Thu. Sep 19th, 2024

Bapanas Sudah Punya Strategi Cegah Harga Pangan Naik Dampak Perang Iran Vs Israel

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menjelaskan banyak langkah dan solusi yang diharapkan untuk menstabilkan harga pangan di Indonesia di tengah kondisi geopolitik global.

“Solusi yang dibutuhkan pemerintah adalah cadangan pangan, solusi yang harus disiapkan setelah panen untuk mendukung apa yang dilakukan Menteri Pertanian. Total,” kata Arief kepada wartawan usai acara Halal bi halal, Kamis (18) /4 /).2024).

Arief menjelaskan, tidak ada kelompok yang mengetahui Iran akan menyerang Israel dan konflik antara Rusia dan Ukraina akan berlangsung lama. Oleh karena itu, menurut Arief, salah satu solusi untuk mengurangi dampak geopolitik adalah dengan memberikan pangan kepada pemerintah.

Arief mencontohkan Vietnam, kebutuhan beras tahunannya 21 juta ton, namun produksinya mencapai 27 juta ton, sehingga ada selisih sekitar 6 juta ton.

“Di Indonesia kita butuh 30-31 juta ton per tahun, produksinya mendekati itu, selisihnya hanya 500 ribu ton sampai 1,3 juta ton. Itu hanya setara kurang dari 1 bulan. Kalau mau aman, Pak Mentan bilang produksinya harus lebih dari 35 juta ton,” jelas Arief.

Dari sisi penguatan produksi, Arief menjelaskan caranya adalah dengan memperkuat dan memperluas.

“Ladang pangan itu bagian dari pemekaran. Promosi itu bagian dari promosi karena untuk meningkatkan produksi negara 5.2 harus ada pencemaran, tidak terlambat, harus ada air juga. Ada pupuk, benih diperluas , tapi airnya tidak ada,” imbuhnya.

Selain itu, Arief mengatakan pelemahan nilai tukar juga dapat berdampak pada banyak produk pangan. Arief mengatakan, terjadi penurunan harga pada beberapa produk yang sudah lama naik di luar negeri, salah satunya gula pasir. Ia mengatakan larangan gula asal India, termasuk beras, berdampak pada harga dunia.

“Di dalam BUMN, Pak Erika meminta seluruh BUMN untuk mengurangi risiko atau berusaha meski dolarnya Rp.

Semula Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara berharap konflik Iran dan Israel segera hilang. Ia mengkaji, jika terjadi peningkatan konflik antara Iran dan Israel maka akan mengganggu perdagangan dan sektor keuangan dunia, termasuk dunia.

“Kami berharap tidak terjadi peningkatan yang besar,” kata Suahasil Nazara pada Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024 di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Menurut Suahasil, dampak konflik Iran dan Israel sudah mulai terasa pada perekonomian dunia dan Indonesia termasuk kenaikan harga minyak mentah dan melemahnya nilai Rupiah terhadap dolar Amerika.

Rupiah kembali ditutup melemah 44 poin pada perdagangan sore Rabu 17 April 2024, meski melemah 70 poin menjadi 16.220 terhadap dolar AS dari penutupan sebelumnya 16.176.

“Kita mulai melihat kenaikan harga komoditas global, kita juga memperhatikan dampak nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS,” ujarnya.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus mencermati pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah.

“Kami menganggap serius konflik antar negara di Timur Tengah, konflik antara Israel dan Iran,” kata Suahasil.

Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) terus memperkuat kerja sama untuk menjaga stabilitas nilai tukar dolar AS. Antara lain memperhatikan perubahan yang melemahkan nilai tukar Garuda.

“Kami di Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, dan LPS untuk menggunakan konsep stabilitas keuangan untuk menjamin stabilitas nilai tukar yang mempengaruhi perekonomian kita,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *