Mon. Sep 23rd, 2024

Belanda Pertimbangkan untuk Kembali Beri Bantuan ke UNRWA

matthewgenovesesongstudies.com, Amsterdam – Pemerintah Belanda pada Jumat (26/4/2024) menyatakan akan mempertimbangkan untuk melanjutkan pendanaan untuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina (UNRWA) di Gaza.

Tapi ada syaratnya. Sementara lembaga tersebut menerapkan rekomendasi untuk meningkatkan ketidakberpihakannya, demikian dikutip laman VOA Indonesia, Selasa (30/4).

Keputusan itu diambil setelah mantan Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna merilis penyelidikannya pada Senin (22/4) mengenai kemungkinan keterlibatan beberapa pekerja UNRWA dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.

Investigasi yang dipimpin oleh Colonna terhadap ketidakberpihakan badan tersebut menyimpulkan bahwa tuduhan Israel bahwa ratusan pekerja UNRWA adalah anggota kelompok teroris di Gaza tidak didukung.

Pemerintah Belanda mengatakan pihaknya memberikan kontribusi tahunannya kepada UNRWA pada bulan Januari sebelum tuduhan terhadap badan tersebut muncul.

Negara ini adalah salah satu dari beberapa negara Eropa yang membekukan pendanaan untuk badan tersebut setelah tuduhan tersebut dilontarkan.

Ia mengatakan, saat ini belum ada rencana untuk memberikan donasi tambahan dalam waktu dekat. Namun, pihaknya akan mempertimbangkan UNRWA sebagai mitra potensial jika bantuan diminta.

Sebelumnya, Jepang pada Selasa (2/4) menyatakan akan membekukan pendanaan untuk Badan Palestina Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNRWA).

Sementara itu, UNRWA sedang berusaha membangun kembali kepercayaan menyusul tuduhan bahwa beberapa stafnya terlibat dalam serangan 7 Oktober 2024 di Israel.

Jepang adalah donor terbesar keenam bagi badan tersebut, dan 15 negara lainnya menangguhkan pendanaan sekitar US$450 juta pada Januari 2024 setelah tuduhan Israel, menurut Arab News, Selasa (2/4).

Negara-negara termasuk Australia dan Kanada telah mengembalikan dana ke UNRWA, badan bantuan utama yang bekerja di Gaza, yang dikepung oleh Israel sejak serangan itu.

Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa, yang bertemu dengan Ketua UNRWA Philippe Lazzarini di Tokyo pekan lalu, mengatakan peran badan tersebut dalam menangani krisis Gaza sangat “penting”.

“Jepang akan mengusulkan penangguhan dukungan keuangannya kepada UNRWA dan memberikan bantuan dengan mengonfirmasi dan mengonfirmasi sejumlah besar dana Jepang,” kata Kamikawa kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa sekitar US$ 35 juta dari dana awal yang dijanjikan siap dicairkan.

Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri kemudian mengatakan pada konferensi pers bahwa Jepang tidak dapat mengomentari kebenaran tuduhan Israel karena adanya penyelidikan yang dilakukan oleh Kantor Urusan Dalam Negeri PBB.

Kepala Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (4/3/2024) menuduh Israel melancarkan kampanye untuk menghancurkan badan tersebut. Bagaimanapun, ada lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza yang bergantung pada bantuan ini untuk kelangsungan hidup mereka.

“UNRWA menghadapi kampanye yang disengaja dan terkoordinasi untuk mengganggu operasinya,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini pada sesi khusus Majelis Umum PBB.

UNRWA merupakan singkatan dari United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Middle East, seperti dikutip VOA Indonesia pada Rabu (6/3).

“Bagian dari kampanye ini adalah memberikan informasi palsu kepada para donor yang dirancang untuk meningkatkan ketidakpercayaan dan merusak reputasi lembaga tersebut,” katanya.

UNRWA menghadapi krisis kelangsungan hidup, setelah Israel memberikan informasi kepada Lazzarini pada bulan Januari yang menuduh bahwa 12 anggota staf UNRWA terlibat dalam serangan di Israel pada tanggal 7 Oktober. Sebagai tanggapan, 16 donor menahan dana lebih dari US$450 juta.

“Saya belum mendapat informasi lebih lanjut sejak hari itu, namun keseriusan tuduhan tersebut memerlukan tindakan segera,” kata Lazzarini. “Saya telah memutuskan kontrak pekerja yang memenuhi syarat untuk mempersiapkan fasilitas tersebut.”

Dia kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa ada “tuduhan, informasi yang salah, informasi yang salah, atau setidaknya laporan yang tidak berdasar” tentang UNRWA, banyak di antaranya dibagikan oleh Israel melalui media sosial atau pers.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *