Thu. Oct 3rd, 2024

Apa yang Terjadi Akibat Batu Ginjal? Kenali Ciri-ciri Gejalanya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ahli urologi ASRI RS Siloam, Profesor dr Nur Rasiyid SpU-K mengatakan, gejala yang timbul akibat batu ginjal biasanya tidak menimbulkan keluhan apa pun.

Hal itu disampaikannya pada konferensi media “Remediasi batu ginjal parah dengan bedah retrograde intrarenal (RIRS)” di Jakarta, Rabu, 5 Juni 2024.

“Batu ginjal biasanya tidak menimbulkan gejala sampai batu tersebut berpindah ke ginjal atau menembus dan menyumbat salah satu ureter,” kata Noor.

Jika batu ginjal tersangkut di ureter, hal itu dapat menghambat aliran urin dan menyebabkan pembengkakan pada ginjal dan kejang pada ureter, yang dapat sangat menyakitkan. Beberapa gejala umum: Nyeri hebat dan berdenyut di bagian samping dan punggung, di bawah tulang rusuk. Rasa sakitnya menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan. Rasa sakit muncul dalam gelombang dan intensitasnya berfluktuasi. Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.

Tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi: urin berwarna merah muda, merah atau coklat. Urine keruh atau berbau tidak sedap. Buang air kecil lebih sering dari biasanya atau buang air kecil dalam jumlah sedikit. Mual dan muntah. Demam dan menggigil jika ada infeksi.

Perkiraan kejadian batu ginjal adalah 6 per 1.000 penduduk atau 1.499.400 orang di Indonesia.

Sebagian besar kasus batu ginjal terjadi pada orang berusia antara 30 dan 60 tahun, 15% pada pria dan 10% pada wanita.

 

Penyebab batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk dari mineral dan garam di dalam ginjal. Menurut Noor, batu ginjal bisa terjadi karena konsentrasi urin di ginjal.

Kepadatan ini memungkinkan mineral mengkristal dan saling menempel, akhirnya membentuk batu ginjal.

Noor juga menambahkan, seseorang memiliki risiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika ada anggota keluarganya yang pernah menderita batu ginjal.

Selain itu, faktor risiko lainnya adalah dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh, terutama pada orang yang tinggal di daerah beriklim panas dan kering sehingga cenderung berkeringat dan justru kehilangan banyak cairan, ujarnya.

Mengonsumsi makanan yang terlalu tinggi protein, natrium (garam), dan gula dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal jenis tertentu.

Namun, Noor menjelaskan, tidak mudah menentukan makanan apa saja yang menyebabkan batu ginjal karena metabolisme setiap orang berbeda-beda.

“Kalau soal makanan, sulit (menentukan penyebabnya) karena metabolisme setiap orang berbeda-beda,” kata Noor.

Jika seseorang memiliki metabolisme yang tidak normal, ia akan memiliki tingkat penyerapan usus yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan usus menyerap zat pembentuk batu dengan lebih cepat.

Jawabannya adalah ya! Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi batu ginjal, salah satunya adalah dengan menggunakan bedah retrograde intrakranial (RIRS).

Cara ini berguna untuk menangani kasus batu ginjal yang parah, misalnya batu ginjal berukuran besar, batu yang sangat keras, atau batu yang sulit dijangkau tanpa operasi.

RIRS merupakan prosedur invasif minimal yang efektif dalam mengatasi masalah batu ginjal. Prosedur ini menggunakan ureteroskop fleksibel yang dimasukkan ke dalam saluran kemih untuk mencari lokasi batu.

Setelah lokasi batu ditentukan, batu tersebut akan dipecah dengan laser. Pecahan batu tersebut kemudian dikeluarkan melalui saluran kemih melalui urin atau menggunakan keranjang kecil.

Kemajuan teknologi dalam prosedur RIRS telah meningkat pesat, menjadikannya pilihan yang aman dan efektif untuk mengobati batu ginjal dan masalah saluran kemih lainnya.

Selain itu, RIRS memungkinkan pengambilan sampel batu untuk dianalisis lebih lanjut, menentukan jenis batu, dan menentukan metode pengobatan untuk mencegah terulangnya batu saluran kemih.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *