Fri. Sep 20th, 2024

Autisme pada Anak Tak Selalu Terkait Faktor Genetik, Apa Saja?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Dokter Spesialis Anak, Konsultan Neurologi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON), dr Mahar Marjono Jakarta, Roy Amardiyanto mengatakan, gangguan spektrum autisme tidak selalu dipengaruhi oleh faktor genetik.

Menurut penelitian, 70 persen gangguan spektrum autisme berhubungan dengan genetik, kata Roy. Namun, genetika yang dimaksud tidak spesifik atau bervariasi.

Jadi saat ini kami belum bisa menyimpulkan bahwa itu hanya faktor genetik saja, kata Roy dikutip Antara.

Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa autisme disebabkan oleh kehamilan, kelahiran prematur dan/atau infeksi pada bayi kecil (kurang dari 1,5 kg).

Artinya semua hanya dugaan saja, tapi tidak ada buktinya, lanjut Roy dari Antara.

Jika anak memiliki gangguan spektrum autisme

Roy mengimbau para orang tua tidak perlu khawatir jika memiliki anak dengan gangguan spektrum autisme. Anak autis dapat ditangani dengan baik apabila orang tua segera membawa anak ke dokter spesialis anak atau dokter spesialis saraf anak.

Roy juga mengemukakan bahwa autisme bukanlah suatu penyakit, melainkan kelainan spektrum, sehingga kelainan tersebut bisa ringan atau berat.

Menurut Roy, Ketua Komisioner Komnas Disabilitas (CND), Dante Rigmalia berpendapat bahwa spektrum autisme bukanlah bagian dari penyakit, melainkan gangguan perkembangan saraf sehingga pengobatannya tidak bersifat kuratif.

Menurutnya, penderita gangguan spektrum autisme mempunyai kesempatan untuk mengembangkan kehidupannya sendiri dan mandiri setelah mengatasi identifikasi yang kompleks.

“Cara penanganan autisme yang pertama adalah dengan mengetahui sejak awal apa itu kondisi autis. Setelah dilakukan identifikasi dan evaluasi oleh dokter spesialis, maka dijadikan bahan edukasi bagi teman autis. , kata Dante.

Autisme merupakan suatu kecacatan yang menyebabkan gangguan fungsional pada penderitanya pada 3 bidang, yaitu interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas dan berulang.

Guru pendidikan khusus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Riksma Nurahmi, M.Pd, kondisi ini bersifat seumur hidup dan tidak dapat disembuhkan.

“Kondisi ini berlangsung seumur hidup, sehingga tidak ada yang bisa menyembuhkan anak autis,” kata Riksma dalam seminar online Kementerian Hak Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *