Mon. Sep 16th, 2024

Bappebti Ungkap Pelanggan Kripto di Indonesia Sentuh 18,25 Juta hingga November 2023

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Badan Pengembangan Usaha dan Produk (Bappebti) Tirta Karma Sanjaya mengatakan industri uang tunai terus berkembang pesat. Hal tersebut diumumkan Tirta pada acara Kripto Outlook 2024 Reku. Pada November 2023, jumlah pelanggan aset kripto yang terdaftar mencapai 18,25 juta dengan rata-rata peningkatan bulanan sebanyak 437,9 ribu pelanggan sejak Februari 2021. Perkembangan ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat terhadap aset kripto. Namun hal ini juga harus dibarengi dengan edukasi kepada masyarakat. Selain itu, periode penurunan Bitcoin yang juga diperkirakan akan terjadi pada tahun depan akan mendorong kenaikan harga aset kripto dan bisnis. “Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat diharapkan semakin cerdas dalam berinvestasi aset kripto,” kata Tirta pada Senin, 18/12/2023. Tirta juga menyampaikan nilai komoditas aset kripto di Indonesia. mencapai Rp 104,9 triliun pada Januari-Oktober 2023. Meski angka tersebut tidak sebesar periode sebelumnya, namun potensi industri aset kripto masih sangat besar. Saat ini Indonesia menempati peringkat ketujuh sebagai negara dengan aset kripto terbesar. investor global. Tirta menutup: “Kami terus terhubung dan berkolaborasi dengan asosiasi vendor dan mitra terkait untuk meningkatkan ekosistem dan tata kelola. Sehingga kami berharap nilai bisnisnya kembali meningkat.” pembaca Harap mempelajari dan menganalisis sebelum membeli dan menjual Crypto matthewgenovesesongstudies.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Sebelumnya diberitakan, pengalihan aset kripto dari Badan Pengawas Devisa (Bappebti) ke Badan Jasa Keuangan (OJK) sedang berlangsung. Masa pengalihan ini diberikan masa transisi selama dua tahun atau 24 bulan, sesuai Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembangunan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK).

Melihat proses transisi terus berjalan, banyak pihak yang menyatakan kepuasannya terhadap rencana pemerintah. CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengatakan ada manfaat dari perubahan ini.

Mengkoordinasikan instruksi

Dalam jumpa pers, Yudhono mengatakan: “Dengan adanya pengalihan ke OJK, diharapkan akan terbentuk aturan yang mengatur penggunaan surat berharga dan instrumen keuangan lainnya. Hal ini penting guna menciptakan sistem investasi yang sehat dan mengurangi risiko. dari ‘pertanyaan tentang kepastian hukum.’ / 11/2023).

Yudhono menambahkan, OJK memiliki banyak peluang untuk mengintegrasikan aset kripto ke lembaga keuangan tradisional seperti bank, sehingga dapat memfasilitasi kerja sama antara pelaku industri dan lembaga keuangan tradisional, serta memberikan lebih banyak peluang layanan bagi investor.

Ia mengatakan, “OJK telah menunjukkan komitmen terhadap pengembangan regulasi industri keuangan. Yudhono melanjutkan: “Dengan aset kripto yang dikelola, OJK dapat menggunakan keahliannya untuk membangun kerangka regulasi yang kuat di pasar keuangan, sehingga meningkatkan kepercayaan investor dan pemangku kepentingan lainnya.” Akses terhadap pendidikan

Yudho menjelaskan, OJK mempunyai kemampuan untuk memasukkan edukasi keuangan ke dalam programnya sehingga masyarakat memahami sepenuhnya risiko dan peluang di pasar keuangan.

Terakhir, Yudho menekankan tantangan yang mungkin timbul dalam proses migrasi, seperti integrasi infrastruktur teknologi dan peningkatan kapasitas tenaga kerja.

Namun, dengan komitmen pemerintah dan dukungan seluruh pemangku kepentingan, kami berharap transisi ini dapat maju dan membantu perkembangan industri logistik Indonesia, tutup Yudhono.

Seperti disebutkan sebelumnya, berdasarkan data Badan Pengatur Efek (Bappebti), nilai transaksi aset kripto mengalami penurunan selama setahun terakhir. Pada tahun 2021, volume perdagangan aset kripto mencapai Rp 859,4.

Kemudian turun 63 persen menjadi 306,4 triliun pada tahun 2022 dan terus menurun hingga tahun 2023 hingga September lalu tercatat sebesar 94,4 triliun.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Hasan Fawzi, Direktur Jenderal Departemen Keuangan OJK yang bertanggung jawab atas pengawasan inovasi teknologi, sumber daya keuangan digital, dan aset kripto, mengatakan kemungkinan penyebab pertama penurunan ini adalah faktor alam. Karena sebelumnya semua aset investasi mengalami peningkatan akibat pencegahan epidemi Covid-19, begitu juga dengan mata uang kripto.

“Bahkan seluruh aktivitas investasi meningkat sehingga menyebabkan peningkatan luar biasa pada aset kripto pada tahun 2021, kemudian secara bertahap terjadi penurunan yang wajar seperti yang terjadi pada semua perangkat pada tahun 2022 dan akan berlanjut pada tahun 2023,” pungkas Hasan. Bulan ini didedikasikan untuk bulan Fintech yang diperingati dengan Indonesia Fintech Conference and Expo 2023 yang kelima, yang tercatat pada Sabtu (11/11/2023).

Hasan menambahkan, jika penguasaan aset kripto sampai ke OJK, pihaknya akan mencari cara terbaik untuk mengembangkan dan memperkuat ekosistem.

Selain itu, menurutnya, akan ada masalah kelembagaan yang perlu diatasi, karena investasi kripto adalah tentang kepercayaan.

“Jadi kalau masyarakat sudah tidak percaya diri dan takut untuk masuk ke alat investasi ini, tentu akan terjadi penurunan lebih lanjut. Kami akan menyediakan infrastruktur kelembagaan yang kuat sehingga akan menjaga kepercayaan investor, dalam hal ini kami akan melakukan penjualan di aset kripto ini. nanti” tutupnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *