Fri. Sep 20th, 2024

BEI Belum Kantongi BUMN di Pipeline IPO hingga 15 Februari 2024

By admin Apr27,2024 #BEI #BUMN #IPO #perusahaan #Saham

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat puluhan perusahaan siap debut di bursa. Namun hingga saat ini, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan belum ada BUMN yang masuk dalam pipeline IPO awal di bursa.

“Saat ini belum ada BUMN yang masuk dalam pipeline. Kami berharap BUMN dan anak perusahaan BUMN juga bisa tercatat di pasar modal,” kata Nyoman kepada wartawan, Kamis (15/2/2024).

Nyoman menambahkan, BEI dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara sebelumnya telah menjalin kesepakatan akomodasi bagi perusahaan pelat merah yang akan melantai di bursa. Hal ini merupakan bagian dari komitmen Børsen untuk membawa perusahaan milik negara ke level berikutnya dengan pengelolaan yang baik dan transparan. Sayangnya, sejauh ini belum ada perusahaan pelat merah yang akan mencatatkan sahamnya di bursa dalam waktu dekat.

“Jadi IPO BUMN ini tergantung kesediaan BUMN dan anak-anak perusahaannya. Yang kami lakukan tentu saja mendukung dalam hal berbagi hal-hal yang bisa kami berikan. sisi atau sudutnya sesuai ekspektasi investor, sehingga kita berharap bisa sukses di pasar modal,” tambah Nyoman.

Hingga 7 Februari 2024, bursa mencatat ada 24 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO. Berdasarkan klasifikasi aset, perusahaan menengah dengan aset DKK 50 hingga 250 miliar mendominasi. Rp 17 perusahaan. Lalu 4 perusahaan besar dengan aset di atas DKK 250 miliar. Rp. Sisanya 3 perusahaan memiliki aset lebih kecil di bawah DKK 50 miliar. Rp.

Diberitakan sebelumnya, PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) meyakini tren penawaran umum perdana (IPO) akan tetap positif di tahun politik. Di sisi lain, penawaran umum perdana (IPO) BUMN diperkirakan sepi pada periode tersebut.

Direktur Utama BRID Laksono Widodo mengatakan, pihaknya akan mendatangkan setidaknya lima perusahaan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor mulai dari manufaktur hingga teknologi dengan total aset lebih dari Rp 250 miliar.

Oleh karena itu, ia fokus setidaknya lima IPO yang akan selesai pada 2024. Selain Indonesia masuk Partai Demokrat, tahun pemilu, kondisi pasar modal masih sangat dinamis terkait dengan kondisi geopolitik dan suku bunga.

“Tapi kita sudah punya lima pipeline, kalau pasar mendukung bisa jadi IPO bagus,” ujarnya saat ditemui di BEI, Selasa (24/10/2023).

Namun, pipa tersebut tidak mencakup perusahaan dari BUMN seperti Pertamina Hulu Energy (PHE). Pasalnya, banyak faktor yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan IPO.

“BUMN-nya belum ada, (PHE) belum masuk lima (pipeline). Mungkin kalau kita belajar dari tahun lalu, pasti ada proyek-proyek besar yang keputusannya diambil pemerintah. Mungkin ada penundaan.” dia menambahkan.

Namun, dia memperkirakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan bungkam soal pencatatan saham di bursa. Sebab, pemerintah berpotensi menunda IPO BUMN menjelang pemilu 2024.

“Saat ini pemerintah sedang memasuki masa rehat, jadi belum ada yang mau mengambil keputusan. Bisa ditanyakan ke Kementerian BUMN, kata Laksono.

Ia pun berharap IPO tidak terhenti karena BRIDS bertujuan membantu perusahaan pelat merah. Di sisi lain, dia mencatat, tren IPO secara umum tahun depan akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Memasuki tahun pemilu, biasanya ada sejumlah antisipasi ketika menyangkut pemerintahan baru.

Selain itu, ada juga faktor global yakni suku bunga Federal Reserve Amerika Serikat (AS) yang sedang naik. Selain itu, The Fed berpotensi menaikkan suku bunga.

“Ini adalah sesuatu yang perlu dipikirkan tahun depan dalam kaitannya dengan selera investor untuk melakukan IPO,” katanya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *