Fri. Sep 20th, 2024

Bakrie & Brothers Kantongi Laba Rp 237,47 Miliar pada 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan kinerja tahun anggaran 2023 yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, tercatat laba bersih sebesar Rp3,75 triliun atau meningkat 3,66 persen dibandingkan tahun 2022. Sebesar Rp 3,63 triliun.

Peningkatan laba bersih Bakrie & Brothers disebabkan oleh peningkatan pendapatan Grup PT Bakrie Metal Industries (BMI) sebesar Rp 49,3 miliar dan PT Multi Control Nusantara (MKN) sebesar Rp 102,3 miliar.

Selain itu, BNBR memiliki EBITDA sebesar Rp 446,04 miliar pada tahun 2023. Jumlah tersebut sebesar Rp121,51 miliar atau meningkat 37,44 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp324,52 miliar.

Seiring meningkatnya pendapatan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 2,99 triliun pada tahun 2023 dari Rp 2,91 triliun pada tahun 2022. Dengan demikian, laba kotor perseroan meningkat 23,35 persen dan meningkat dari Rp716,22 miliar menjadi Rp883,37 miliar.

Presiden dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk Anindya Novyan Bakrie menyatakan dalam keterangan resmi “Pencapaian ini merupakan hasil koordinasi yang baik antara sejumlah proyek strategis unit bisnis khususnya sektor manufaktur dan teknologi informasi.” pesan, Kamis (14/3/2024).

BNBR juga mencatatkan laba usaha sebesar Rp348,31 miliar sepanjang tahun 2023. Angka tersebut meningkat 50,18 persen atau 116,38 miliar lira dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 231,93 miliar kroon.

Namun pada tahun 2023, perseroan mencatatkan tambahan beban sebesar Rp30,34 miliar. Jumlah ini berbeda dengan pendapatan lain-lain yang dibukukan tahun lalu sebesar Rp 121,8 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham induk sebesar Rp 237,47 miliar pada tahun 2023. Pendapatan ini turun 10,77 persen dari tahun lalu sebesar 266,13 miliar dirham.

 

Chief Financial Officer BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti menambahkan, neraca perseroan kini sangat ramping dan sehat. Apalagi dengan penyelesaian utang yang sedang berjalan sebesar USD 854,7 juta atau Rp 13,1 triliun dengan Glencore.

Dengan restrukturisasi utang tersebut, rasio utang Perseroan menjadi lebih baik dan sehat dari Rp 12,08 triliun atau 10,44x pada tahun lalu menjadi Rp 589,27 miliar atau 1,67x pada tahun 2023.

“Dengan demikian, neraca perseroan akan fleksibel dan sehat, sehingga kami berharap BNBR dapat tumbuh lebih cepat dari sebelumnya di masa depan,” kata Roy.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), aset perseroan pada akhir Desember 2023 sebesar Rp7,1 triliun, turun signifikan dibandingkan akhir tahun 2022 sebesar Rp17,46 triliun. Namun liabilitasnya menurun signifikan dari Rp 15,94 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 4,44 triliun pada tahun 2022.

Sedangkan saldonya meningkat dari Rp1,53 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp2,66 triliun pada tahun 2022.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *