Fri. Sep 20th, 2024

BEI Gembok Perdagangan Saham SRAJ, PTPS hingga HUMI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan penghentian sementara atau penghentian sementara perdagangan beberapa saham. Saham PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) dan PT Pulau Subur Tbk (PTPS) disuspensi sementara karena kenaikan harga yang besar di pasar saham.

Sementara itu, Bursa menghentikan sementara saham PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI) setelah terjadi penurunan pertumbuhan harga yang cukup signifikan.

“Terdapat kenaikan signifikan pada total harga saham SRAJ dan PTPS akibat penurunan BEI, dan penurunan total harga saham HUMI. Perlu dilakukan penghentian sementara perdagangan saham SRAJ. Saham PTPS dan HUMI 12 Februari 2024 diperdagangkan,” dikutip bursa, Senin (2 Desember 2024).

Perdagangan saham SRAJ, PTPS dan HUMI ​​​​dihentikan sementara di pasar rakyat dan pasar uang. Tujuannya, memberikan waktu yang cukup bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang informasi yang ada saat mengambil keputusan berinvestasi di saham SRAJ, PTPS, dan HUMI.

Berdasarkan RTI, saham SRAJ menguat signifikan pada perdagangan pekan lalu, tepatnya 6 Februari 2024. Saat itu, SRAJ ditutup pada 24,27 persen dan menduduki peringkat 640. Konsolidasi berlanjut pada 7 Februari dan saham SRAJ mencapai 735. Saham SRAj naik 15,75 persen selama sepekan. Sedangkan harga saham SRAJ meningkat 25,64 persen dalam setahun terakhir.

Saham PTPS menguat sejak awal Februari 2024. Kenaikan tertinggi sebesar 31,18 persen pada 2 Februari 2024. Saat ini harga saham PTPS berada di level 402. Dalam sepekan, harga saham PTPS sudah naik 116,13%.

Saham PTPS naik 103,03 persen dari harga IPO sebanyak 198 saham. PTPS merupakan pendatang baru di Bursa yang tercatat pada 9 Oktober 2023. Sedangkan saham HUMI ​​saat ini berada di peringkat 57.

Dalam sepekan, harga saham perusahaan “HUMI” anjlok 26,92 persen. Sementara itu, tahun lalu. Harga saham HUMI ​​saat ini anjlok 43% dari harga IPO 100 per saham. HUMI juga go public baru-baru ini. Saham HUMI ​​akan didaftarkan pada 9 Agustus 2023.

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan kemungkinan delisting PT Hotel Mandarine Regency Tbk (HOME). Pasalnya BEI telah menyegel saham perseroan selama 48 bulan atau 4 tahun hingga 3 Februari 2024.

Penghapusan pencatatan dan pencatatan kembali saham diatur dalam Peraturan Bursa Nomor I-I. Dalam III.3.1.1, saham suatu perusahaan tercatat dapat didaftarkan jika dihadapkan pada situasi atau peristiwa yang akan berdampak negatif terhadap kelangsungan usahanya dari sudut pandang keuangan dan hukum. terdaftar sebagai perusahaan. merupakan perusahaan publik dan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Sedangkan pada III.3.1.2, Bursa hanya dapat menghapus saham emiten yang terakhir dijual di pasar yang disepakati karena terhentinya pasar umum dan pasar keuangan. 24 bulan. Masa suspensi saham PT Hotel Mandarine Regency Tbk (Perseroan) telah mencapai 48 bulan pada 3 Februari 2024, kata Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam bocoran keterangannya, Jumat (12/1/2024). .

Seiring dengan diumumkannya kemungkinan PHK, beberapa manajer telah mengajukan pengunduran diri namun belum mendapat persetujuan RUPS.

Komisaris Utama Iskandar Ali, Komisaris Michael Vinata, dan Komisaris Independen Zainuddin Efendi termasuk di antara mereka yang mengundurkan diri. Di jajaran direksi ada Direktur PT Hotel Mandarine Regency Tbk Ardi Syofyan. Sementara itu, CEO Batu Widia Prakoso tetap mempertahankan posisinya di perseroan.

Berdasarkan laporan bulanan pemegang obligasi perseroan per 31 Desember 2023, komposisi pemegang saham HOME meliputi 5.479.895.094 saham atau 24,67 persen dimiliki Kejaksaan Negeri.

Berikutnya sebanyak 2.126.279.700 saham atau 9,57 persen dipegang oleh PT Yuanta Sekuritas Indonesia dan 27.500 saham atau 0,01 persen oleh Ardi Syofyan. Sisanya sebanyak 14.605.992.488 saham atau setara 65,75 persen merupakan milik publik.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan BEI telah mengakuisisi empat pemegang saham emiten (PSP) untuk membeli kembali saham publik dari beberapa emiten yang kemungkinan akan dilikuidasi.

“Ada empat PSP yang sedang dalam proses akuisisi dalam waktu dekat,” kata Nyoman kepada wartawan, Senin (2 Mei 2024) usai penyerahan dokumen CGS-CIMB.

Nyoman menambahkan, BEI akan berupaya semaksimal mungkin untuk menemukan PSP. Dikatakannya, manajemen akan lebih sulit menemukan penyedia yang berada dalam situasi buruk dibandingkan penyedia yang berada dalam situasi baik.

Nyoman mengatakan, saat ini ada dua jenis penghapusan di BEI, yakni penghapusan sukarela dan penghapusan paksa. Jika terjadi penghapusan dari daftar sukarela, akan lebih mudah untuk bertemu dengan pihak manajemen karena penyedia layanan telah menyiapkan pengembalian dana.

Nyoman mengatakan, hanya emiten yang melakukan delisting secara sukarela yang wajib membeli kembali saham premium karena posisi perseroan lebih aman, sedangkan emiten yang melakukan delisting secara wajib tidak wajib melakukan pengembalian dana.

“Namun, seiring berjalannya waktu, divestasi sukarela menjadi lebih seperti pembelian kembali saham, dan divestasi paksa menjadi pembelian kembali wajib untuk melindungi investor. Di masa lalu, mereka yang dipaksa keluar tidak dimintai pertanggungjawaban,” kata Newman.

Dia mengatakan regulator telah berusaha memaksa mereka yang terpaksa keluar untuk membeli kembali sahamnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *