Mon. Sep 16th, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) tak hanya ingin melestarikan eksistensi kebaya, tapi juga mempromosikan perannya. Inisiatif ini dihadirkan dalam rangka perayaan Festival Nasional Kebaya yang sedang berlangsung, yang puncaknya akan dirayakan pada Rabu, 24 Juli 2024.

CEO KOWANI Giwo Rubianto Woyogo berpendapat bahwa kebaya dapat menjadi simbol persatuan antar masyarakat dan budaya Indonesia yang berbeda. “Di peringatan Hari Kebaya Nasional yang pertama ini, kami ingin menekankan nilai sejarah dan semangat perjuangan perempuan Indonesia dengan kebaya,” ujarnya saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Juni 2024.

Atas nama upaya tersebut, pada 10 Juli 2024, partai akan mengundang pembicara dari Global Peace untuk berbicara dan menyatakan bahwa kebaya bagi seluruh perempuan dapat menjadi simbol kerja sama dan alat perdamaian. “Tidak hanya di Indonesia atau ASEAN, tapi dunia,” menurut Giwo.

Harapan ini dibenarkan oleh dukungan berkelanjutan terhadap kebaya untuk menjadi warisan budaya takbenda UNESCO. Tahun lalu, Indonesia bergabung dengan empat negara Asia Tenggara: Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Thailand, dalam mengajukan bersama penunjukan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.

Namun Indonesia juga menghadirkan tabuh kebaya dan kerancang kebaya dalam satu pemilu. Terkait hal itu, Giwo mengatakan, pihaknya sedang fokus untuk memulai pemilihan bersama Kebaab pada upacara pengambilan bulan depan, ”ujarnya kepada Lifestyle Liputan6. .com setelah konferensi pers.

 

Giwo melanjutkan, “Kita akan menghilangkan egoisme melalui persatuan. Kita akan bersatu, mencapai perdamaian bersama.” KOWANI, yang merupakan anggota Konfederasi Organisasi Wanita Asia (ACWO) dan anggota tetap Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang berpartisipasi pada bulan Maret setiap tahun, akan menggunakan diplomasi kebaba untuk menyuarakan perdamaian saat ini.

Selain itu, dorongan untuk mengenakan jubah juga terkait dengan kekerasan yang terjadi di sekolah. “Kami bekerja sama dengan KemenPPPA (Pemerintah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak),” kata Giwo.

Ia menceritakan, “Kami (belajar tentang kebaya) di sebuah sekolah swasta di Jakarta Utara.” Sebagai langkah awal, mereka akan melanjutkan gerakan ini di banyak sekolah swasta dan perguruan tinggi negeri di Jakarta.

KOWANI tengah mempersiapkan perayaan Hari Kebaya Nasional yang pertama kali bertajuk “Budayakan Nikmatnya Memakai Jaket”. Giwo mengatakan, penerimaannya merupakan bagian dari perannya sebagai ibu bangsa.

“Keputusan Hari Kebaya Nasional (setiap tanggal 24 Juli) mengacu pada sejarah Kongres Perempuan Indonesia ke-10 yang dihadiri oleh presiden pertama RI Ir.Soekarno,” kata Ketum KOWANI dalam pidatonya pada pertemuan di Menteng, Pusat. Jakarta. Kamis (6/6/2024). “Kemudian Presiden Soekarno mengatakan bahwa peran perempuan dalam pembangunan sangat penting.”

Untuk mengungkapkan ketertarikan tersebut, Giwo mengatakan peringatan Hari Kebaya Nasional yang ditetapkan melalui Perpres 19 Tahun 2023 tidak hanya sekedar mendorong penggunaan kebaya. Pendekatan sistematis untuk membahas makna pakaian adat yang lebih dalam.

Jelang perayaan puncak di Istora Senayan Jakarta, bulan depan, KOWANI telah memulai beberapa acara internal dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional. Pada 10 Mei 2024, mereka meluncurkan website “Aku dan Kebaya”. Giwo menambahkan: “Diskusi dan penyajian kebaba akan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2024.”

Pada puncak perayaan Hari Kebaya Nasional, Giwo mengatakan, akan ada pameran budaya yang dilakukan oleh perempuan. “Dengan mereka, ada pelukis dan perempuan difabel yang membuat kebaya. Segala jenis pekerjaan akan berhubungan dengan kebaya.”

Di satu sisi ada KOWANI Expo yang memamerkan berbagai proyek UMKM yang dikurasi secara cermat. “Kami akan berpartisipasi dalam organisasi perempuan, komunitas pakaian perempuan, anggota KOWANI dan mahasiswa,” kata Giwo seraya menambahkan bahwa seluruh peserta Hari Perempuan Nasional akan merayakan tujuh ribu perempuan dari segala usia.

“Di hari peringatan (kebaya) ini, kami juga ingin menyoroti pentingnya sejarah dan perjuangan perempuan Indonesia.” Ia berharap perempuan Indonesia juga menunjukkan solidaritas dengan mengenakan kabab pada hari itu.

“Karena salah satu pesan yang ingin kami sampaikan adalah jubah bisa diganti saat bekerja sehari-hari. Selama gaya jubah masih sesuai dengan modelnya, maka padupadan dan konstruksinya bisa disesuaikan.”

Dalam upaya jangka panjang untuk membuat kebaya setiap tahun berkesan, KOWANI mengaku mendukung kesuksesan “Kebaya Selasa”. Dalam hal ini, mereka melanjutkan aksi-aksi yang telah dilakukan oleh banyak organisasi dan masyarakat, termasuk Perempuan Berbaju.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *