Fri. Sep 20th, 2024

Target Stunting 14 Persen pada 2024, Jokowi: Memang Ambisius

By admin May9,2024 #Jokowi #Rakernas #stunting

Presiden Liputan.com Tangerang Joko Widodo (Jokowi) mengakui target kenaikan angka kemiskinan dari 37 persen menjadi 14 persen pada tahun 2024 merupakan hal yang ambisius.

“Sebenarnya target kita 14 persen itu ambisius sekali,” kata Jokowi usai Rapat Aksi Kesehatan Nasional di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 24 April 2014.

Namun, target ambisius ini ditetapkan untuk mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam menurunkan angka stunting, suatu kondisi kekurangan gizi kronis yang tidak hanya menyebabkan masalah fisik pada anak-anak tetapi juga menghambat kecerdasan mereka.

Tapi kalau tidak (target 14 persen), kita tidak akan bekerja keras untuk mencapainya, lanjut Jokowi.

Menurut standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), makanan ringan sebesar 20 persen Namun angka stunting Indonesia pada tahun 2013 sebesar 37,2 persen. Setelah dilakukan upaya untuk menguranginya, jumlahnya terus menurun. Pada tahun 2021, angkanya menjadi 24,4 persen berkat kolaborasi lintas sektoral Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), penurunan tersebut akan kembali terjadi pada tahun 2022, dimana angka stunting mencapai 21,6 persen. Itu patut diapresiasi

Menurut Jokowi, penurunan angka dari 37 menjadi 21 persen merupakan lompatan luar biasa yang patut diapresiasi.

“Lonjakannya besar dari 37 persen menjadi 21 persen, kerja keras. Bukan hal yang mudah untuk menurunkannya,” ujarnya.

Tidak mudah untuk mengurangi pesonanya Dimana perlu melibatkan banyak pihak termasuk kementerian dan lembaga untuk mencapai hal tersebut

“Itu kan orkestrasi, integrasi seluruh kementerian yang ada. Kita mulai dari masalah air, ekonomi juga ikut, kesehatan lingkungan juga ikut. Ini bukan tugas yang mudah,” kata Jokowi.

Pada tahun 2021, pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 untuk mempercepat pengurangan snood. Berdasarkan perintah presiden tersebut, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) ditunjuk sebagai koordinator utama percepatan penurunan stunting.

Menurut Kepala BKKBN Hasto Vardoi, kehadiran Perpres ini sebenarnya telah membantu pemerintah daerah untuk mengurangi rendahnya prestasi anak akibat gizi buruk.

“BKKBN bisa mengundang pertemuan dengan wakil kepala daerah untuk membahas secara khusus percepatan penurunan stunting di sisa waktu dan ini sebagai strategi agar kesenjangannya tidak terlalu besar dan ini karena kita melakukannya bersama-sama,” dia berkata.

Hastow mengatakan, regulasi percepatan penurunan stunting menunjukkan mampu menurunkan angka stunting secara nasional dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen pada tahun 2022.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *