Thu. Sep 19th, 2024

ASEAN, Jepang dan UNDP Luncurkan Proyek Ekonomi Biru, Ajak Inovator Temukan Solusi Permasalahan Ekosistem Laut

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) bersama Jepang dan Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) Indonesia resmi meluncurkan “Proyek Reformasi Ekonomi Biru ASEAN”.

Sejalan dengan salah satu kerangka kerja sama ASEAN yaitu peningkatan “ekonomi biru”, proyek ini mengundang inovator dari sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dan berkelanjutan serta mendorong kemajuan di sektor biru, termasuk kelautan. Lingkungan air tawar.

Proyek ini terdiri dari tiga kegiatan utama: ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan Program Business Matchmaking.

Melalui ketiga inisiatif ini, 60 penemu terpilih akan menerima dukungan finansial senilai $40.000 atau sekitar $645 juta masing-masing. Selain itu, mereka akan berpartisipasi dalam program pendampingan selama program pemangkasan untuk menyempurnakan dan mempromosikan solusi dalam enam bulan.

Pada saat yang sama, dalam acara pencocokan bisnis, tim pemenang berkesempatan untuk mempresentasikan solusi baru mereka kepada komunitas bisnis, donor, dan investor guna mendapatkan investasi blue-chip di wilayah tersebut.

“Proyek ini tidak hanya meningkatkan output ekonomi sektor kelautan, tetapi juga meningkatkan ketahanan masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan,” kata Sekretaris Jenderal ASEAN Kaw Kim Aurn, yang menyampaikan pidato pembukaannya melalui video. rekaman. Saat peluncuran. Acara di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (14/5/2024). 

“Saya yakin proyek ini akan menjadi langkah penting dalam perjalanan kita menuju ekonomi biru ASEAN yang berkelanjutan dan sejahtera,” ujarnya.

Pendaftaran “ASEAN Blue Economic Innovation Project” dibuka untuk umum hingga 31 Mei 2024 tengah malam di Jakarta.

 

ASEAN memiliki beragam sumber daya kelautan yang diperkirakan mencapai 2,5 miliar dolar per tahun atau lima persen dari perekonomian global.

Dengan tujuan ambisius, lokasi yang strategis, dan berada di garis depan kekuatan maritim global, negara-negara ASEAN memiliki sejumlah tantangan yang harus diatasi. Permasalahan seperti penangkapan ikan yang berlebihan, perusakan habitat dan pencemaran laut merupakan ancaman terhadap ekosistem laut dan air tawar di wilayah tersebut.

Permasalahan tersebut menjadi dorongan untuk terciptanya kerjasama antara negara-negara ASEAN dan mitranya untuk dapat mengatasinya.

“Kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem laut dan air tawar secara berkelanjutan,” kata perwakilan UNDP Indonesia Norimasa Shimomura yang turut hadir dalam acara tersebut.

“Bersama-sama kami bertujuan untuk mengembangkan solusi transformatif yang memberdayakan inovasi lokal dan melindungi lingkungan perairan yang berharga,” lanjutnya.

Dikutip dalam rilis resmi yang diperoleh matthewgenovesesongstudies.com, UNDP telah mewakili sektor biru global selama lebih dari 25 tahun.

UNDP telah memobilisasi lebih dari $1 miliar untuk melindungi dan memulihkan lautan di lebih dari 100 negara dan tetap berkomitmen untuk memimpin ekonomi biru global melalui penggunaan sumber daya alam – laut dan air tawar untuk pembangunan bersama.

Misalnya saja di Indonesia, UNDP membantu mewujudkan visi pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama multisektor dengan tujuan melindungi lingkungan laut dan mendorong ekonomi biru.

Pemerintah Jepang mendorong kerja sama dan kolaborasi yang mendorong proyek ini memberikan dampak signifikan terhadap lingkungan laut di ASEAN.

“Kerja sama dan inovasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem laut dan air tawar secara berkelanjutan,” kata Duta Besar Jepang untuk ASEAN Kiya Masahiko.

“Saya berharap proyek ini akan menjadi katalis untuk lebih banyak kerja sama dan investasi di sektor ini dan sektor itu sendiri,” lanjutnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *