Fri. Sep 20th, 2024

Amsterdam Ingin Lepas dari Kesan Kota Vulgar, Turis Diminta Isi Kuis Pra-kedatangan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Amsterdam berusaha menghilangkan kesan kota vulgar dengan kawasan prostitusi yang dilegalkan. Saat ini, wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut diketahui hanya tertarik pada kawasan lampu merah, tempat prostitusi legal di Belanda.

Dalam kampanye terbarunya, kota ini mencoba pendekatan yang lebih halus. Melansir Euronews pada Senin, 9 April 2024, melalui program bertajuk “Renew Your View”, Amsterdam berharap dapat menarik wisatawan dengan berbagai tujuan kunjungan.

Menurut pejabat setempat, mereka ingin mendorong wisatawan untuk melihat kota dari sudut pandang lokal, tanpa menjelaskan perspektif apa yang ditawarkannya. Alih-alih mencari hiburan yang menegangkan dan vulgar, kampanye ini mempromosikan bagian kota yang bebas dari perilaku transgresif dan pesta bujangan yang bising.

Ibu kota Belanda ini juga telah meluncurkan kuis pra-perjalanan bagi pengunjung, termasuk pertanyaan tentang narkoba, dalam upaya untuk menyurutkan semangat wisatawan yang hanya ingin bersenang-senang. Amsterdam telah meluncurkan situs web di mana orang yang merencanakan liburan di kota tersebut dapat mengikuti kuis tentang tujuan kunjungan mereka.

Aturan ini, yang dikenal dengan Amsterdam Rules, dimaksudkan untuk membuat pengunjung memikirkan kembali rencana aktivitas mereka di kota. Jika Anda setuju dengan suatu jawaban, seperti tur berpemandu untuk pekerja seks atau penjelajahan pub, situs tersebut akan menjawab bahwa aktivitas tersebut saat ini dilarang dan kota tersebut bukanlah tujuan yang baik untuk Anda.

Pertanyaan berikutnya adalah: “Produk selebriti apa yang ingin Anda coba?” dan menawarkan pilihan stroopwafel, poffertjes (pancake mini), tulip, molly (bahasa gaul untuk ekstasi) dan kokain.

Jika Anda memilih salah satu dari dua pilihan terakhir, Anda akan melihat pesan “Membeli obat di PKL adalah ilegal, PKL menjual obat palsu yang berbahaya bagi kesehatan Anda. Membeli narkoba di jalan dapat mengakibatkan denda finansial.”

Namun, jika jawabannya menunjukkan bahwa objek wisata tersebut sesuai dengan peraturan kota, Anda akan diarahkan ke portal resmi pariwisata Iamsterdam. Menggambarkan kota ini sebagai tempat “ide, inisiatif, dan inspirasi”, kampanye “Renew Your View” Amsterdam akan berlangsung hingga akhir tahun 2025.

Pernyataan tersebut menyoroti keragaman masyarakat dan perspektif kota ini: “Amsterdam memungkinkan Anda melihat… bagaimana Anda bisa menjadi diri sendiri sambil memberikan ruang kepada orang lain.”

Sebelumnya, pada Maret 2024, kampanye ‘Stand Out’ Amsterdam menyasar generasi muda Inggris. Kota ini melanjutkan kampanye ini hingga tahun 2024 dan memperluasnya ke pria berusia 18 hingga 35 tahun dari negara-negara Uni Eropa dan Belanda.

Sejak diluncurkan, kampanye ini mendapat pujian karena berupaya mengekang perilaku “gangguan” di pusat kota. Termasuk larangan merokok ganja, serta penutupan dini restoran dan penjual makanan di kawasan lampu merah.

Laporan ini memperingatkan bahwa kekacauan akhir pekan di kota tersebut dapat mengakibatkan sanksi finansial dan catatan kriminal. Sejauh ini, peraturan tersebut tidak secara signifikan mengecilkan hati wisatawan, namun telah mengubah citra kota dan meningkatkan kesadaran wisatawan terhadap peraturan tersebut, Walikota Femke Halsema mengatakan kepada dewan kota.

Sebelumnya, mengutip laporan saluran Global Kuncip6.com pada 21 Oktober 2023, pelacur komersial di Amsterdam memprotes rencana pemindahan distrik lampu merah ke luar kota. Mereka protes karena yakin tempat mereka saat ini mampu mendukung perjuangan mereka.

Puluhan ribu orang yang mengenakan masker untuk melindungi identitas mereka berbaris di jalan menuju Balai Kota, meneriakkan: “Jika pelacur tidak bersalah, mengapa kami dihukum?”

Walikota Amsterdam Femke Halsema ingin mencabut izin kawasan lampu merah dan memindahkannya ke luar kota. Tujuannya adalah untuk menghilangkan citra Amsterdam sebagai “kota dosa” sekaligus mengurangi masalah kejahatan di wilayah tersebut, menurut The Guardian.

Mereka mendapat tentangan dari warga sekitar dan para pelacur yang yakin mereka akan menjadi korban. Halsema telah lama menentang distrik lampu merah berusia berabad-abad yang dikenal sebagai De Wallen, tempat para pelacur berdiri di depan jendela dan menunggu pelanggan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *