Sun. Sep 8th, 2024

Ada Rebalancing Indeks, Saham-saham Apa Saja yang Bisa Dilirik Pekan Ini?

By admin Jul27,2024 #IHSG #Indeks #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Masuknya dana asing ke Indeks Saham Gabungan (IHSG) masih memprihatinkan. Selain itu, sentimen lain yang patut diwaspadai minggu ini adalah pengumuman indeks saham AS dan saldo inti PCE bulan April, menurut Dimas Krishna Ramezani, analis ekuitas di Indo Premier Securities (IPOT).

Menurutnya, masuknya dana asing ke IHSG pada pekan ini akan berdampak signifikan terhadap jual beli investor asing di IHSG. Jika dilihat pada pekan lalu, asing masuk ke pasar IHSG dengan nilai 254 miliar Rial. Padahal, outflow mata uang dari IHSG dalam satu bulan jauh lebih tinggi yakni Rp 13,2 triliun.

Ia mengatakan: “Jumlah volume yang dihasilkan investor asing di IHSG setiap minggunya begitu besar dan konsisten sehingga jarang terjadi dan merupakan anomali. Mengingat rekor sebelumnya, arus masuk asing yang besar di IHSG dibarengi dengan koreksi pasar yang dalam.” Dimas dalam keterangan resmi, Senin (23/5/2024).

Ia juga menambahkan, masuknya sumber keuangan asing ke IHSG bukan tanpa alasan. Jika dilihat dari kinerja IHSG secara YTD, jika dibandingkan dengan indeks S&P 500 yang menjadi acuan indeks global, IHSG memiliki kinerja yang lebih buruk dari S&P500, dimana IHSG melemah 0,69%, sedangkan S&P 500 menguat 11,85%. YTD.

“Itu adalah uang yang mengalir keluar dari indeks saham negara berkembang dan memasukkannya ke dalam indeks saham negara maju, yang memiliki risiko lebih rendah. Anomali berikutnya adalah risiko kecil yang seharusnya memberikan imbalan kecil, namun kenyataannya hal itu terjadi sekarang. Tampaknya tidak.” datang

Sedangkan untuk sentimen pengumuman saldo indeks, pengumuman saldo indeks FTSE dirilis pada hari Sabtu. Dimana BREN, saham IHSG terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, berhasil masuk dalam FTSE Global Equity Index kuartal hingga Juni 2024.

Berdasarkan pengumuman resmi FTSE Russell, masuknya BREN ke dalam indeks bergengsi ini akan berlaku mulai 24 Juni 2024. BREN termasuk dalam indeks FTSE Large Cap.

Sebelumnya, TPIA juga mencatatkan penyesuaian dan efektif masuk dalam indeks MSCI pada 1 Juni. Pasca pengumuman acara tersebut, saham TPIA mencatatkan kenaikan harga yang cukup signifikan.

“Dengan kondisi tersebut, BREN bisa saja melakukan pergerakan serupa dan berdampak pada penguatan IHSG, karena BREN saat ini merupakan saham nomor satu IHSG,” kata Dimas.

 

Sementara itu, sentimen PCE sentral AS bulan April akan dirilis oleh Federal Reserve AS pada hari Jumat, data ekonomi tersebut dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan suku bunga yaitu PCE inti AS bulan April. Indeks belanja pribadi inti diperkirakan meningkat 0,3 persen pada bulan April, atau hampir sama dengan pertumbuhan bulan lalu.

PCE Inti mengukur persentase perubahan harga barang dan jasa tidak termasuk makanan dan energi dan memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi ekonomi dan inflasi di Amerika Serikat. Oleh karena itu, indeks ini menjadi acuan dalam menentukan keputusan suku bunga Federal Reserve.

Berdasarkan data dan sentimen perekonomian, PT Indo Premier Sekuritas telah merilis saham yang menarik untuk diwaspadai minggu ini hingga 31 Mei 2024: Beli BREN (Support: 10800 dan Resistance: 12400) Ada sentimen mengenai pengumumannya pada minggu ini. Masuknya penerbit ini akan masuk dalam indeks FTSE pada Juni mendatang. Penutupan level ATH dikaitkan dengan sentimen ini. Pullback pembelian di NCKL (support: 990 dan resistance: 1210) Penerbit ini membentuk pola kontrak swing dan tembusnya resistance di level 1010 disertai dengan peningkatan volume. Selain itu, aksi korporasi emiten berupa pembelian kembali saham juga akan diumumkan dalam rapat umum biasa pada 27 Juni mendatang. Beli CLEO (Support: 1155 dan Resistance: 1500) Peningkatan ini disebabkan oleh pertumbuhan laba bersih sebesar 96% dari tahun ke tahun pada kuartal pertama tahun 2024. Emiten keluar dari merger dan meningkatkan volume dan ditutup pada level ATH. .

 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan terakhir tanggal 20-22 Mei 2024 turun signifikan hingga ditutup pada level 7222 atau 1,4% dalam sepekan. IHSG saat ini sedang menguji support MA20 harian di level 7157, tegas Dimas.

Jika IHSG gagal bertahan, IHSG bisa saja anjlok ke level 6800-7000 dalam jangka pendek. Jika melihat aliran dana asing, saham-saham saat ini mencatatkan pergerakan yang stabil. IHSG mungkin akan mengurangi dukungan terhadap 7.000 bank besar. Dimas menjelaskan, IHSG dan “akan terus melakukan koreksi ke level 6.500-6.600 dalam jangka menengah.”

Dia menjelaskan pelemahan IHSG pada pekan lalu disebabkan karena 2 emiten yang paling merugi, yakni IDX Financials dan IDX Consumers, bersifat cyclical. Dimas menjelaskan, sektor Keuangan BEI melemah 3,1% pada pekan lalu. Melemahnya bank-bank emiten besar pada minggu lalu membebani sektor keuangan indeks. Pelemahan saham-saham bank besar bersumber dari dana asing yang tercatat secara konsisten sepanjang tahun ini.

Selain itu, siklus pengguna BEI mengalami penurunan sebesar 2,7% dalam sepekan terakhir. Penurunan ini disebabkan penerbit ritel memperkirakan penjualan akan menurun di bulan Mei karena rendahnya daya beli. Perlu diketahui, statistik penjualan ritel meningkat pada bulan April, namun pertumbuhan tersebut disebabkan oleh tidak adanya libur Ramadhan dan Idul Adha pada bulan April dan Juni.

Sementara itu, ada 2 sektor yang sangat menguntungkan yang menghalangi momentum lemah IHSG, yakni IDX Energy dan IDX Consumer Non-Cyclical. IDX Energy pekan lalu menguat 2,45%, dipimpin oleh lonjakan saham DSSA sebesar 37% pada pekan lalu setelah emiten yang tergabung dalam Synarmas Group ini mengumumkan pemecahan saham (stock split).

Sementara itu, Konsumen BEI menguat non-volatile sebesar 0,9% selama sepekan terakhir, dengan saham UNVR menguat 13% selama sepekan terakhir. Kenaikan UNVR disusul dana asing yang mulai mengalir ke saham mulai 25 April.

 

 

IHSG pada pekan lalu ditutup melemah karena berbagai sentimen yang mempengaruhinya. Mengingat risalah RDG, FOMC dan kecelakaan serta kematian presiden Iran, Dimas Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada level yang sama (6,25%) pada Rabu lalu. Kenaikan suku bunga telah dilakukan pada pertemuan RDG terakhir pada bulan April.

Dimas mengatakan, keputusan ini sejalan dengan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupee, menjaga inflasi tetap terkendali pada sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen dan minus 1 persen pada tahun 2024, serta efektif dalam mendukung modal asing.

Menambah suasana risalah FOMC, pejabat Fed merilis risalah pertemuan Kamis lalu dan menyatakan keraguan bahwa Fed akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Pasalnya, inflasi di Amerika Serikat masih belum sepenuhnya terkendali, padahal indikator belanja konsumen menunjukkan hasil yang baik.

Target yang ditetapkan oleh Federal Reserve adalah 2% pada tahun 2024. Meskipun angka inflasi baru-baru ini menunjukkan peningkatan yang positif, namun tampaknya angka tersebut belum berada pada jalur yang tepat untuk mendekati target 2 persen. Akibatnya, indeks saham global berada di bawah tekanan pasca rilis data, sementara pasar mendapat sentimen positif dari laporan pendapatan NVIDIA Q1 2024 yang menunjukkan kenaikan lebih tinggi dari konsensus.

Namun, pelaku pasar tampaknya lebih memperhatikan risalah FOMC yang membahas kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, kata Dimas.

Sementara itu, terkait kejadian dan tewasnya presiden Iran, pada pekan lalu, presiden Iran, Ebrahim C., menabrakkan helikopter yang ia gunakan, dan tak lama setelah itu, pihak berwenang setempat mengumumkan bahwa helikopter tersebut ditemukan dan tidak dapat diselamatkan. .

Dimas menegaskan, hal ini membuat harga minyak mentah WTI melampaui level resistance psikologis $80,1 per barel.

Ditambahkannya, Kenaikan komoditas energi menyebabkan emiten di sektor energi mengalami kenaikan harga, dan BEI Energy mendukung indeks tersebut pada perdagangan pekan lalu.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *