Fri. Sep 20th, 2024

Anak Jadi Pelaku Bullying? Psikolog: Orangtua Perlu Evaluasi Pengasuhan

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Perbincangan mengenai bullying kembali hangat pasca kejadian yang terjadi di sebuah sekolah di Kabupaten Serpong, Provinsi Tangsel. Berbicara mengenai bullying, psikolog klinis Annisa Mega Radiani mengingatkan para orang tua untuk melakukan parenting assesment jika anaknya adalah pelakunya. 

“Sangat perlu dilakukan evaluasi bagaimana komunikasi dengan anak dibina atau dinilai,” kata Annisa.

Karena ketika orang tua tidak mengetahui anaknya melakukan kekerasan seperti bullying, berarti tidak ada komunikasi yang baik, kata Anisa yang mengutip Antara.

Jika komunikasi berjalan dengan baik maka penyebab anak menjadi pelaku bullying adalah karena orang tua dapat meningkatkan pola asuh dan gaya komunikasinya dengan anak.

Menurut Annisa, proses membimbing dan membantu anak juga bisa melibatkan bantuan profesional jika diperlukan.

 “Jika hubungan orang tua dan anak kurang baik, ada baiknya ada pihak ketiga yang membantu memediasi atau memberikan bantuan, seperti psikolog atau konselor sekolah,” ujarnya.

Para orang tua juga dihimbau untuk meminta anak-anaknya yang melakukan tindakan bullying agar bertanggung jawab dan menghadapi akibat dari perbuatannya.

Selain itu, menurut Annisa, orang tua juga harus bertanggung jawab atas terorisme yang dilakukan anaknya, selama anak tetap berada dalam tanggung jawab dan perlindungannya.

“Penting bagi orang tua untuk mengakui bahwa apa yang dilakukan anaknya adalah salah, dan anak atau dirinya sendirilah yang harus bertanggung jawab,” ujarnya.

Oleh karena itu Anisa menekankan pentingnya mendidik dan membimbing anak dengan baik agar bullying tidak menjadi kebiasaan. Jika tidak dicentang, atribut ini akan tetap ada seiring waktu.

“Karena kecenderungan melakukan bullying tidak hanya terjadi pada usia anak saja, kalau tidak dihukum atas perbuatannya, dia merasa bisa melakukannya lagi,” kata Annisa.

Anak pelaku bullying juga memerlukan rehabilitasi mental. Oleh karena itu, mereka yang pernah melakukan bullying sebaiknya mendapatkan terapi perilaku, seperti disampaikan psikolog klinis Efni Indriani.

“Anak-anak pelaku bullying harus mendapat pertolongan khusus dan tidak hanya menerima akibat hukumannya, tapi juga terapi perilaku,” kata Efni dalam rangkuman yang diperoleh Health matthewgenovesesongstudies.com pada l-Rabu, Februari 21 Agustus 2024. dalam pesan tersebut.

Sebab, kerusakan otak juga cenderung (menimbulkan) pelaku perundungan, kata Efni seraya menjelaskan pentingnya terapi perilaku bagi anak pelaku perundungan. 

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Maranatha Bandung ini mengingatkan para orang tua yang anaknya menjadi korban perundungan atau perundungan agar menemui psikolog atau psikiater yang bisa membantu kerusakan otak anaknya agar tidak menjadi lebih buruk.

“Cara membantu adalah dengan bekerja sama dengan tenaga profesional untuk memberikan rehabilitasi mental agar kerusakan otak tidak semakin parah,” kata Efni.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *