Fri. Sep 20th, 2024

Anggaran Bagikan Rice Cooker Rp182 miliar, Ekonom Bilang Begini

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Pemerintah akan mendistribusikan rice cooker atau peralatan masak elektronik (AML) kepada 137.000 keluarga. Anggaran yang direncanakan sebesar Rp 182 miliar.

Hal itu diungkapkan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P Hutajulu saat ditemui di Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Rabu (31/7/2024).

Menanggapi hal tersebut, pengamat ekonomi dari Lembaga Aksi Strategis dan Ekonomi Indonesia Ronny P Sasmita menilai program AML merugikan anggaran.

Sebaliknya, patut diduga bahwa pembelian rice cooker gratis ini ada di satu sisi, atau bisa jadi merupakan ajang promosi merek lain, kata Rony kepada matthewgenovesesongstudies.com, Jumat (2) / 8/2024).

Untuk saat ini, Ronnie mengatakan tidak ada salahnya memberikan rice cooker gratis, apalagi jika hal tersebut sejalan dengan tujuan penurunan emisi LPG.

“Jelas gagasan itu tidak tepat. Hasilnya hanya sekedar penggantian penanak nasi lama dengan yang baru di sisi penerima,” ujarnya.

Saat ini yang menjadi perhatian utama adalah anggaran yang diberikan akan digunakan oleh kelompok kepentingan yang merupakan simbol dari rice cooker yang dibagikan oleh perusahaan yang menjualnya.

“Mereka mendapatkan pasar dari layanan pemerintah dan mereka mendapatkan alat untuk mengidentifikasi merek mereka melalui uang pemerintah,” katanya.

Menurutnya, hal ini merupakan salah satu risiko yang diambil oleh pemerintah. Akan ada kelompok kepentingan tertentu yang diuntungkan dan ada kelompok kepentingan lain yang dirugikan, misalnya spesies tertentu.

Sebelumnya, pemerintah juga berencana membagikan rice cooker atau peralatan listrik (AML) secara gratis pada tahun ini. Ini adalah program yang dimulai tahun lalu dan akan dilanjutkan tahun ini.

Rencananya adalah untuk mendistribusikan 137.000 rice cooker kepada keluarga. Anggaran yang direncanakan sebesar Rp 182 miliar.

Direktur Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Pertambangan (ESDM) Jisman P Hutajulu menjelaskan, Direktur Ketenagalistrikan Kementerian ESDM telah mendapat persetujuan anggaran Kementerian Keuangan untuk rencana menanak nasi tersebut.

“Kita harapkan tidak bertahan lama untuk 137.000 [keluarga], kalau tidak salah Rp 182 miliar terus di tahun ini dan datanya sudah mulai disiapkan,” kata Jisman seperti dikutip, Kamis (1/8). . /2024).

Kami ingin pendataan penerima Rice Cooker berakhir pada Oktober 2024.

Program pembagian Rice Cooker gratis ini merupakan kelanjutan dari program serupa yang dilakukan pada tahun 2023, yang diharapkan dapat disalurkan kepada 500.000 keluarga. Namun tahun lalu, proyek distribusi tersebut tidak mencapai target dan hanya didistribusikan kepada 362.000 keluarga.

“Jadi begini, tahun lalu 500 ribu, jadi yang bisa kita identifikasi 362 ribu, jadi 130,” ujarnya.

 

Ia menambahkan, program Rice Cooker gratis ini memiliki banyak manfaat, antara lain kemampuan menurunkan emisi ke keadaan yang lebih bersih, mengoptimalkan penggunaan listrik dan yang terpenting mengurangi emisi Liquefied Petroleum Gas (LPG).

Jadi ada tiga, bersih, peningkatan listrik, dan penurunan impor. Ini yang kami sampaikan kepada Kementerian Keuangan, sebagai dasar sukses atau tidaknya program tersebut, setelah kita melihat angka-angka yang mereka tentukan,” tutupnya.

Seperti tahun lalu, proyek ini merupakan hibah pemerintah, sehingga ada stiker yang bertuliskan Hibah ESDM wajib dan tidak untuk dijual.

Dasar hukum yang digunakan pun sama. Sementara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah menerbitkan Undang-Undang ke-11 Tahun 2023 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2023 tentang Penyediaan Peralatan Masak Listrik untuk Rumah Tangga.

Sebagai referensi, Petunjuk Teknis Penyediaan Peralatan Memasak Listrik (AML) juga telah diterbitkan melalui Keputusan Menteri ESDM No. 548.K/TL.04/DJL.3/2023.

 

 

Terdapat lima tipe rice cooker yang memenuhi persyaratan e-katalog dari beberapa perusahaan yang terlibat dalam proses pengiriman, yaitu Cosmos, Maspion, Miyako, Sanken dan Sekai.

Rice cooker yang akan diberikan berkapasitas 1,8-2,0 liter, bertanda Standar Nasional Indonesia (SNI), hemat energi, dan memenuhi persyaratan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, pembagian rice cooker juga dapat membantu menekan biaya pemerintah. Utamanya dengan memberikan subsidi elpiji 3 kg yang sebagian besar berasal dari produk impor.

“Kita butuh listrik, maukah kita tetap membakar elpiji? Ya betul, kalau ingin tetap membakar elpiji, impor terus,” kata Arifin.

Bagaimanapun, tujuan dari penanak nasi ini adalah untuk menggunakan energi bersih. Kemudian terjadi peralihan dari masyarakat yang menggunakan LPG untuk memasak ke rice cooker.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *