Mon. Oct 7th, 2024

Beras Impor Bulog Sempat Tertahan di Pelabuhan, DPR Ingatkan Ini ke Pemerintah

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta Anggota Komisi VI DRC Nevi Zuairina meminta pemerintah membayar denda dan biaya atas 490.000 ton beras impor senilai 350 miliar dolar dari Bulo yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung. Perak. Saat 490.000 ton beras impor dari Bulo disimpan, Nevi telah mendukung pemantauan teknis di lokasi.

Hal ini disampaikan Nevi menanggapi laporan adanya 490.000 ton beras impor Bulog yang tertahan di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta dan Tanjung Perak di Surabaya. Situasi ini memungkinkan Bulog mengeluarkan biaya sekitar Rp 350 miliar untuk penyimpanan beras.

“Jangan menaikkan harga dan menekan orang. Hal ini akibat inkoherensi dan tanggung jawab untuk tidak memberikan sanksi kepada masyarakat dengan menaikkan harga beras. Kontrol teknis di lapangan ditingkatkan, kata Nevi, Rabu (6/12/2024).

Nevi tak memungkiri, biaya dan denda yang dipungut akibat penahanan 490.000 ton beras impor Bulog di Tanjung Priok dan Tanjung Perak turut mempengaruhi kenaikan harga. Namun Nevi menegaskan, penting untuk menjaga harga beras saat ini, terutama saat Idul Adha 2024.

“Kemungkinan besar akan mempengaruhi harga, namun kenaikan harga beras harus kita hentikan, terutama saat Idul Fitri,” jelas Nevi.

Nevi mengakui, pungutan atau denda yang dikenakan terhadap 490.000 ton beras Bulog impor di kota-kota seperti Tanjung Priok dan Tanjung Perak merupakan akibat dari kebijakan yang tidak diatur dengan baik dan tidak disosialisasikan.

“Akibat kebijakan yang tidak terkoordinasi dan tidak tersosialisasikan, semua harus menjadi tanggung jawab, bukan Bulog. “Ini kesalahan kurangnya koordinasi antara Badan Pangan Nasional dan perusahaan Bolog,” ujarnya.

 

Sekadar informasi, sebanyak 490.000 ton beras yang diimpor perusahaan Bulog tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Situasi ini membuat Bulog harus membayar uang muka (denda) sekitar Rp350 miliar.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menilai hal ini disebabkan adanya perubahan kebijakan yang sebelumnya mengharuskan penggunaan kontainer untuk impor, sedangkan kapal yang lebih besar sudah cukup.

Berdasarkan laporan yang diterima, sebagian beras impor di Tanjung Priok dibebaskan atas bantuan Menteri Perekonomian Airlang Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat melakukan kunjungan kerja ke pelabuhan. Sekarang ada item di Gudang Grup.

 

Denda yang harus dibayar kelompok tersebut akan mempengaruhi harga eceran beras sehingga sulit menutupi pembengkakan biaya. Artinya, pemerintah harus memberikan subsidi tambahan kepada Grup.

Hingga Rabu (12 Juni 2024), sekitar 200 kontainer beras masih tertahan di Tanjung Priok. Sedangkan 1.000 kontainer telah tiba di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Direktur Rantai Pasokan Bulog Suyamto membantah laporan tersebut. Ia menyatakan, pada tahun 2024 seluruh proses impor, pembongkaran, dan distribusi beras akan lancar. Saat dihubungi di Jakarta, Selasa (6/11/2024) malam, dia mengatakan, “Saat ini tidak ada antrian kapal di Priok.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *