Fri. Sep 20th, 2024

Adhi Karya Catat Laba Rp 214 Miliar, Tumbuh 163% pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mencatatkan kinerja keuangan positif pada tahun 2023 yang dibuktikan dengan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih.

Mengutip laporan keuangan yang masuk ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (3/8/2024), PT Adhi Karya Tbk membukukan omset sebesar Rp 20,07 triliun pada tahun 2023. Pendapatan tumbuh sebesar 48,15 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 13,54 triliun.

Perusahaan menyebutkan sekitar 20 persen pendapatan disumbang oleh proyek LRT Jabodebek dan sekitar 10 persen dari proyek Tol Sigli-Banda Aceh.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, PT Adhi Karya Tbk mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp214,01 miliar pada tahun 2023. Laba tersebut meningkat 163,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp81,24 miliar.

Harga pendapatannya meningkat 51 persen menjadi Rp 17,7 triliun pada tahun 2023 dari Rp 11,75 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Dengan demikian, laba kotor tercatat sebesar Rp2,32 triliun pada tahun 2023. Laba tersebut meningkat 29,31 persen dari tahun 2022 sebesar Rp1,79 triliun.

Sedangkan beban usaha meningkat 20,98 persen menjadi Rp878,80 miliar pada tahun 2023 dari Rp726,36 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba usaha Perseroan meningkat sebesar 34,9 persen menjadi Rp1,44 triliun pada tahun 2023. Pada tahun 2022, Perseroan memperoleh laba usaha sebesar Rp1,06 triliun.

Sejalan dengan kinerja tersebut, PT Adhi Karya Tbk mencatatkan laba per saham inti yang meningkat menjadi Rp 25,46 pada tahun 2023 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,59. Ekuitas perseroan naik 4,5 persen menjadi Rp9,21 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp8,82 triliun. Sedangkan liabilitas meningkat 0,4 persen menjadi Rp31,2 triliun pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.

 

Total aset meningkat menjadi Rp40,49 triliun pada tahun 2023 dari posisi tahun 2022 sebesar Rp39,98 triliun. Seiring dengan perbaikan kinerja tersebut, Adhi Karya dapat meningkatkan rasio EBITDA keuangan terhadap bunga dari 1,9x menjadi 2,2x pada tahun 2023. “Hal ini menandakan adanya peningkatan kemampuan ADHI dalam memenuhi kewajibannya,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Farid Budiyanto dalam keterbukaan informasi BEI.

Dari sisi arus kas, Adhi Karya mencatatkan arus kas operasi positif pada laporan audit tahun 2023. Pada tahun 2018-2023, Adhi Karya mencatatkan arus kas operasi positif.

“ADHI saat ini terus melakukan upaya penggalangan dana, berhati-hati dalam memilih setiap proyek, meningkatkan disiplin arus kas dan keunggulan operasional, serta menerapkan skema pembiayaan dan pembiayaan proyek yang tepat untuk mengoptimalkan kinerja ADHI tahun ini,” tulis Farid.

Adapun pada awal tahun 2024, hingga Januari 2024, ADHI memperoleh kontrak baru senilai Rp4 triliun atau meningkat 106% dibandingkan pembelian tahun lalu.

Perolehan kontrak baru pada Januari 2024 berasal dari pengerjaan proyek sumber daya air sebesar 79%, proyek konstruksi sebesar 16% dan sisanya dari sektor manufaktur, properti, jalan dan jembatan, sedangkan jika dibagi dengan sumber pendanaan sebesar 90% berasal dari pemerintah. . dan sisanya dari sektor swasta, dll. 

Sedangkan pada akhir tahun 2023, ADHI memperoleh kontrak baru senilai Rp37,4 triliun atau tumbuh 58% dibandingkan tahun lalu.

Pada sesi pertama perdagangan Jumat 8 Maret 2024, harga saham ADHI naik 5,48 persen menjadi Rp 308 per saham. Saham ADHI dibuka sekitar 20 poin di Rp 312 per saham. Harga saham ADHI berada pada level tertinggi Rp322 dan terendah Rp302 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 7.617 kali dengan volume perdagangan 1.226.315 lembar saham. Nilai transaksi Rp 38,4 miliar.

Sebelumnya diberitakan, Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) berhasil meraih kontrak baru senilai Rp 37,4 triliun pada tahun 2023. Angka tersebut meningkat 58% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto mengatakan, dari sisi sumber pendanaan, kontrak baru yang diterima Adhi Karya pada tahun lalu didominasi oleh proyek badan usaha milik negara (BUMN) atau perusahaan daerah (BUMD) dengan porsi 43,6%.

Selain itu, disusul proyek pemerintah sebesar 33,5%, proyek pinjaman sebesar 13,8%, dan swasta sebesar 9,1%.

Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, jalan dan jembatan memberikan kontribusi 41%, bangunan 22%, infrastruktur transportasi 16%, EPC 6% dan sisanya manufaktur dan lain-lain,” ujarnya saat dihubungi matthewgenovesesongstudies.com ditulis Selasa Selasa ( 01/09/2024).

Dijelaskannya, ada beberapa kontrak baru yang diterima Adhi Karya pada periode Desember 2023, di antaranya infrastruktur Tol Serang – Panimbang Seksi III di Provinsi Banten.

Kemudian pemasangan gedung data center Bank Indonesia Karawang, pembangunan jalan tol IKN seksi 3A-2 ruas Karangjoang – Kariangau, rumah sakit IKN dan jaringan pipa pengelolaan limbah kawasan IKN, serta pembangunan Mandaya Royal. Rumah Sakit Jakarta melalui anak perusahaan.

Sementara memasuki tahun 2024, Adhi Karya sedang mempertimbangkan beberapa proyek besar. Diantaranya adalah pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, pembangunan gedung serta pengerjaan lebih lanjut struktur perkeretaapian. Perusahaan juga sedang mempersiapkan strategi pelaksanaan proyek-proyek tersebut.

“ADHI akan memperkuat pasar infrastruktur dan konstruksi yang merupakan kompetensi intinya, serta memperluas portofolio pangsa pasar baru, khususnya proyek ramah lingkungan,” ujarnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *