Tue. Oct 1st, 2024

Bank Sentral Rusia Akui Pakai Kripto Buat Hindari Sanksi Barat

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bank sentral Rusia mengatakan harus menggunakan mata uang kripto dan aset digital untuk memfasilitasi pembayaran kepada mitra asing guna melawan sanksi Barat yang dijatuhkan atas konflik Ukraina.

Rusia telah mencapai kemajuan di Tiongkok, India, Amerika Serikat, Turki, dan negara-negara lain yang tidak menerapkan sanksi yang menghadapi masalah serius dalam beberapa pekan terakhir.

Sanksi Barat baru-baru ini menargetkan lembaga keuangan besar Rusia, termasuk Bursa Efek Moskow dan SWIFT domestik Rusia.

Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina mengakui masalah pembayaran merupakan salah satu tantangan terbesar bagi perekonomian Rusia. Nabiullina mengatakan mitra dagang Rusia di berbagai negara sedang mengalami tekanan.

“Teknologi keuangan baru menciptakan peluang bagi program-program yang belum pernah ada sebelumnya. Nabiullina mengatakan pada Jumat (7 Mei 2024), menurut Yahoo Finance, “Itulah sebabnya kami melunakkan sikap kami terhadap penggunaan uang tunai dalam pembayaran internasional, mengizinkan penggunaan sumber daya sistem untuk pembayaran.”

Nabiullina juga mengatakan, sistem pembayaran global baru tanpa keterlibatan perusahaan Barat lambat laun akan muncul karena banyak negara yang merasa terancam jika hanya menggunakan satu metode pembayaran dan bukan metode lain?

Nabiullina mengatakan Rusia dan negara-negara lain dalam kelompok BRICS sedang mendiskusikan rencana pembayaran jembatan BRICS, yang akan dibangun melalui koordinasi program keuangan negara-negara anggota.

 

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Penelitian dan analisis sebelum membeli dan menjual cryptocurrency. matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Sebelumnya, Jaringan Listrik Rusia menyebutkan kebutuhan listrik yang dibutuhkan industri pertambangan negara itu akan meningkat menjadi 6,9 gigawatt (GW). Jumlah ini sangat besar jika dibandingkan dengan yang digunakan saat ini.

Kantor berita TASS melaporkan bahwa Direktur Pasar Energi dan Urusan Internasional Perusahaan Tenaga Listrik Rusia Andrey Katayev mengatakan bahwa pusat pemrosesan data yang dioperasikan oleh perusahaan pertambangan Rusia tersebut mengkonsumsi listrik dalam jumlah yang sama dan 2,7 GW.

“6,9 GW lainnya sedang bersiap untuk online,” katanya. kata Dikutip cryptonews.com, Senin (7 Januari 2024).

Dari jumlah tersebut, Katayev menambahkan, pusat data berkapasitas 2,5 GW memiliki persyaratan teknis untuk terkoneksi dengan jaringan sistem kelistrikan Rusia.

Direktur mengatakan hal ini pada pertemuan Komite Ketenagalistrikan Persatuan Industri dan Pengusaha Rusia.

Meskipun para penambang akan menyambut baik berita ini, gagasan bahwa kemampuan ini akan tersedia secara online mungkin akan membuat khawatir banyak orang di Moskow.

 

Kataev mengatakan, perencanaan sistem ketenagalistrikan saat ini, yang disetujui oleh Kementerian Energi untuk periode 2024-2029, memperkirakan peningkatan kapasitas rata-rata sebesar 2%, terutama 3,4 GW per tahun.

Pertumbuhan industri di Rusia yang dapat menyebabkan masalah ketenagalistrikan. Produksi industri meningkat 3,5% tahun lalu di Rusia.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada tahun ini. Ia mengatakan, beberapa wilayah Rusia, seperti di selatan Siberia, masih menghadapi masalah kekurangan energi.

Namun, ia juga mengatakan bahwa secara umum para penambang sangat mobile dan dapat berpindah dari daerah yang memiliki energi berlebih jika diperlukan.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *