Wed. Oct 9th, 2024

Bandung Dingin, Dinkes: Awas Serangan Penyakit Cuaca Ekstrem

matthewgenovesesongstudies.com, Bandung – Wilayah Bandung Raya akan mengalami cuaca ekstrem dengan suhu minimum diperkirakan antara 16-21 derajat Celcius. Berbagai penyakit bisa terjadi pada cuaca dingin.

Puskesmas Kota Bandung menyampaikan permohonan kepada masyarakat terkait kondisi cuaca terkini.

Deborah Johana Ratu, Kepala Dinas Kesehatan Pusat Pelayanan Kesehatan (DINKS) Kota Bandung, mengungkapkan, beberapa penyakit bisa saja terjadi seperti pilek (flu), batuk, asma, dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Nyeri sendi pada pasien rematik.

Namun, ada beberapa tindakan pencegahan yang dapat Anda lakukan agar tetap sehat meski menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Dalam siaran persnya pada Selasa, 16 Juli 2024, Deborah mengatakan, “Yang perlu dilakukan sebenarnya tidak ada bedanya dengan apa pun.”

Selanjutnya beliau memberikan petunjuk tentang akronim CERDIK yang artinya:

C: Periksa kesehatan Anda secara teratur

E: Hilangkan asap rokok

R: Aktivitas fisik teratur

D: Diet seimbang

Saya: Istirahat yang cukup

K: Mengurangi stres

Selain itu, jika tubuh Anda mulai menunjukkan gejala seperti batuk atau flu, Deborah menyarankan untuk mengonsumsi herbal di rumah.

“Misalnya kalau sedang batuk, bisa menggunakan jeruk nipis dan kecap dengan perbandingan satu banding satu,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan, jika gejala penyakit tidak kunjung membaik, segera berobat ke puskesmas (puskesmus, klinik atau dokter) untuk menghindari risiko penyakit yang lebih serius.

Tapi kalau sudah lebih dari beberapa hari, sebaiknya ke puskesmas tingkat pertama untuk dites. Kami khawatir, ada penyakit lain yang harus dideteksi sejak dini,” tutupnya. .

Sebelumnya, suhu di Bandung lebih sejuk pada bulan Juli tahun ini, terutama pada malam hari, dini hari, dan dini hari. Menurut laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu terendah di Bandung mencapai 16,6°C pada minggu kedua Juli. Sebelumnya, suhu minimum pada bulan Juli adalah 19,8 derajat Celcius.

Direktur BMKG Bandung Teguh Rahayu menjelaskan, suhu udara dingin yang terjadi saat ini merupakan fenomena alam yang biasa terjadi pada musim kemarau pada Juli hingga Agustus.

“Hari ini (14 Juli 2024) suhu minimum berubah signifikan hingga mencapai 16,6 derajat Celcius. Rata-rata suhu minimum pada bulan Juli 18,2 derajat Celcius dan Agustus 17,5 derajat Celcius.

Rahayu mengatakan, pada musim kemarau saat tidak ada tutupan awan, permukaan bumi paling banyak menerima radiasi karena sinar matahari lebih kuat pada siang hari.

Bumi melepaskan energi pada malam hari. “Karena tidak ada awan, maka radiasi yang tersimpan di permukaan bumi dilepaskan secara maksimal pada malam hari hingga fajar. Kondisi ini menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat dengan kehilangan energi yang maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara yang sangat dingin sejak awal. pagi hingga malam,” katanya

Selain itu, penyebab lain dari dinginnya suhu udara saat musim kemarau adalah adanya musim dingin di wilayah Australia.

Australia memiliki pola tekanan yang relatif tinggi yang menggerakkan udara dingin menuju Indonesia atau dikenal dengan monsun Australia yang menjadi penyebab utama terjadinya musim kemarau di Indonesia.

“Muson Austral membawa udara dingin dan kering dari wilayah Australia ke wilayah Indonesia di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan),” jelasnya.

Berdasarkan pengalaman, fenomena suhu dingin ini akan berlangsung hingga Agustus 2024.

Suhu yang lebih rendah biasa terjadi pada puncak musim kemarau, khususnya di wilayah BBS Indonesia, ujarnya.

“Saat ini wilayah Jawa Barat, termasuk Bandung Raya, sedang memasuki musim kemarau. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan, mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada malam hingga dini hari, serta selalu mengetahui informasi cuaca dan iklim terkini. melalui situs resmi BMKG,” imbuhnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *