Fri. Sep 20th, 2024

Benteng Otanaha, Tempat Berlindung yang Kini Jadi Destinasi Wisata Gorontalo

matthewgenovesesongstudies.com, Gorontalo – Benteng Otanaha terletak di desa Dembe I, kecamatan Kota Barat, kota Gorontalo. Dahulu benteng ini merupakan tempat perlindungan dari serangan musuh, namun kini menjadi tempat bersejarah dan alami bagi wisatawan.

Keberadaan Benteng Otanaha juga menjadi bukti adanya praktik Portugis pada masa lalu. Portugal merupakan salah satu negara yang pernah menduduki Indonesia.

Terdapat dua benteng lain di kawasan ini yaitu Otahiya dan Ulupahu. Benteng Otanaha merupakan benteng utama.

Salah satu daya tarik wisatanya adalah kawasan benteng yang menghadap Danau Limboto. Untuk sampai ke sini, pengunjung tempat wisata Gorontalo terlebih dahulu akan menemui Benteng Otahiya.

Untuk mencapai Benteng Olahana dan Ulupahu dapat dicapai dengan menaiki 351 anak tangga atau menggunakan mobil atau sepeda motor. Terletak di atas bukit, semua benteng menawarkan pemandangan indah dari atas. Pengunjung juga bisa melihat Danau Limboto dan perbukitan hijau dari sini.

Dari ketiga benteng yang ada, Benteng Otanaha merupakan yang tertua. Beberapa buku menyebutkan bahwa benteng ini dibangun pada tahun 1522. Namun dari sumber setempat diketahui bahwa benteng ini baru ditemukan pada tahun 1585 oleh Naha, salah satu putra Raja Ilato yang memerintah Kerajaan Limboto.

Nama Benteng Otanaha berasal dari dua kata: ota dan naha. Ota artinya kastil dan naha adalah nama pendirinya. Naha juga menemukan dua kastil lainnya dan menamainya dengan nama istri dan anak-anaknya, Otahiya dan Ulupahu.

Ketiga pelataran tersebut berbentuk lingkaran dan tidak beratap. Khusus di Otanaha, bentuknya menyerupai angka delapan.

Setiap menara berdiameter sekitar 20 meter. Karena berfungsi sebagai tempat perlindungan dari musuh, terdapat celah di sekitar dinding kastil tempat orang dapat bersembunyi dan mengarahkan senjatanya.

Pada tahun 2009, tiga telepon direnovasi untuk memperkuat fasilitasnya. Namun bangunan aslinya masih dipertahankan. Pada tahun 2011, pemerintah mengakui kawasan ini sebagai situs warisan budaya.

 Mengambil dari indonesiakaya.com, terciptanya ketiga bangunan ini tidak lepas dari kehadiran Portugis di Gorontalo. Benteng ini menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat Gorontalo saat berperang melawan Portugis.

Kedatangan Portugis di kepulauan tersebut untuk mencari rempah-rempah diawali dengan direbutnya pelabuhan Malaka. Portugis kemudian melanjutkan perjalanannya mencari pulau-pulau rempah, ada yang sampai ke daerah Ternate dan ada pula yang hilang dan menemukan jalan untuk memperdagangkan rempah-rempah di wilayah timur antara Maluku dan Sulawesi.

Pada mulanya kedatangan Portugis disambut baik oleh masyarakat sehingga terciptalah serikat buruh. Namun ketika Portugis ingin berkuasa, kerajaan setempat mulai melakukan serangan.

Portugis diusir dari Ternate dan berusaha mencari perlindungan di Kerajaan Limboto, salah satu kerajaan Lima Pahalaa (Lima Kerajaan) gabungan Gorontalo, Boalemo, Atinggola dan Bone, yang menjadi Kerajaan Gorontalo di Sulawesi Utara. Dengan persetujuan dan persetujuan raja Limboto, mereka membangun tiga benteng pertahanan.

Benteng ini dibangun dari batu, pasir, kapur, dan telur burung maleo putih digunakan sebagai perekat. Sayangnya hubungan Portugis dengan Limboto tidak bertahan lama.

Kerajaan Limboto merasa Portugis telah melanggar status dan adat istiadat Gorontalo. Oleh karena itu, Limboto bekerjasama dengan Ternate untuk mengusir kekuasaan Portugis.

Portugis akhirnya meninggalkan Sukawesi, dan benteng pertahanan dibangun dan digunakan oleh Limboto. Benteng yang bernama Benteng Olahana, Otahiya dan Ulupahu ini masih utuh.

(resla)

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *