Sun. Sep 8th, 2024

Akankah Masa Kejayaan Tesla Berakhir?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Pada kuartal terakhir, Tesla mengumumkan kerugian penjualan tahunan pertamanya sejak awal pandemi, yang jauh lebih buruk dari perkiraan sebelumnya. Perusahaan menyalahkan sejumlah faktor, termasuk lesunya perekonomian di Tiongkok, kebakaran pabrik di Jerman, dan kesulitan pasokan akibat meningkatnya kerusuhan di Timur Tengah. Namun, seperti dilansir CNN, Jumat (12/4/2024), tidak semua permasalahan Tesla bisa disebabkan oleh faktor eksternal.

Beberapa dari masalah ini tidak dapat dihindari. Misalnya, persaingan dari pesaing baru telah memasuki pasar, dan pada titik tertentu mereka akan mulai mengambil penjualan dari Tesla. Penampilan Elon Musk

Namun, kurangnya inovasi produk baru Tesla yang dapat mempertahankan minat konsumen menjadi hal yang menonjol. CEO-nya, Elon Musk, juga merupakan sosok yang kontroversial, dan beberapa orang enggan mengaitkannya dengan merek Tesla, meskipun produknya tetap menarik.

Selain itu, pasar mobil listrik secara keseluruhan di Amerika juga mengalami stagnasi dalam beberapa bulan terakhir. Pertumbuhan penjualan mobil listrik telah melambat selama beberapa waktu, namun dalam dua kuartal terakhir belum meningkat secara signifikan, menurut perkiraan dari Cox Automotive.

Namun jika ditelisik lebih dekat, kurangnya minat terhadap mobil listrik mungkin disebabkan oleh kurangnya minat terhadap Tesla. Beberapa produsen mobil seperti Audi, BMW, Mercedes dan Rivian mengalami pertumbuhan penjualan kendaraan listrik lebih dari 50 persen pada tahun lalu. Ford mengatakan penjualan mobil listriknya telah tumbuh sebesar 86%.

Menurut analis Cox Automotive Stephanie Valdez Street, “kebanyakan penurunan penjualan mobil listrik saat ini disebabkan oleh perlambatan Tesla.”

Harga saham Tesla telah turun hampir sepertiganya pada tahun 2024 karena penjualan dan pendapatan yang mengecewakan. Saham tersebut merupakan saham dengan kinerja terburuk di S&P 500 tahun ini. Penjualan Tesla tumbuh 38% tahun lalu dibandingkan tahun 2022, tetapi investor memperkirakan lebih banyak. Namun, tidak ada pertumbuhan penjualan pada tahun 2024. Sebaliknya, penjualan global Tesla pada kuartal pertama turun lebih dari 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menandai pertama kalinya penjualan menurun dalam lebih dari setahun. Pandemi Covid-19.

Namun Tesla bukan satu-satunya yang terkena dampak lambatnya minat terhadap mobil listrik. Di Amerika Serikat, Tesla masih mendominasi penjualan mobil listrik, meski pangsa tersebut turun dari sekitar 80% pada tahun 2019 menjadi sekitar 56% pada tahun 2023. Seiring berkurangnya minat terhadap Tesla, hal ini mungkin mengindikasikan kurangnya minat terhadap mobil listrik secara umum.

Menurut survei terbaru yang dilakukan Cox Automotive, penjualan kendaraan listrik di Amerika Serikat akan meningkat hampir 15% antara tahun 2023 dan kuartal pertama tahun 2024. Namun, kecuali Tesla, penjualan mobil listrik lainnya meningkat sebesar 33%.

Faktor lain yang mempengaruhi penjualan Tesla adalah usia jangkauan kendaraan. Model papan atas seperti Model 3 dan Model Y masing-masing berusia tujuh dan lima tahun. Sementara itu, pesaing seperti Ford, Audi dan Hyundai telah memperkenalkan mobil listrik baru dan kompetitif ke pasar.

Selain itu, sikap kontroversial CEO Tesla Elon Musk juga bisa menjadi masalah bagi perusahaan. Pernyataan publiknya yang kontroversial, termasuk retorika rasis dan anti-Semit, merusak reputasi Tesla dan mempengaruhi pertimbangan pembelian konsumen.

Jadi, meskipun Tesla tetap menjadi pemain dominan di industri mobil listrik, perusahaan tersebut menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan posisinya di pasar. Dengan semakin berkurangnya persaingan, Tesla harus menemukan cara untuk memperbarui lini produknya, meningkatkan citra mereknya, dan memperkuat kepercayaan konsumen agar tetap kompetitif dalam industri yang terus berkembang ini.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *