Tue. Sep 24th, 2024

Arkora Hydro Kantongi Pinjaman Rp 223 Miliar dari SMI, untuk Apa?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) Melalui anak usahanya PT Arkora Hydro Malilin (AHM) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) menandatangani perjanjian pinjaman pada 15 Agustus 2024.

Berdasarkan informasi yang dirilis Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/08/2024), PT Arkora Hydro Malili (AHM), penerima pinjaman, telah menandatangani perjanjian pembiayaan dengan SMI senilai Rp 223 miliar. Jangka waktu kerangka pembiayaan adalah 180 bulan.

“Peluang pembiayaan pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga air di Sulawesi bagian selatan,” tulis Direktur PT Arkora Hydro Tbk Ricky Hartono dalam rilis berita BEI.

Ricky mengatakan penghentian transaksi tersebut tidak akan berdampak buruk secara material terhadap operasional, hak, status keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan.

Penandatanganan perjanjian framework financing ini adalah POJK 17/202. Tidak merupakan transaksi material dengan ketentuan nilai transaksi melebihi 20% saham perseroan, berdasarkan laporan Keuangan Perusahaan tanggal 31 Desember 2023. Namun transaksi tersebut bukan merupakan transaksi pemangku kepentingan dan benturan kepentingan berdasarkan Peraturan Jasa Keuangan 2020/04/2020 terkait transaksi pemangku kepentingan dan benturan kepentingan.

Selain itu, transaksi ini merupakan transaksi material yang dikecualikan sesuai dengan Pasal 11 huruf b POJK 17/2020 karena transaksi ini merupakan transaksi pinjaman yang diperoleh langsung dari perusahaan pembiayaan infrastruktur. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu menggunakan jasa evaluasi dan tidak perlu mendapat persetujuan Rapat Umum (RUPS).

Pada penutupan perdagangan Senin 19 Agustus 2024, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) menguat 2,56 persen ke Rp 1.200 per saham. Harga saham ARKO berada di Rp 1.170 per saham. Awal pekan ini, harga ARKO berada di level tertinggi Rp 1.200 dan level terendah Rp 1.160 per saham. Total frekuensi perdagangan sebanyak 2.000 kali dengan 97.354 lembar saham diperdagangkan. Nilai transaksinya Rp 11,5 miliar.

Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) mengumumkan akan memberikan pinjaman Rp 125 miliar kepada PT Arkora Hydro Tbk (ARKO). Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk Sarah K Loebis menjelaskan, pada 27 Maret 2023, perseroan dan melalui PT Arkora Hydro Tbk ARKO, PT Energia Prima Nusantara (EPN) dan PT Bina Pertiwi Energi (BPE), anak usaha perseroan telah masuk menjadi sebuah kontrak. Perjanjian pinjaman.

Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan akan memberikan pinjaman hingga Rp125 miliar kepada ARKO dalam bentuk lembaga kredit bergulir, yang akan digunakan ARKO untuk membiayai kembali pinjaman dari pemegang saham ARKO ACEI Singapore Holdings Private, Ltd. kata Sara dalam siaran pers Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (30 Maret 2023).

Pinjaman tersebut memiliki tingkat bunga tahunan sebesar 9,5 persen dengan biaya pengelolaan tahunan sebesar 0,5 persen. Dana tersebut tersedia selama satu tahun sejak penandatanganan kontrak. Sedangkan batas waktu pembayarannya adalah tujuh tahun sejak tanggal penarikan.

Apabila pinjaman tersebut dilunasi oleh Arkora Hydro dan dengan ketentuan pinjaman tersebut menunggak, maka ARKO berencana untuk menggunakan kembali perangkat tersebut sejumlah yang telah dibayarkan untuk keperluan investasi dan modal kerja, khususnya untuk pengembangan kegiatan usaha dalam pelaksanaan akuisisi atau proyek. akan dilakukan oleh ARKO, ”tambah Sara.

Dari sudut pandang bisnis, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika perusahaan memberikan pinjaman tersebut. Dibandingkan dengan kenyataan bahwa perusahaan harus menyimpan kasnya di bank dengan suku bunga deposito bank saat ini.

 

Sebelumnya, PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) tidak membagikan dividen tahun buku 2021. Hal tersebut telah disetujui oleh pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan Arkora Hydro pada Kamis, 22 September 2022.

Aldo Henry Artoko, Presiden dan CEO Arkora Hydro, mengungkapkan perseroan tidak akan membagikan dividen karena keuntungannya akan digunakan untuk ekspansi ke depan.

“Dalam rapat umum tersebut kami sepakat untuk tidak membagikan dividen atas keuntungan, melainkan menggunakan setoran keuntungan,” kata Aldo dalam keterangan resminya (23).

Namun, perseroan menargetkan proyek PLTA besar sebesar 25-50 megawatt per proyek.

“Selain banyaknya proyek PLTA skala kecil yang sudah diidentifikasi perseroan untuk dikembangkan pada tahun-tahun mendatang, ARKO juga menyasar proyek PLTA skala besar dengan kapasitas 25-50 MW per proyek,” ujarnya.

Proyek ini diharapkan dapat segera memberikan kontribusi terhadap bauran energi bersih negara ini, termasuk pengurangan subsidi energi dan subsidi listrik.

“Mudah-mudahan hal ini dapat segera berkontribusi pada bauran energi bersih negara dan mengurangi besaran subsidi energi dan subsidi listrik,” imbuhnya.

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *