Sat. Sep 21st, 2024

Angka Kematian Ibu Pascapersalinan Masih Tinggi, Indonesia Posisi Kedua Terbanyak di Asia Tenggara

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Indonesia memiliki angka kematian ibu sebesar 189 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian data Sensus Penduduk tahun 2020 yang dibagikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI).

Jumlah tersebut menempatkan Indonesia pada peringkat kedua ASEAN. Perdarahan pasca melahirkan atau postpartum hemorrhagi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di Indonesia. Kondisi ini seringkali disebabkan oleh anemia atau kekurangan darah.

Menurut Detty Siti Nurdiat, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), perdarahan pasca melahirkan masih menjadi salah satu penyebab kematian terbesar ibu pasca melahirkan.

“Setiap kelahiran bisa menyebabkan pendarahan. Oleh karena itu, setiap bidan yang siap menghadapi persalinan juga harus siap menghadapi pendarahan pasca melahirkan,” kata Detty yang mengikuti serial ngobrol online dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) pada Selasa. 13/8/2024).  

Peneliti Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM) menekankan pentingnya upaya preventif seperti skrining faktor risiko.

Tindakan pencegahan dan diagnosis penting sebagai langkah awal yang penting dalam mencegah kematian ibu akibat perdarahan postpartum. Mengambil tindakan pencegahan yang tepat dapat mengurangi risiko kematian ibu secara signifikan.

Detty mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.

Untuk mencapai tujuan tersebut, bidan harus dikembangkan karena memegang peranan penting. Bidan harus dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan.

Pasalnya, bidan merupakan garda terdepan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Seringkali mereka adalah satu-satunya petugas kesehatan yang dapat diakses oleh banyak perempuan, terutama di daerah terpencil.

Dengan memberikan pelatihan dan dukungan yang tepat, bidan dapat mencegah komplikasi kehamilan, termasuk perdarahan hebat pascapersalinan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, United Nations Population Fund (UNFPA) bermitra dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) dan Danone Indonesia mendukung peluncuran serangkaian pelatihan kebidanan.

Tema kegiatan ini adalah “Bidan sebagai pemain kunci dalam pencegahan dan penatalaksanaan perdarahan nifas”.

Rangkaian pelatihan ini bertujuan untuk mendukung dan memperkuat kapasitas bidan di Indonesia. Termasuk pentingnya mengatasi kekurangan zat besi pada wanita dan anak untuk mencegah anemia defisiensi besi (ADB). Kondisi ini terus menjadi masalah kesehatan bagi banyak remaja putri dan wanita hamil.

Penyediaan bidan dipandang sebagai upaya penting untuk menjamin keberlangsungan generasi mendatang yang sehat untuk mencapai Generasi Emas Indonesia pada tahun 2045.

Menurunkan angka kematian ibu dan anak di Indonesia merupakan tugas bersama khususnya bagi lima komponen penting negara yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media.

Kolaborasi Pentahelix seperti upaya edukasi yang diprakarsai UNFPA dengan IBI dan Danone ini diharapkan dapat menjadi solusi kreatif terhadap permasalahan mendesak kesehatan ibu.

Oleh karena itu, kolaborasi multi-sektor sangat penting, khususnya dalam peran industri dalam memerangi anemia, yang merupakan faktor risiko utama perdarahan pasca melahirkan.

Investasi pada bidan adalah kunci untuk mengubah sistem kesehatan menuju ketahanan inklusif. Dengan memperkuat peran bidan, Indonesia dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *