Sat. Sep 21st, 2024

Alasan Lo Kheng Hong Tambah Kepemilikan Saham ABMM

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Investor bernama Warren Buffett, warga negara Indonesia, Lu Keng Hong kini memegang 5,15% saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) setelah menambah kepemilikannya di ABMM pada awal Agustus 2024.

Lu Keng Hong mengatakan dia telah meningkatkan kepemilikannya di ABMM karena kinerja keuangannya. Ia memperkirakan pendapatan ABM Investama lebih besar dibandingkan PT Barito Renewable Energy Tbk (BREN) yang memiliki kapitalisasi pasar Rp 1,080 triliun.

“Saya lebih banyak membeli saham ABMM karena pendapatan ABMM lebih besar dari BREN yang kapitalisasi pasarnya Rp 1,080 triliun. Laba ABMM Q1 2024 Rp 802 miliar. Laba BREN Q1 2024 Rp 457 miliar. Nilai pasar ABMM hanya $ 2 triliun . “Dia dihubungi matthewgenovesesongstudies.com pada Jumat (8/8/2024).

Lu Keng Hong memegang 141.171.100 atau 5,13% saham ABBM per 1 Agustus 2024, demikian pengumuman pemegang saham KSEI pada Selasa, 6 Agustus 2024. Kepemilikan saham ABMM bertambah pada 2 Agustus 2024. Tuan Lor Kheng Hong memegang 141.675.500 saham atau 5,15%. Jadi ada tambahan sekitar 504.500 saham ABMM. Namun harga pembelian saham ABMM belum bisa dipastikan.

Berdasarkan data RTI per 31 Juli 2024, pemegang saham ABBM antara lain PT Tiara Marga Trakindo sebesar 53,55%, Valle Verde Pte Ltd sebesar 25,51%, dan Lo Kheng Hong sebesar 5,12%. Selain itu, Rahmat Mulyana Hamami memiliki 0,22% saham ABBM, Ahmed Ananda Dejajanagra 0,04%, Mivida Hamami 0,004%. Dengan demikian, masyarakat buta huruf sebanyak 15,52 persen.

Pada perdagangan Selasa 6 Agustus 2024 pukul 15.09 WIB, harga saham ABMM menguat 1,37% ke Rp 3.700 per saham. Saham ABMM dibuka datar di Rp 3.650 per saham.

Saham ABMM memiliki harga tertinggi Rp 3.730 dan terendah Rp 3.600 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.210 kali dengan 34.507 lembar saham diperdagangkan. Nilai operasional harian saham tersebut adalah 0,6 12,6 miliar. Secara year-to-day (ytd), harga saham ABMM menguat 8,82%.

 

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) melaporkan hasil keuangan sepanjang tahun 2023. Perusahaan mencatatkan pertumbuhan pendapatan, namun pendapatannya menurun pada tahun 2023.

PT ABM Investama Tbk mengumumkan pendapatan sebesar $1,49 miliar pada tahun 2023, mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (1/4/2024). Pendapatan perseroan naik 3,28% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. $1,44 miliar.

Pengeluaran pendapatan meningkat 19,19 persen menjadi $1,1 miliar pada tahun 2023. Pada tahun 2022, pengeluaran pendapatan tercatat sebesar $923,62 juta. Perusahaan juga mencatat total labanya turun 24,88% dari $521,90 juta pada tahun 2022 menjadi $392,04 juta pada tahun 2023.

SG&A akan meningkat menjadi $110,37 juta pada tahun 2023 dari $105,06 juta pada tahun 2022. Pendapatan lain-lain meningkat menjadi $47,75 juta pada tahun 2023 dari $15,28 juta pada tahun 2022. Perusahaan mencatat laba operasional sebesar $305,62 juta pada tahun 2023. Laba operasional turun 22,76 persen YoY menjadi $395,73 juta.

Laba tahun berjalan PT ABM Investama Tbk yang diatribusikan kepada pemilik unit induk meningkat 7,07% menjadi $289 juta pada tahun 2023, dibandingkan $269,90 juta pada tahun 2022. Namun total laba perseroan turun 7,68% menjadi $315,62 juta pada tahun 2023 dari $341,90 juta pada tahun 2022. Dengan demikian, laba per saham dasar meningkat menjadi $0,10497 pada tahun 2023 dari tahun 2022 sebesar $0,09804.

Saham perusahaan naik 22,89% menjadi $758,92 juta pada tahun 2023 dari $617,52 juta pada tahun 2022. Janji meningkat 2,39% menjadi $1,39 miliar pada tahun 2023 dari $1,36 miliar pada tahun 2022. Aset perusahaan akan tumbuh 8,9% menjadi $1,15 miliar pada tahun 2023. Kas dan setara kas perseroan akan turun menjadi $188,57 juta pada tahun 2023.

 

PT ABM Investama Tbk (ABMM) dan anak usahanya PT Cipta Kridatama (CK) dikabarkan kembali menandatangani perjanjian kredit kerangka (PK) dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dengan nilai Rp 1,6 triliun .

Dengan menggunakan fasilitas ini selama lima tahun, Grup ABM akan menggunakannya untuk membiayai belanja modal (capex) pada tahun 2024.

Selain penandatanganan PK, emiten yang fokus pada kegiatan energi, juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) tentang pembentukan Environmental, Social and Governance Framework (ESG) dan potensi pembiayaan berbasis ramah lingkungan (green-based financing). Pinjaman (SL).

Bank Mandiri melihat upaya Grup ABM dalam menurunkan emisi aktivitas operasi sejalan dengan rencana pemerintah dalam pembangunan ekonomi rendah karbon. Bentuk dukungan yang diberikan Bank Mandiri adalah perancangan pembiayaan, konsultasi dan rencana investasi melalui pembiayaan berbasis ESG dan pembiayaan SLL.

Penandatanganan PK dan MoU dilakukan oleh Direktur Utama ABM Investama Ahmed Ananda Jejangara bersama Senior Vice President Bank Mandiri Helmy Afrisa Nugroho. Aksi tersebut terjadi di Jakarta pada Jumat (22/12/2023).

 

Usai penandatanganan, Andy menyampaikan bahwa ABM Group dan Bank Mandiri telah menetapkan tujuan untuk membangun bisnis berkelanjutan dengan fokus ESG.

Andi Djajanegara, CEO PT ABM Investama Tbk, mengatakan dalam keterangan resmi: “ABM Group dan Bank Mandiri telah menyepakati tujuan membangun bisnis berkelanjutan berperspektif ESG.”

Sebagai bank grosir terbesar di Indonesia dan pemimpin pasar ESG di Indonesia, Bank Mandiri berambisi untuk berperan aktif dalam mendukung pencapaian tujuan keberlanjutan nasional dengan visi menjadi juara berkelanjutan bagi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyaluran portofolio berkelanjutan yang mencapai sekitar 25% dari total pinjaman perbankan pada September 2023.

Dengan portofolio ramah lingkungan sebesar Rp 122 triliun, bank milik negara ini merupakan pemimpin pasar dalam membiayai lebih dari 30 persen proyek ramah lingkungan di Indonesia.

“Kami meyakini peran lembaga keuangan sangat penting dalam mendorong dan mempercepat transformasi nasabah menuju praktik bisnis yang lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, kami sangat mendukung Grup ABM di masa depan. Khususnya terkait perencanaan keuangan, konsultasi dan investasi melalui ESG dan Pembiayaan berbasis SLL,” ujar Heliri Afrisa, Senior Vice President Mandiri Banking.

Selain itu, Sustainable Lending (SLL) merupakan instrumen keuangan yang disediakan oleh bank keuangan yang mendorong debitur mencapai tujuan kinerja berkelanjutan yang telah ditentukan.

Untuk itu Bank Mandiri dan ABM Investama akan bersinergi dan berkomitmen penuh agar SLL dan green financing sejenis lainnya dapat segera dilaksanakan antara kedua pihak.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *