Fri. Sep 20th, 2024

Asing Rajin Net Buy, Incar Saham Dividen?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Belakangan ini asing terlihat membeli dalam jumlah banyak. Pada perdagangan Kamis 14 Maret 2024, sebagian saham yang diperoleh dari pihak luar adalah Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), Astra International Tbk (ASII) . dan Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM).

Ike Widiawati, Kepala Riset Ritel Sinarma Sekurita, menjelaskan pembelian bersih asing disebabkan adanya peluang pembagian dividen dari saham-saham tersebut. Emiten bank seperti BBCA dan BMRI sudah mengumumkan dividen.

Meski ada yang belum mengumumkan dividen, namun secara historis saham-saham tersebut rajin membagikan dividen. Maka asing mulai bersiap sebelum pembagian dividen diumumkan.

“Orang asing sudah mulai berkumpul di sini. Kalau misalnya kita mau dividen, kita harus masuk dari 3 bulan sebelumnya. Tapi kalau mau manfaatkan momen, belilah sebelum pengumuman (pembagian dividen),” kata. Ike dalam Monthly Market Outlook, Jumat (15/03/2024) Pembagian dividen

Misalnya, BBCA akan membagikan dividen final sebesar Rp 227,50 per saham atau setara dengan 68 persen laba FY2023. BMRI selanjutnya akan membagikan dividen final sebesar Rp354 per saham atau setara dengan 60 persen laba tahunan. 2023. masukkan tanggal terakhir 19 Maret 2024.

Sementara untuk saham lainnya, meski belum diumumkan dividennya, AMRT secara historis mencatatkan rasio pembayaran dividen sebesar 34 persen pada FY2022. Rata-rata rasio pembayaran dividen selama tiga tahun terakhir adalah 43 persen.

ASII bahkan mencatatkan rasio ekuitas yang lebih tinggi. ASII membagikan 89 persen pendapatan FY2022 dalam bentuk dividen. Selama tiga tahun terakhir, rata-rata rasio pembayaran dividen ASII mencapai 55%.

“Jadi yang dilakukan investor asing adalah mencari saham-saham yang menurut kita berpotensi membagikan dividen, tapi belum diumumkan. Itu adalah saham-saham yang (asing) mengalami kenaikan. Dan tentu saja, saham-saham yang fundamentalnya kokoh. Selesai Ike.

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Jumat (15/3/2024). Koreksi IHSG menyusul lesunya bursa saham Asia dan Wall Street.

Mengutip data RTI, IHSG turun satu poin menjadi 7.432,90. 09.24 WIB IHSG turun 0,70 persen ke 7.383. Indeks LQ45 turun 0,94 persen ke 1.002. Sebagian besar indeks saham acuan kembali berada di zona merah.

Hingga akhir pekan ini, IHSG sempat mencatatkan tertinggi 7.440,78 dan terendah 7.372,35. Sebanyak 201 saham menguat dan 207 saham melemah. 228 saham tetap di tempatnya.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 190.927 kali dengan volume perdagangan 2,8 miliar lembar saham. Saham tersebut memiliki nilai perdagangan harian sebesar Rp 1,9 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.617.

Sebagian besar sektor ekuitas (IDX-IC) melemah. Sektor inti melemah 0,33 persen, sektor industri melemah 0,15 persen, sektor non-siklus melemah 0,50 persen. Selain itu, sektor ekuitas siklik turun 0,04 persen.

Selain itu, sektor kesehatan melemah 0,08%, sektor keuangan melemah 0,99%, sektor properti melemah 0,19%, sektor teknologi melemah 0,51%, dan sektor infrastruktur melemah 0,21%.

Sementara sektor saham energi naik 0,13 persen, sektor saham kesehatan menguat terbatas, dan sektor saham transportasi dan logistik menguat 0,27 persen.

IHSG diperdagangkan menguat 0,2 persen ke level 7.433 pada Kamis 14 Maret 2024. Saham Grup Barito terbebani IHSG. Saham TPIA turun 10,8%, dan saham BREN – sebesar 4,1%.

Sementara itu, harga saham perbankan berfluktuasi. BBCA naik 3,3 persen, BMRI naik 1,7 persen, BBNI turun 1,2 persen, dan BBRI turun 3,9 persen.

Sebaliknya, saham AMRT naik 2,8 persen, saham MAPI naik 0,8 persen, saham TLKM naik 1,5 persen, dan saham MAPA turun 3,3 persen. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *