Sat. Sep 7th, 2024

BEI Sebut Ada Peningkatan Produk Waran Sejak 2022

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Ini Gede Nyoman Yetna mengungkapkan rencana peningkatan produk di pasar modal Indonesia sejak 2022-2023. 

Nyoman mengungkapkan, jumlah pesanan baru meningkat pesat sejak tahun 2022, dari 13 pendaftaran pesanan baru pada tahun 2023 menjadi 182 pendaftaran resmi. 

“Ada peningkatan penjualan dua kali lipat dibandingkan tahun 2022 saat pertama kali diluncurkan. Pada tahun 2022 rata-rata jumlah penjualan hanya Rp 2,6 miliar, namun pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp 5,4 miliar,” kata Nioman di CGS-CIMB. daftar garansi terorganisir, Senin (5/2/2024). 

Menurut Nyoman, produk waran BEI dapat menjadi produk investasi yang mudah dipahami dan diminati investor. Dengan adanya jaminan produk, Nyoman berharap dapat meningkatkan aktivitas penjualan dan pertumbuhan pedagang grosir. 

“Kami di Bursa Efek Indonesia (BEI) sangat berharap banyak anggota bursa yang mengembangkan bisnis di pasar modal sebagai emiten atau penerbit surat berharga terstruktur,” kata Nioman. 

Pada Senin, 5 Februari 2024, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia resmi menerbitkan enam produk terstruktur. Waran tetap seri pertama dengan kurang dari 6 perusahaan konstituen IDX30, dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.

 

Sebelumnya diberitakan, PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia resmi mengeluarkan 6 produk garansi terencana. Waran tetap seri pertama memiliki kurang dari 6 saham IDX30 yang mewakili perusahaan dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.

Divisi tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): BBCAYUCX4A, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): BMRIYUCX4A, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA): MDKAYUCX4A, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TTLKMLU): , PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): UNVRYUCX4A dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO): GOTOYUCX4A.

Managing Director PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia Lim Kim Sia mengatakan penerbitan waran ini menunjukkan komitmen perseroan untuk memulai usaha baru yang dapat dijangkau oleh seluruh wilayah di kawasan. 

“Dengan menerbitkan dokumen-dokumen ini, kami menunjukkan komitmen kami kepada investor dan menyediakan berbagai produk investasi yang memenuhi kebutuhan investor, khususnya investor ritel,” kata Lim saat acara pendaftaran waran, Senin (2/5/2024). 

Lim berharap penerbitan waran yang diusulkan dapat membantu meningkatkan jumlah transaksi di pasar modal Indonesia dan menarik investor baru. 

Sementara itu, Direktur Analisa Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Ini Gede Nyoman Yetna mengatakan, produk waran BEI bisa menjadi salah satu produk investasi lain yang mudah dipahami dan diminati investor. “Kami berharap produk ini dapat meningkatkan transaksi dan jumlah investor,” jelas Nioman. 

Nyoman mengungkapkan, jumlah waran baru meningkat pesat sejak tahun 2022 yang hanya terdaftar 13 waran, namun pada tahun 2023 akan ada pendaftaran sistematis sebanyak 182 waran. 

Perdagangannya juga meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun 2022 ketika diluncurkan. Pada tahun 2022, rata-rata jumlah transaksi hanya sebesar Rp 2,6 miliar, sedangkan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp 5,4 miliar. 

 

Seperti disebutkan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan ada tiga efek yang akan menerbitkan waran.

Kepala Pengembangan Bisnis Structured Product BEI Kuita S. Pradapaningsih mengatakan, sudah ada satu sekuritas yang memiliki izin usaha komersial (LP) dan sedang dalam proses penerbitan. Selain itu, dua sistem cadangan lainnya masih dalam pengembangan. 

Sayangnya, dia tidak merinci sekuritas mana yang akan menerbitkan dokumen usulan tersebut. 

“Ada tiga (pipeline), satu sudah mengakuisisi bisnis sebagai LP dan go public, dan dua lainnya sedang dalam proses pengembangan sistem,” ujarnya dalam pelatihan langsung jurnalis pasar modal, China (9/ 11/2023). 

Dengan begitu, ia berharap ketiga emiten potensial tersebut mampu mendorong pengembangan dan komersialisasi waran yang diajukan. 

Selain itu, BEI juga menargetkan transaksi dengan waran terjadwal hingga 1 persen dari rata-rata nilai transaksi harian (RNTH). Pasalnya, waran terjadwal merupakan salah satu produk non-ekuitas yang paling banyak dicari investor.

Faktanya, produk waran terstruktur ini baru diluncurkan pada tahun 2022. Namun BEI mengakui perdagangan harian waran terstruktur masih jauh dari target. 

Pradapaningsih mengatakan, pihaknya berharap ke depan tatanan terorganisir bisa meningkat. Sebab BEI terus melakukan sosialisasi dan edukasi secara luas kepada investor yang memenuhi syarat untuk produk ini.

“Dibandingkan RNTH sebesar Rp10 triliun per hari, ini masih sangat jauh dari target 1 persen,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Unit Pengembangan Bisnis Derivatif BEI Pier Ridge optimistis target 1 persen akan tercapai jika melihat situasi investor yang semakin melirik produk ini.

“Kalau kita bandingkan perdagangan negara tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura, mereka sudah lama menyelenggarakan sertifikat, harganya sekitar 6 persen dari pasar mereka. Kami yakin jika investor mengetahui lebih banyak, kami dapat bersaing dengan tetangga kami,” kata Peer. 

Dari sisi investor, jumlah investor pada waran terstruktur masih sedikit, yakni masih ribuan. Ke depannya, BEI memperkirakan akan memiliki lebih dari 10.000 pemegang waran yang diperbarui. 

Menurut Pradapaningsih, penjamin sebaiknya berusia antara 30 hingga 40 tahun, asalkan sudah mengetahui risikonya, memiliki pendapatan tetap, dan merupakan pedagang yang bekerja di pasar modal.

Menanggapi hal tersebut, BEI juga menyatakan produk penjaminan terstruktur ini cocok bagi investor ritel aktif. 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *