Sat. Sep 21st, 2024

Awas, Beri Makan Kucing Secara Berlebihan Bisa Berdampak Buruk bagi Anabul

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Saat bayi kelebihan berat badan dan nafsu makannya kuat, orang tua pasti senang. Kucing yang lapar saat diberi makan, terkadang orang tuanya ingin memberinya makan lebih sering. Namun perlu diingat bahwa hal ini dapat berdampak buruk pada kesehatan kucing. 

Pemilik kucing yang terlalu memaksakan diri tanpa disadari dapat menimbulkan masalah bagi kucing kesayangannya. Selain menyebabkan obesitas, penelitian terbaru menunjukkan bahwa makan berlebihan dapat mengganggu penyerapan nutrisi pada kucing dan mempengaruhi keseimbangan mikroba saluran pencernaan.

Oleh karena itu, disarankan untuk membatasi jumlah makanan yang diberikan kepada hewan dan mendorong kucing untuk berolahraga.

Menurut laporan Science Alert, lebih dari separuh kucing di Amerika Serikat mengalami obesitas, dan ini merupakan masalah yang patut diwaspadai. Sebuah tim dari Universitas Illinois Urbana-Champaign melakukan penelitian untuk memahami konsekuensi peningkatan berat badan pada hewan tersebut.

Ahli gizi Kelly Swanson, yang memimpin penelitian tersebut, mengatakan perhatian terhadap detail berkurang, dan ini juga penting.

Para peneliti kemudian melakukan penelitian yang melibatkan 11 ekor kucing berukuran besar yang telah diternakkan dan sedang bunting. Mereka ingin mengetahui lebih banyak tentang perubahan metabolisme dan pencernaan yang terjadi akibat makan berlebihan dan obesitas pada kucing.

Selama dua minggu pertama, kucing-kucing tersebut diberi makanan standar kualitas komersial. Selama 18 minggu berikutnya, mereka diberi makanan yang sama, namun diperbolehkan makan sebanyak yang mereka mau.

Selama waktu tersebut, terutama pada awal penelitian, dan pada minggu ke 6, 12, dan 18 setelah kucing diberi makan sebanyak-banyaknya, peneliti mengambil sampel feses dan darah dari kucing tersebut. Mereka juga memantau aktivitas fisik kucing-kucing tersebut melalui monitor yang terpasang di kalung mereka.

“Kami memperkirakan obesitas akan menyebabkan penurunan aktivitas fisik, namun kami tidak menemukan perubahan yang relevan dalam tingkat aktivitas,” kata Kelly Swanson.

Kelly Swanson menjelaskan bahwa hal ini dapat bervariasi tergantung pada jenis kucing dan pengaruh lingkungannya, termasuk cara pemiliknya berinteraksi dengan mereka.

Kucing meningkatkan asupan makanannya dengan cepat, yang mengakibatkan penambahan berat badan.

Tidak heran mereka menjadi gemuk. Saat kucing makan dan tumbuh, kadar lemak tubuhnya meningkat dan kemampuannya mencerna makanan menjadi kurang efisien.

Menurut Kelly Swanson, ketika tubuh menerima makanan dalam jumlah sedikit, maka tubuh akan lebih mampu menyerap nutrisi. Namun, ketika jumlah makanan bertambah, makanan akan bergerak lebih cepat melalui sistem pencernaan dan akibatnya lebih sedikit nutrisi yang dapat diserap dalam proses tersebut.

Selain itu, jika kucing makan banyak, kotorannya juga lebih asam. Ini menandakan bahwa tubuh Anda tidak mencerna makanan dengan baik.

“Pada manusia, pH feses yang rendah menunjukkan rendahnya asupan karbohidrat dan lemak. Temuan kami konsisten dengan hal ini, karena penurunan pH feses dikaitkan dengan peningkatan asupan makanan dan penurunan pencernaan,” kata Kelly Swanson.

Para peneliti menemukan perbedaan menarik pada jenis bakteri pada kucing sebelum dan sesudah mereka diberi makan makanan sepuasnya selama 18 minggu. Selain itu, mereka juga menemukan waktu yang dibutuhkan makanan untuk melewati pencernaan saluran berkurang sekitar 25 persen seiring bertambahnya berat badan.

Menurut Kelly Swanson, penelitian ini sangat menarik karena perubahan pencernaan makanan tersebut dapat menjadi penyebab perubahan mikroorganisme pada kotoran kucing.

Ternyata, ada perubahan spesifik pada mikrobioma kucing yang tidak sama dengan perubahan yang terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi kondisi ini selain berat badan.

Memahami perubahan metabolisme dan pencernaan yang terjadi akibat obesitas pada kucing dapat membantu kita mencegah dan mengatasi masalah tersebut.

Tim peneliti merekomendasikan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara perubahan mikrobioma usus dan kesehatan secara keseluruhan. Dengan cara ini, kita dapat memahami bagaimana kesehatan usus kucing dapat memengaruhi kesehatannya secara keseluruhan.

Dalam studi terbarunya, Swanson dan tim peneliti lainnya menemukan cara aman untuk membantu kucing menurunkan berat badan dan lemak. Mereka menemukan bahwa membatasi jumlah makanan yang diberikan kepada kucing dapat memberikan efek positif dalam mencapai tujuan tersebut.

Setelah studi penambahan berat badan selesai, ke-11 kucing dalam penelitian tersebut menjalani diet terbatas. Hasilnya, mereka dapat kembali ke berat badan semula dengan selamat.

Namun, menyediakan makanan seperlunya saja tidak cukup. Para peneliti juga menyarankan pemilik hewan peliharaan untuk memasukkan olahraga dan meditasi pada waktu makan. Cara yang disarankan adalah dengan membagi makanan menjadi porsi kecil dan meletakkannya di tempat berbeda. Hal ini akan mendorong kucing untuk bergerak mencari makanan.

Selain itu, pemiliknya juga bisa melempar makanan agar kucingnya tidak bergerak untuk mengambilnya, atau menggunakan permainan makanan yang akan membuat mereka berpikir dan bertindak.

Meskipun kucing sering kali cerdas dan lebih suka mandiri, penelitian ini menunjukkan bahwa mereka dapat hidup lebih sehat dan bahagia dengan bantuan yang tepat dari kita.

Oleh karena itu, jangan ragu untuk menjaga kecantikan kekasih Anda. Hasil penelitian ini dipublikasikan di Journal of Animal Science sehingga dapat dipercaya dan dijadikan pedoman bagi pemilik kucing yang ingin menjaga kesehatan dan kebahagiaan hewan peliharaannya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *