluruh dunia, terutama di Amerika, menyerukan segera diakhirinya genosida Israel di Palestina. Semuanya terinspirasi dari tenda solidaritas gerakan Palestina yang diselenggarakan oleh mahasiswa Columbia University di New York, AS. Banyak profesor dan guru yang terlibat dalam aksi ini.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *