Mon. Sep 16th, 2024

Akhir Hayat Bermartabat, Ketika Lansia Wafat Tanpa Sakit Terlebih Dahulu

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Mengakhiri hidup secara bermartabat menjadi tujuan utama pemerintah untuk memastikan lansia tetap sehat hingga meninggal dunia.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Kesehatan Usia Reproduksi dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Nida Rohmawati.

“Tujuan utama kita adalah mengakhiri hidup dengan bermartabat. Jangan khawatir sakit, semua orang suka jalan-jalan, lakukan hal-hal santai, tiba-tiba besok pagi dia dipanggil oleh Yang Maha Kuasa. . hidup dan bermartabat,” kata Nida pada acara Media and Exhibition Update Show di Jakarta Selatan, Kamis, 11 Juli 2024.

Akhir hidup yang bermartabat juga mencakup situasi ketika lansia sakit namun dirawat dengan baik, termasuk akses terhadap perawatan paliatif hingga akhir hayatnya.

Mereka juga mengatakan bahwa penuaan adalah anugerah. Pasalnya, tidak semua orang bisa mencapai tahap ini. Seiring bertambahnya usia, banyak perubahan yang terjadi, baik secara fisik maupun mental.

Seseorang dianggap telah mencapai usia tua pada usia 60 tahun. Di seluruh dunia, populasi dunia sedang menghadapi tren penuaan, dimana jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti : Menurunnya angka kelahiran sehingga mengurangi jumlah penduduk muda. Meningkatkan pelayanan kesehatan termasuk akses terhadap pusat kesehatan (faskes), obat-obatan, teknologi kedokteran, dan pendidikan sebagai upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan. 

Di Indonesia, total persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 11,75 persen pada tahun 2023, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 10,48 persen. Artinya, 1 dari 10 orang di Indonesia merupakan lansia.

Mereka mengalami berbagai perubahan jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari. Perubahan yang biasa terjadi adalah penurunan kondisi fisik, penurunan aktivitas dan aktivitas yang pada akhirnya menimbulkan perubahan psikis dan mental. 

Jumlah penduduk yang besar ini tentunya menjadi perhatian pemerintah, serta fokus pada penerapan kebijakan, peraturan, dan undang-undang yang membantu meningkatkan taraf hidup para lansia.

Nida menjelaskan, Pemerintah dan Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 6 Tahun 2024 mengatur tentang tingkat pelayanan minimal di bidang kesehatan bagi lansia yang meliputi: Pendidikan kebiasaan bersih dan hidup sehat. Pengukuran risiko seperti pengukuran tekanan darah, pengukuran darah. gula dan lokasi lainnya akan menindaklanjuti hasil tes dengan pemeriksaan lebih lanjut atau rujukan atau memberikan pendidikan kesehatan yang sesuai. 

“Dalam menjaga kesehatan, penting bagi lansia untuk juga menjaga pola hidup, dalam hal ini sering dan teratur berolahraga,” saran Nida.

Salah satu kondisi kesehatan yang prevalensinya tinggi pada lansia adalah osteoporosis yang lebih sering terjadi pada wanita.

Statistik Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa prevalensi osteoporosis di Indonesia sebesar 23 persen pada wanita berusia 50 hingga 80 tahun dan meningkat lebih dari dua kali lipat, yaitu 53 persen pada wanita berusia 80 tahun ke atas.

“Kesehatan tulang merupakan modal penting terutama bagi lansia. Kami di Perwatusi mempunyai visi di Indonesia untuk melawan osteoporosis. Bagi lansia, kami telah merancang program olahraga yang dapat dengan mudah dilakukan oleh lansia di rumah,” ungkapnya Ketua Umum Persatuan Ortopedi Kesehatan Indonesia (Perwatusi), Anita Hutagalung, di acara yang sama.

Banyaknya jumlah penduduk lanjut usia telah menciptakan segmen tersendiri dalam hal akses terhadap layanan kesehatan, gizi, olah raga, serta berbagai produk dan layanan yang membantu meningkatkan kualitas hidup lansia. Ini adalah latar belakang pertunjukan Top.

“Sebagai kegiatan pameran yang menghadirkan produk dan layanan khusus untuk kesehatan dan kebugaran lansia, Senior Exhibition dirancang sebagai wadah bagi industri untuk mempresentasikan produk dan layanannya, berinteraksi dengan pembeli dan konsumen, lansia, keluarga serta pengasuh,” kata Direktur PT Media Artha Sentosa, Teddy Halim, selaku penyelenggara High Show.

“Kesempatan bertemu konsumen secara langsung juga penting bagi industri untuk mendapatkan feedback langsung terhadap produk dan layanannya dari konsumen,” tambahnya.

Berbagai kegiatan juga akan digelar selama High Expo yang dapat diikuti pengunjung, seperti pemeriksaan kesehatan, yoga kelompok, senam osteoporosis, mencoba berbagai produk rehabilitasi medis dan lain-lain.

Kinerja tinggi dirancang untuk memberi manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan.

“Pada acara ini, kami meluncurkan dua hal baru dalam Top Expo, yakni Expo Disabilitas dan Rehabilitasi yang menghadirkan produk dan layanan kepada penyandang disabilitas. Dan gerakan #kerentousecane yang bertujuan untuk mengajak para lansia agar tidak ragu atau malu jika menggunakan alat tersebut. tongkat.”

“Semua kegiatan dan program ini kami dedikasikan untuk kualitas hidup yang lebih baik, bagi para lansia, penyandang disabilitas, dan pasien dengan mobilitas terbatas.” lanjut Teddy Halim.

Acara ini akan diselenggarakan pada 21 – 23 November 2024 di Jakarta International Expo, Kemayoran.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *