Thu. Sep 19th, 2024

Ada Metahuman di Pameran Baru Sejauh Mata Memandang, Angkat Isu Lingkungan dengan Sentuhan Teknologi

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – turut menggelar pameran yang mengangkat isu lingkungan hidup secara Visible Level (SMM). Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, konsep spin-off ini mengawinkan merek fesyen dengan teknologi dan visual dari acara bertajuk “Bumi, Masa Depan Kita”.

Untuk mencapai hal ini, mereka bermitra dengan Genexyz, pencipta Metahuman. Chitra Subiakto, pendiri dan direktur kreatif As Seen, melihat kolaborasi ini sebagai bukti bahwa dibutuhkan banyak “tangan” untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

“Harus diumumkan dengan cara yang menarik,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Kamis, 13 Juni 2024.

Dibuat oleh Direktur Kreatif Felix Tjahyadi, pertunjukan ini juga merupakan bagian dari WONDERLAB, sebuah acara multidisiplin yang dibuat oleh Genexyz dan Grand Indonesia. Acara tersebut disebut-sebut menghadirkan eksplorasi perjalanan ruang dan waktu yang didukung oleh pemetaan, robotika, kecerdasan buatan, dan teknologi metahuman.

Pendiri Genexyz Belinda Lewis menjelaskan: “Dalam pameran ‘Bumi, Masa Depan Kita’, kami menceritakan kisah dengan mendandani seorang metahuman bernama Lovekaka hingga kami dapat melihat melalui mata.” Dia bertugas menyampaikan undangan tersebut. “Para tamu di Indonesia berperan aktif dalam membangun penghidupan berkelanjutan.”

Menurut Belinda, metahuman dapat menyampaikan informasi yang lebih mendalam dan meningkatkan kesadaran melalui pelatihan yang berkelanjutan. “(Dengan Metahuman) kita bisa menjangkau seluruh generasi, khususnya Gen Z,” ujarnya.

“Kami ingin memberikan dampak positif melalui teknologi kami,” tambahnya. “Kemitraan visioner ini membawa teknologi lebih dekat kepada manusia sekaligus menjaga lingkaran kita tetap utuh.”

Chitra mengatakan selain sentuhan teknis, ada rencana kegiatan baru lainnya pada pameran yang akan digelar pada 13 Juni hingga 21 Juli 2024 di LG Grand Indonesia East Mall. Salah satunya pengunjung dapat berkonsultasi dan memperbaiki pakaian rusak di bengkel “Return to Goodness” hasil kerjasama SMM dan Mülich.

“Penyuluhan hanya dilakukan setiap hari Sabtu dan Minggu (selama pameran),” kata Chitra. “Nih sob, kalau bawa baju yang berlubang bisa juga ganti modelnya, hal ini dilakukan untuk menambah umur baju tersebut.”

Ada pula kotak distribusi pakaian bekas yang kemudian EcoTouch kumpulkan menjadi pembatas ruangan, peredam suara, benang dan kain, lanjutnya. “Kami juga akan menunjukkan proses daur ulangnya agar teman-teman tahu,” kata Chitra.

“Kami tidak menerima pakaian berbahan polyester karena tidak diproses. Perhatikan bahwa daur ulang bukanlah cara terbaik untuk mengurangi sampah (tekstil), jadi tujuan kami mengubahnya menjadi daur ulang, jadi kami (mengurangi) penggunaan sumber daya anak perempuan (tema ini),” jelasnya.

Setelah berkeliling area pameran, pengunjung dapat mengunjungi Pop-Up Malls yang menarik perhatian. Gerai yang menjual berbagai produk bermerek ini 90% terbuat dari bahan daur ulang dan daur ulang.

Situs ini juga menawarkan program “menjual kembali” bagi pelanggan yang ingin menjual koleksi SMM bekasnya. “Harga jualnya ditentukan oleh pelanggan yang ingin menjual produk bekasnya,” kata Chitra.

Hal ini dilakukan untuk mengurangi sampah, mendukung gaya hidup berkelanjutan, dan memastikan produk yang masih digunakan tidak terbuang sia-sia. Dengan membeli setiap potong pakaian, para tamu berpartisipasi dalam penanaman pohon di Ekoregion Leuser Aceh Timur dan mendukung Inisiatif Konservasi Hutan Women’s Rangers Aceh.

Melengkapi koleksinya di sana, SMM meluncurkan tema baru, “Pesan Global”. Chitra menjelaskan, lini busana edisi terbatas tersebut akan menyesuaikan dengan desain gambar dan tulisan pengunjung pameran ‘Story of Our Disappearance’ pada ARTJOG 2022 di Yogyakarta.

Pesan-pesan ini adalah harapan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik bagi planet ini. Desain ini diwujudkan dalam berbagai produk seperti kemeja lengan pendek, tas jinjing, dan tas wanita, pria, dan anak-anak. 

Proses pembuatan motif “Pesan Bumi” dijelaskan melibatkan kolaborasi keluarga Selamat, mitra usaha percetakan tekstil di Tangerang yang menerapkan proses produksi yang bertanggung jawab dan ramah. Mereka mengklaim menggunakan kapas bersertifikat Global Organic Textile Standards (GOTS) dan pewarna sintetis bersertifikat OEKO-TEX ECO PASSPORT.

Mengingat beragamnya kegiatan dan informasi penting yang disampaikan, pameran ini disambut hangat oleh Indonesia. “Kami bangga bermitra dengan SMM dan mendidik masyarakat tentang masalah lingkungan,” kata Kanina Khannidita, manajer komunikasi pemasaran senior mal tersebut.

“Wisatawan bisa menikmati pertunjukan menyenangkan ini saat liburan sekolah,” imbuhnya. Hani melanjutkan, pihaknya memiliki beragam inisiatif berkelanjutan, antara lain mengolah minyak bekas menjadi solar dan mendaur ulang botol plastik.

Namun, dia tidak menyebutkan data lebih lanjut mengenai daur ulang botol plastik. “Mulai tahun 2018, kami mendorong seluruh penyewa untuk berhenti menggunakan kantong belanja plastik, dan kami berharap lebih banyak merek yang mendukung inisiatif ini,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *