Sat. Sep 28th, 2024

Bahaya Minum Obat Pereda Nyeri Migrain Secara Berlebihan, Begini Anjuran Dokter Syaraf

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Migrain merupakan nyeri yang terasa seperti ditusuk pisau di salah satu sisi kepala dan bukan merupakan penyakit umum. Menurut Survei Penyakit Global tahun 2019, migrain merupakan penyebab kecacatan nomor dua bagi pria dan wanita di seluruh dunia.

Migrain adalah sakit kepala yang seringkali menyebabkan kecacatan yang signifikan. Studi menunjukkan bahwa setidaknya satu miliar orang di seluruh dunia pernah mengalami migrain sepanjang hidup mereka, dan sekitar 148 juta di antaranya menderita migrain kronis atau parah.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSNI), Dr. Dodik Taskworo P.Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH mengatakan, kondisi sakit kepala ini perlu mendapat perhatian dan edukasi karena akan berdampak pada produktivitas seseorang, mengingat masyarakat usia produktif sering mengalami migrain. Oleh karena itu, ia merasa perlu adanya dukungan dalam penanganan migrain melalui deteksi dini.

“Selain meningkatkan kapasitas dokter layanan primer dalam melakukan skrining migrain dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasien migrain,” kata dr Dodik pada acara Bulan Peduli Migrain yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan RI dan PT Pfizer Indonesia, Rabu. 3 Juli 2024.

Biasanya orang langsung mengonsumsi obat yang dijual bebas untuk mengatasi migrain. Hal ini pada awalnya akan meredakan migrain, namun mengonsumsinya terlalu banyak bisa berbahaya bagi pasien karena obatnya tidak lagi efektif.

Ketua Satgas Sakit Kepala PERDOSNI, Dr. Devi Ariani Sudibyo, Sp.

 

Dr Devi, lebih dari Ariani, mengatakan pada tahap awal nyeri, diperbolehkan minum obat pereda nyeri, namun tidak lebih dari lima hari. Penderita migrain sebaiknya berkonsultasi dengan dokter keluarga atau dokter saraf jika rasa sakitnya tidak kunjung membaik setelah minum obat, sehingga dapat menemukan obat yang tepat untuk mengatasi migrain yang sudah parah.

Dalam sambutannya mengenai “Gambaran Umum dan Diagnosis Migrain di Indonesia”, Dr. Devi Ariani menjelaskan, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia menderita migrain. Insiden migrain di seluruh dunia adalah 8,1 per 1.000 orang per tahun.

Wanita diketahui lebih sering menderita migrain dibandingkan pria dengan perbandingan 3:1. Prevalensi migrain di Indonesia berkisar antara 11.000 hingga 12.000 per 100.000 penduduk. Selain itu, jika kategori ini termasuk serangan migrain yang parah, maka sebanyak 25 persen penderita migrain akan mengalami serangan migrain selama empat hari atau lebih (per bulan), ujarnya.

Sedangkan 35 persen lainnya hanya mengalami nyeri hebat selama tiga hari, dan 40 persen sisanya hanya mengalami 1 hari dalam sebulan. Selain itu, migrain juga dipengaruhi oleh faktor genetik, terutama jenis migrain dengan aura. Gejala awal migrain aura antara lain kilatan cahaya pada penglihatan, kesulitan berbicara, atau gemetar pada salah satu sisi wajah, lengan, atau kaki. 

Migrain juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke, gangguan kejiwaan, dan kecacatan. “Prevalensi migrain dalam 1 tahun meningkat seiring bertambahnya usia baik pada pria maupun wanita, dengan puncaknya antara usia 35 dan 45 tahun. Prevalensi meningkat pada kelompok berpenghasilan rendah,” kata dr Devi.

Sementara itu, dr Isti Sujarjanti dari PERDOSNI mengatakan, migrain bukanlah penyakit saraf. Namun migrain dapat menyebabkan perubahan fungsional pada gangguan pendengaran dan penglihatan.

Pemicu migrain antara lain perubahan hormonal, stres, konsumsi makanan tertentu seperti keju, alkohol, dan kafein. Perhatikan juga pola makan dan tidur yang tidak teratur, bau menyengat, cahaya terang, penggunaan obat berlebihan, dan banyak lagi.

Saat Anda mengalami serangan, ada dua pilihan pengobatan yang dapat dibagi menjadi dua kategori. “Ada obat untuk menghentikan rasa sakit dan obat untuk mencegah serangan migrain dengan memblokir sinyal rasa sakit dan peradangan pembuluh darah,” kata dr Isti. 

 

 

Berbagi pengalamannya sebagai pejuang migrain, Prof. Hasan Sjahrir, Sp.N (K) menjelaskan berbagai strategi pencegahan serangan migrain yang dapat diterapkan tergantung kondisi dan kondisi migrain. Penderitanya dapat memperbanyak minum air putih, memperhatikan pilihan makanan, menggunakan teknik manajemen stres, memperhatikan cuaca, makan teratur, dan istirahat saat mengalami migrain.

Prof. “Ini merupakan upaya untuk mengontrol pengobatan migrain,” kata Hassan. 

Menanggapi migrain yang kerap menyerang perempuan, Endah Ansoroedin, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) DKI Jakarta, mengatakan penting untuk membangun lingkungan yang mendukung pekerja perempuan penderita migrain. “DPD IWAPI DKI Jakarta memandang pentingnya penanganan migrain secara hati-hati karena akan berdampak pada pekerjaan para pekerja dan pengusaha yang menderita migrain,” ujarnya.

Endah Ansoroeddin mengatakan, “Jika pekerja dan pengusaha dalam keadaan sehat, maka produktivitas dan produktivitas akan meningkat, yang baik bagi dunia usaha dan perekonomian.” 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *