Sat. Sep 21st, 2024

Apa Makna Aura Magrib yang Dikaitkan dengan Fuji dan Ditanggapi Marion Jola?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Sayangnya, minat masyarakat terhadap Gunung Fuji tidak selalu menunjukkan tren positif. Serangkaian komentar negatif baru-baru ini, seorang perempuan berusia 21 tahun dicap memiliki ‘aura Maghrib’ – apa itu?

Ini adalah istilah di dunia maya yang digunakan untuk menyebut orang dengan warna kulit gelap. Ungkapan populer ini justru memicu perdebatan di media sosial, hingga banyak yang menganggapnya sebagai tindakan rasisme dan mempermalukan tubuh.

Salah satu yang mengejek aura matahari terbenam di Gunung Fuji adalah penyanyi Marion Jola. Video penyanyi tersebut menangis tanpa air mata saat tampil sebagai bintang tamu di podcast Azka Corbuzier telah beredar secara online, menunjukkan ekspresi ketidakpercayaannya pada omong kosong tersebut. 

Ia pun menyayangkan kata maghrib digunakan secara menghina untuk menyebut orang berkulit gelap. “Bukankah matahari terbenamnya indah?” Saya menelponnya dan berkata, “Iya betul? Maghrib adalah tempat dengan pemandangan matahari terbenam yang indah. Bagi umat Islam, matahari terbenam juga merupakan waktu untuk shalat dan berbuka puasa.”

“Iya kan? Dulu cantik banget, tapi kenapa tiba-tiba jadi gelap dan kotor gara-gara mulut netizen?” Ia menambahkan, Marion Jola menganggap pilihan ini “aneh”.

Tak butuh waktu lama, warganet pun mengamini ucapan perempuan 24 tahun tersebut. “Kemarin ada yang mengingatkan saya, selain body shaming, apalagi energi matahari terbenam, matahari terbenam adalah waktu yang penting bagi umat Islam,” kata salah satu pengguna TikTok. Maghrib berasal dari bahasa Arab yang berarti “matahari terbenam”, seperti dikutip The National News, Rabu (19 Juni 2024).

 

Asal kata “magrib” adalah kata kerja “gharaba”, yang terdiri dari tiga huruf Arab: ghayn, rah dan bah. Artinya, pergi atau menghilang. Dari sana, banyak kata lain yang memiliki arti serupa diturunkan, bergantung pada ejaan dan konteks penggunaannya.

Maghrib adalah salah satu kata yang berarti tempat, waktu, dan arah terbenamnya matahari di ufuk. Ghurob yang berasal dari tiga huruf Arab, mungkin dalam bahasa sehari-hari berarti matahari terbenam, namun sebenarnya secara khusus merujuk pada tindakan menetapkan cakrawala menuju matahari terbenam.

Maghrib merupakan masa penting dalam Islam. Waktunya salat Maghrib, salat terpendek keempat dan kedua dari salat lima waktu. Ini juga merupakan saat di mana orang yang berpuasa dapat membatalkan ibadahnya.

Ada pepatah dalam bahasa Arab: “Fe mashariqy al arthi wa masherha,” yang secara longgar diterjemahkan menjadi “Matahari terbit dan terbenam di seluruh dunia.” Istilah ini mengacu pada pentingnya terbit dan terbenamnya matahari sebagai waktu untuk menangani hal-hal penting.

Ejekan terhadap aura matahari terbenam sudah ditujukan ke Gunung Fuji sejak beredarnya video lama bulan lalu. Video lama memperlihatkan Fuji dengan rambut pendek di atas bahu sedang menari bersama seorang pria. 

Banyak netizen yang menonjolkan penampilan Fuji yang diyakini mirip dengan Jejeslebeu. “Pastinya aura Maghrib luar biasa,” tulis salah satu pengguna. Di sisi lain, ada pula yang menyebut kulit Fuji berwarna kuning zaitun dan membelanya. Menurut yang lain, “Kenapa jadi masalah? Orang Indonesia punya kulit seperti itu.”

Meskipun diejek, Fuji kini menggugat mantan manajernya atas tuduhan penggelapan. Melansir saluran showbiz matthewgenovesesongstudies.com pada Jumat, 14 Juni 2024, ia bersama pengacara Sandy Arifin menanggapi permintaan mediasi yang diajukan mantan manajer B Initial terkait penggelapan dana miliaran rupee.

Ia mengabaikannya karena merasa ada banyak peluang untuk menyelesaikan kasus tersebut secara damai. Namun pelatih Jeon Fuji dinilai tidak menunjukkan itikad baik.

Fuji akhirnya mengambil tindakan hukum untuk menuntut keadilan. Kasus dugaan penggelapan pendapatan ini dilaporkan ke Polres Metro Jakarta Barat.

Pak Fuji memposting video penjelasan di channel YouTube Waswas dan mempertanyakan alasan mantan manajer tersebut mengajukan mediasi ketika kasus dugaan penggelapan sudah mencapai tahap penyidikan. “Jadi menurutku permintaan maafnya sudah terlambat, niat baiknya sudah terlambat,” kata bintang “Cinderella” itu.

Pak Fuji menjelaskan bahwa dia telah menunggu bantuan mantan manajernya selama hampir setahun, namun tidak ada tanda-tanda positif. Awalnya dia mencoba melepaskannya. Namun, baru-baru ini Pak Fuji menyadari bahwa ini bukan pertama kalinya Pak B kecewa.

Pak Fuji mengeluh, “Cukup sakit. Sakit sekali. Saya tertipu.” “Kenapa itu bisa terjadi? Karena saya dianggap bagian dari keluarganya, saya kira dia juga melihat saya sebagai bagian dari keluarganya, tapi saya tidak tahu.”

Pengacaranya mengatakan, “Jika kerusakan sudah dilaporkan, skalanya sangat besar. Namun, karena juga dilaporkan dalam catatan peninjauan tambahan, saya rasa tidak perlu melaporkannya (lagi).”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *