Sat. Sep 7th, 2024

Beras Perlu Dicuci atau Tidak Sebelum Dimasak, Mana yang Lebih Sehat?

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Nasi merupakan makanan pokok yang mudah dimasak dan menjadi bagian penting dalam pola makan banyak orang, namun apakah harus dicuci sebelum dimasak?

Entah itu bijinya berwarna putih, coklat, berbiji panjang, atau berbiji pendek. Beras adalah bahan makanan umum di seluruh dunia. Nasi umumnya dimasak dengan cara merebus butiran beras dalam air panas hingga matang.

Untuk beberapa produk beras Namun, mencuci beras bukanlah langkah wajib dalam penyiapan nasi, demi alasan keamanan pangan dan rasa. Oleh karena itu, sebagian orang memilih untuk mencuci beras sebelum dimasak.

Pakar nutrisi menjelaskan apakah mencuci beras sebelum dimasak itu menyehatkan atau hanya langkah yang tidak perlu. Manfaat mencuci beras sebelum dimasak

Mencuci beras sebelum dimasak merupakan kebiasaan yang umum dilakukan banyak orang, namun masih banyak orang yang bertanya-tanya apakah kebiasaan tersebut benar-benar baik untuk kesehatan?

Para ahli menyebutkan, mencuci beras memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah menghasilkan nasi yang lebih pulen dan tidak lengket.

Pasalnya, proses pencucian beras menghilangkan pati yang ada di permukaan beras. yang membuat nasi lengket saat dimasak

Membilas beras juga membantu menghilangkan kotoran dan bahan-bahan tidak diinginkan yang mungkin menempel pada beras, seperti debu, batu kecil, atau bahkan mikroplastik dari kemasan makanan.

Sebuah studi tahun 2021 di Journal of Hazardous Materials menemukan bahwa mencuci beras sebelum dimasak dapat mengurangi kontaminasi plastik sebesar 20-40%, menurut Health.

Oleh karena itu, mencuci beras sebelum dimasak dapat membantu Anda mendapatkan nasi yang lebih lembut dan juga aman dikonsumsi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras dapat membantu menurunkan kadar arsenik. yang merupakan racun yang terjadi secara alami di tanah dan air

Tinjauan tahun 2023 mencatat bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melaporkan rata-rata konsentrasi arsenik anorganik sekitar 92 bagian per miliar (ppb) untuk beras putih dan 154 ppb untuk beras merah.

Meskipun FDA tidak memiliki panduan menyeluruh mengenai kadar arsenik dalam beras, Namun telah menetapkan batas 100 ppb untuk sereal bayi.

Penelitian menunjukkan bahwa mencuci beras adalah solusi rumahan untuk mengurangi toksisitas beras putih. Untuk menghilangkan arsenik dari beras merah atau putih Anda bisa mencoba mengukusnya dengan memasukkan nasi ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 menit, lalu buang airnya dan masak nasi seperti biasa.

“Menurut FDA, memasak dengan perbandingan 6 hingga 10 bagian air dengan 1 bagian beras dan menyaring air setelah dimasak dapat mengurangi arsen anorganik sebesar 40-60 persen,” tambah Taylor Janulewicz, RDN, ahli diet terdaftar.

Namun, penting untuk diperhatikan Mencuci beras bukanlah metode yang dijamin bebas risiko. “Meskipun mencuci beras berpotensi mengurangi kadar arsenik, Namun buktinya masih belum jelas. Dan tingkat pengurangannya bervariasi,” kata Janulevich.

Organisasi kesehatan nasional dan global seperti FDA dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memantau beras (dan makanan lainnya) untuk memastikan keamanan kadar arsenik secara keseluruhan.

Di Indonesia Mencuci beras sebelum dimasak adalah hal yang normal.

Proses ini dipercaya dapat memperbaiki tekstur nasi dan menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkan.

Namun ahli gizi Caitlin Sasse mengatakan mencuci beras bisa mempengaruhi kandungan nutrisinya.

“Mencuci atau merendam beras berulang kali Waktu yang lama sebelum dimasak dapat menyebabkan hilangnya beberapa nutrisi,” jelas Sass.

Mencuci beras menghilangkan pati di permukaan, namun Sass menambahkan bahwa proses tersebut juga dapat menghilangkan serat yang berguna dan tahan lama.

Serat resistensi ini penting untuk kesehatan usus dan menstabilkan kadar gula darah.

Menariknya, Sass menjelaskan, ketahanan serat ini justru meningkat jika nasi disimpan di lemari es.

Di sisi lain, Janulewicz, ahli gizi lainnya, mengatakan mencuci beras juga mengurangi banyak nutrisi. termasuk besi vitamin B yang larut dalam air (folat, niasin, dan tiamin) dan arsenik

Bahkan, Janulewicz menambahkan, memasak nasi menggunakan air berlebih untuk mengurangi arsenik dapat menurunkan kadar nutrisi tersebut hingga 50-70 persen.

Bagi mereka yang ingin mendapatkan nutrisi yang cukup, Janulewicz merekomendasikan untuk mempertimbangkan beras yang tidak dicuci.

Bahkan jika Anda memutuskan apakah akan mencuci beras atau tidak. Namun masih ada beberapa kebiasaan penting yang perlu diingat untuk membuat nasi sehat dan lezat.

1. Batasi konsumsi nasi

Konsumsi nasi secara teratur tidak dianjurkan. Entah sudah dicuci atau belum Terutama bagi bayi dan anak-anak Hal ini karena tubuh mereka lebih sensitif terhadap arsenik dalam beras.

Sasse mengatakan membatasi konsumsi nasi dapat membantu mengurangi paparan arsenik.

2. Pilih jenis beras yang tepat.

Anda juga dapat membatasi paparan arsenik dengan memilih jenis beras dengan konsentrasi arsenik rendah.

Nasi basmati dan nasi sushi Amerika yang ditanam di California, India, atau Pakistan merupakan alternatif yang lebih aman. Menurut data Laporan Konsumen 2014

3. Ubah cara memasak dan jenis nasi.

Jangan memasak dengan air saja. Coba ubah metode memasak Anda dengan menggunakan kaldu tulang rendah garam untuk menambah rasa dan protein.

Anda juga bisa mencoba membuat mangkuk sereal atau risotto. Atau coba buat nasi bulir pendek, sedang, dan panjang untuk menambah variasi menu nasi Anda.

4. Pilih beras merah untuk meningkatkan nilai gizi.

Untuk meningkatkan nilai kesehatan dari beras Beras merah gandum utuh harus dipilih dari waktu ke waktu.

Meskipun demikian, Anda mungkin perlu mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kadar arsenik. Namun nasi merah umumnya memiliki lebih banyak serat dan protein dibandingkan nasi putih. Oleh karena itu, ini adalah pilihan yang lebih bergizi.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *