Fri. Sep 20th, 2024

Asosiasi Game Indonesia Susun Kurikulum Game untuk Perguruan Tinggi 

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Asosiasi Game Indonesia (AGI) sedang menyusun kurikulum industri terkait pengembangan game yang bisa diterapkan di perguruan tinggi Indonesia di masa depan. 

Deputi Pengembangan Talenta Asosiasi Game Indonesia (AGI), Ibnu Raziq mengatakan, kurikulum tersebut dirancang selaras dengan Standar Keterampilan Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).

“Saat ini kami sedang membuat kurikulum industri sesuai SKKNI untuk standarisasi game developer di Indonesia, semua yang ada di dalamnya harus dikuasai dan dipelajari agar nantinya bisa diterjemahkan ke kampus-kampus,” kata Ibnu, dilansir Antara, Minggu (30/ 6/2024. 

Ia menilai kurikulum game sangat penting bagi sumber daya manusia tanah air karena industri game dalam negeri semakin kompetitif dari hari ke hari – ditambah dengan meningkatnya permintaan di pasar game.

Keputusan Presiden (Perpres) no. 19 Tahun 2024 tentang percepatan pengembangan industri game nasional juga menjadi pendorong kuat pengembangan kurikulum ini.

Perencanaan kurikulum terkait pengembangan game juga terus didukung oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), kata Ibnu.

 

Ibnu menambahkan, dalam pengembangan (kurikulum), pihaknya menggandeng dosen kampus, akademisi, dan pelaku industri untuk menyinkronkan kedua belah pihak. 

Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengirimkan tim untuk membantu dan membimbing kami hingga penyelesaiannya, meski prosesnya lama, kata Ibnu.

Rencana studi dimaksudkan untuk diselesaikan setidaknya dalam satu hingga dua tahun. AGI berharap kurikulum gaming dapat mempersiapkan talenta lokal untuk memenuhi kebutuhan industri gaming.

“Kami berharap kedepannya lembaga pendidikan atau lembaga lain yang mendukung pengembangan talenta juga bisa dinormalisasi, mengembangkan talenta dan menjadi game developer,” kata Ibnu.

 

Sekadar informasi, industri game merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang memiliki potensi pengembangan yang luar biasa.

Lembaga penelitian IBISWorld mencatat pada tahun 2020, ketika epidemi COVID-19 merebak, pengeluaran masyarakat global untuk perjudian mencapai $205 miliar atau sekitar Rp3,4 kuadriliun.

Nilai pasar game global akan tumbuh sebesar 12,9 persen menjadi USD 281,77 miliar (sekitar Rp 4,6 kuadriliun) pada tahun 2023 dan diperkirakan akan terus tumbuh hingga USD 665,77 miliar (sekitar Rp 10,88 kuadriliun) pada tahun 2030.

Berdasarkan data “Review Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2021/2022” yang diterbitkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor aplikasi dan game menyumbang produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp 31,25 triliun pada tahun 2021. .

Aplikasi dan permainan merupakan subsektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi kedua (sebesar 9,17 persen) setelah subsektor TV dan Radio (9,48 persen).

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *