Thu. Sep 19th, 2024

Ilmuwan di China Klaim Bisa Ciptakan Belian 3 Karat dari Unsur Karbon Bunga Peony

matthewgenovesesongstudies.com, Beijing – Ilmuwan China disebut-sebut mampu membuat berlian 3 karat dari unsur karbon yang diekstrak dari bunga peony merah.

Diambil dari laman Oddity Central, Selasa (23/4/2024) benda bernama berlian ini diluncurkan di Louyang, Provinsi Henan, China.

Berlian tersebut kemudian disumbangkan ke Taman Peony Nasional Luoyang oleh Luoyang Time Promise Co., sebuah perusahaan manufaktur berlian.

Akhir bulan lalu, sebuah kebun peoni di kota tersebut setuju untuk memasok peoni yang dibutuhkan perusahaan berlian untuk memproduksi beberapa berlian.

“Berlian itu bernilai 300.000 yuan. “Tanaman ini ditanam dari bunga peony menggunakan teknologi penghilangan karbon biogenik kami, dikenai panas dan tekanan tinggi, lalu dibudidayakan,” kata Wang Jing, CEO Luoyang Time Promise Co.

Meskipun teknologi telah digunakan untuk mengubah unsur karbon dari bunga peony menjadi berlian keras, perusahaan asal China tersebut telah membuktikan bahwa unsur karbon berasal dari sumber yang berbeda.

Mulai dari pemanfaatan rambut, tulang bahkan bagian bunga lainnya. Kemudian diekstraksi ke dalam wadah yang dirancang khusus untuk memutus ikatan kimia.

Kemudian, unsur-unsur tersebut digabungkan kembali sehingga membentuk berlian dan terbentuklah berlian asli.

“Berlian”, bahasa Inggris berlian, berasal dari bahasa Yunani adamas yang berarti ‘tidak bisa dihancurkan’. Batu permata ini sering digunakan sebagai simbol cinta atau kemuliaan.

Karena telah ditambang selama kurang lebih 6.000 tahun di India, berlian telah dianggap sebagai mineral berharga. Nilainya ekstrim karena jarang terjadi.

Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa inti bumi penuh dengan berlian. Beratnya 1 kuadriliun atau 1.000 triliun ton.

Penelitian yang diterbitkan pada Juni 2018 di jurnal Geochemistry, Geophysics, Geosystems, juga mengungkapkan bahwa terdapat 1.000 kali lebih banyak berlian di bawah bumi dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Namun berlian tersebut tidak dapat diakses. Saat ini. Permata ini ditemukan 145 hingga 240 kilometer di bawah permukaan manusia, di “akar” kraton bumi.

Kraton memiliki kerak tebal dan akar litosfer dalam yang membentang ratusan kilometer ke dalam mantel bumi.

Istilah kraton digunakan untuk membedakan bagian kerak benua yang stabil dengan wilayah yang aktif secara geologis, dan wilayah yang tidak stabil.

Sekelompok peneliti dari berbagai universitas di seluruh dunia telah menemukan simpanan berlian dalam jumlah besar menggunakan gelombang seismik.

Diketahui bahwa getaran atau getaran gelombang seismik dapat berubah-ubah, bergantung pada komposisi, suhu, dan kepadatan berbagai jenis batuan yang dilaluinya.

Para peneliti menggunakan data tersebut untuk membuat gambaran struktur interior bumi yang tidak dapat diakses manusia karena letaknya yang sangat dalam.

Selanjutnya, para ilmuwan menemukan bahwa gempa bumi, yang disebabkan oleh proses alam seperti gempa bumi dan tsunami, cenderung mengalami percepatan ketika melewati lempeng kratonik.

Dengan menggunakan catatan aktivitas seismik yang disimpan oleh lembaga pemerintah seperti Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), tim mengembangkan model tiga dimensi dari kecepatan gelombang yang merambat melalui kawah besar.

Mereka kemudian menciptakan “batuan virtual” dari berbagai kombinasi mineral dan menghitung bagaimana gelombang seismik akan melewatinya.

Perbandingan antara kecepatan sebenarnya yang diamati di bawah permukaan dan yang diperkirakan dalam model batuan virtual menunjukkan bahwa 112% akar kraton mengandung berlian.

Sedangkan sisanya terdiri dari peridotit, jenis batuan utama mantel atas bumi, dan sejumlah kecil batuan eklogit yang berasal dari lautan.

“Saat gelombang melewati Bumi, berlian menggerakkan gelombang tersebut lebih cepat daripada batu atau mineral rapuh lainnya,” kata Joshua Garber, mahasiswa pascasarjana di UC Santa Barbara dan penulis utama studi tersebut, seperti dilansir situs Science LiveScience.

Ia menambahkan penjelasan terbaik atas kejadian ini adalah keberadaan berlian. “Namun, kami tidak dapat memastikannya karena sulit mendapatkan sampel dari sisi tersebut,” kata Garber.

Namun, sampel tidak dapat diperoleh. Sebab terkadang sebagian akar keraton terbawa ke bumi akibat letusan magma.

Namun, banyak peneliti lain yang menawarkan banyak penjelasan lain. Untungnya, ada kemungkinan batuan kratonik lebih dingin dari yang ditunjukkan data. Artinya batu tersebut akan mengeras. Dengan cara ini, gelombang seismik akan merambat secepat gelombang tersebut lewat, bahkan tanpa berlian atau eklogit.

Namun, Garber menambahkan, berdasarkan data, situasi terakhir ini terbatas.

“Pemahaman kita tentang interior bumi terus meningkat dengan lebih banyak pengukuran, eksperimen, dan terkadang perolehan sampel,” kata Garber. “Saya pikir kami akan terus terkejut dengan apa yang kami temukan.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *