Mon. Sep 16th, 2024

Arab Saudi Bangun Resor Mewah Melayang di Atas Tanah, Proyeknya Disebut Melanggar Hak Asasi Manusia

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Arab Saudi telah membangun kembali sebuah resor mewah di atas sebuah danau di selatan Teluk Aqaba, sebuah resor luas yang oleh para pengembang disebut sebagai surga tertinggi. Taman tersebut diberi nama Trayum, mega proyek terbaru NEOM.

Matahari akan disebutkan pada hari Jumat tanggal 23 Maret 2024. Dalam proyek ini, NEOM akan membuat model baru yang dapat menciptakan ilusi matahari terbenam dari kejauhan. Membentang seperti jembatan di atas laut, taman besar ini akan berada di ketinggian 36 meter di atas permukaan laut.

“Dari ketinggian 36 meter di atas permukaan laut, para tamu disuguhi pengalaman yang luar biasa, seolah-olah sedang berenang, dengan pemandangan danau yang menakjubkan, karang yang kuat, dan air yang tenang dan jernih hingga ke langit,” demikian pernyataan tersebut. Ini.

Bangunan resor akan menyerupai jembatan yang menghubungkan pantai utara dan selatan, dengan 250 kamar tamu, janji staf resor, menggabungkan kemewahan dan petualangan. Pengunjung dapat menikmati berbagai olah raga dan aktivitas termasuk berlayar, menyelam dan olah raga air lainnya.

Tidak hanya aktivitas air, resor ini juga menawarkan banyak aktivitas yang dapat diikuti para tamu, seperti spa relaksasi dan banyak pilihan bersantap lezat. Tujuannya agar tamu bisa bersantai setelah berolahraga atau beraktivitas lainnya.

Mengutip situs resmi NEOM pada Sabtu, 23 Maret 2024, pengembang berkomitmen menjadikannya tempat yang ramah lingkungan serta akan melestarikan dan mengintegrasikan lanskap pantai. Peluncuran program tersebut bertepatan dengan keberlanjutan proyek pariwisata di Teluk Aqaba seperti Leja, Epicon, Siranna, Utamo, Norlana, Aquelam, Zardun, Zenor, Alanan dan Gidori yang menunjukkan komitmen dan kerja sama tersebut.

Treyam merupakan salah satu proyek terpenting di Arab Saudi karena kerajaan tersebut menghabiskan lebih dari 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp 15 kuadriliun untuk menghilangkan ketergantungannya pada minyak. Melalui investasi besar-besaran sebagai bagian dari Visi Arab Saudi untuk tahun 2030, negara ini telah memulai proyek minyak bernilai miliaran dolar yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sesuai visi Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi juga memiliki ambisi besar untuk menjadi hub global. Belum diketahui biaya masing-masing proyek, namun diperkirakan Arab Saudi akan menghabiskan 175 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2 kuadriliun setiap tahunnya untuk proyek-proyek besar antara tahun 2025 hingga 2028.

Setelah adegan gemilang ini, ada pula cerita ancaman, pengusiran, dan pertumpahan darah. Banyak proyek yang dikritik karena pelanggaran hak asasi manusia, termasuk proyek NEOM senilai $500 miliar (sekitar Rp 7 kuadriliun).

Setidaknya 20.000 orang suku Huwait dikabarkan telah kehilangan tempat tinggal, tanpa informasi di mana mereka akan tinggal di masa depan. Seorang aktivis yang berbasis di Inggris, yang merupakan anggota suku Alya al-Huwaiti, mengatakan dia diberitahu bahwa drone sering diterbangkan di provinsi Tabuk. Suku Adivasi percaya bahwa ponsel dan akun media sosial mereka diawasi secara ketat.

Di kota pelabuhan Jeddah, pihak berwenang juga telah menghancurkan beberapa bangunan karena rencana pembangunan. Ribuan warga digusur secara ilegal. Seorang aktivis berkata, “Neom dibangun di atas darah Saudi”.

Namun, nyawa pihak oposisi berada dalam bahaya saat mereka menghadapi putra mahkota. Banyak hal terjadi pada orang-orang yang menolak pekerjaan. Satu orang dibunuh karena menolak, sementara yang lain akan dieksekusi dan banyak lainnya dijatuhi hukuman penjara yang lama.

“Kita telah berulang kali melihat bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan putra mahkota, atau menghalanginya, akan menghadapi hukuman penjara. Atau kematian,” kata direktur Reprieve untuk Timur Tengah.

Ini bukan pertama kalinya Arab Saudi mengambil keputusan kontroversial untuk mempromosikan pariwisata. Al Ula, yang memiliki reputasi buruk sehingga Nabi Muhammad SAW memperingatkan agar tidak mengunjungi situs tersebut, malah direnovasi untuk menarik pengunjung.

Pada tahun 2022, Arab Saudi dikabarkan akan memberikan penanaman modal sebesar 15 miliar dolar atau sekitar Rp 214 triliun untuk proyek Kota Al Ula. Pembangunan Al Ula rencananya akan dibagi menjadi tiga tahap yakni tahun 2023, 2030, dan 2035. Sebagai pertolongan pertama, Arab Saudi menyediakan dana sebesar 2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 28 triliun untuk pengembangan kawasan Al Ula.

Alasan Nabi Muhammad SAW melarangnya karena diketahui sebagai tempat tinggal masyarakat durhaka yang mendapat siksa dari Allah SWT. Kaum Samudi merupakan salah satu kelompok yang disebut-sebut sebagai kaum yang menolak Nabi Saleh dan tidak menaati perintah Allah SWT.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *