Thu. Sep 19th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melaporkan penyakit demam berdarah di Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai 35.556 jiwa dan 290 kematian. “Padahal tahun 2024 tinggal 11 minggu lagi,” Direktur Pencegahan Penyakit Menular Pengendalian Penyakit di Kementerian Kesehatan RI, Imram Pambudi mengatakan dalam konferensi pers #Ayo3MPlusVaksinDBD baru-baru ini.

Dari laporan yang disampaikan Imran, kasus dan kematian DBD tertinggi terdapat di Jawa Barat, yaitu 10.428 kasus dan 94 kematian. Sumatera Barat Sumatera Selatan Lampung Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Banten Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Bali Nusa Tenggara Barat Gorontalo Sulawesi Tenggara Sulawesi Barat Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.

Menurut Imran, banyak tantangan dalam pengendalian demam berdarah, seperti kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit tersebut dan praktik buruk pemberantasan nyamuk (PSN). Di saat yang sama, Imran juga menyoroti kondisi cuaca yang tidak biasa, dengan hujan diikuti panas selama tiga hari berturut-turut pada minggu ini.

Ia menjelaskan, hal tersebut menjadikan limpasan air hujan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah dengue.

Imran mengungkapkan, ada banyak strategi untuk menangani penyakit demam berdarah, seperti manajemen risiko, peningkatan akses layanan publik, penguatan pengawasan dan partisipasi masyarakat.

Sedangkan penyakit demam berdarah di Indonesia akan menurun sebesar 30 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun lalu. Imran mengungkapkan jumlah kasus DBD pada tahun 2023 mencapai 114.720 kasus dengan 894 kematian.

Kasus terbanyak ditemukan di Jawa Barat yakni mencapai 19.328 kasus. Sedangkan kematian terbanyak sepanjang tahun terjadi di Jawa Tengah sebanyak 143 kasus, ujarnya. Lebih lanjut Imran mengatakan, pada tahun 2022, terdapat 143.176 kasus DBD dan 1.236 kematian. Tantangan dalam penatalaksanaan DBD

Lebih lanjut Imran mengungkapkan, pemberantasan nyamuk (PSN) dan kerja sama teknologi nyamuk Wolbachia menjadi prioritas utama pemerintah dalam penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).

Ia mengatakan, pengetahuan masyarakat tentang PSN dan DBD kurang baik. Selain itu, kebiasaan menghilangkan sarang nyamuk juga masih kurang di masyarakat. Tantangan lainnya adalah kurangnya anggaran untuk program pencegahan dan pengendalian penyakit demam berdarah di tingkat kecamatan/kota dan kecamatan/kota.

Imran juga mengatakan, teknologi baru pengendalian demam berdarah melalui wolbachia dan vaksin demam berdarah juga menemui resistensi di masyarakat. Ia mengeluarkan propaganda palsu tentang Wolbachia yang disebut-sebut menyebabkan penyakit lain dan tentang vaksin yang dikatakan mengandung chip, sehingga mempengaruhi opini publik.

Kementerian Kesehatan RI telah melakukan beberapa upaya untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut. Upaya tersebut antara lain dengan meluncurkan kembali program gugus tugas DBD di daerah, gerakan inovasi PSN 3M Plus, Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan survei satwa liar secara berkala. Selain itu, Koalisi Melawan Demam Berdarah Dengue (Kobar Lawan DBD) dan Komisi IX DPR RI juga memberikan komitmen.

Imran menambahkan, Kementerian Kesehatan berupaya membuat undang-undang dan rencana daerah serta meningkatkan hubungan dengan otoritas atau pemimpin daerah.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *