Thu. Sep 19th, 2024

Berkat Usulan Indonesia Serta Didukung 30 Negara, UNESCO Akui Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

matthewgenovesesongstudies.com, Paris – UNESCO, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memutuskan untuk mengakui Idul Adha dan Idul Adha sebagai hari raya keagamaan. Berdasarkan dokumen yang dimuat di unesdoc.unesco.org, pengakuan tersebut diberikan sebagai tanggapan atas usulan lebih dari 30 negara, salah satunya Indonesia.

Sejumlah negara lain yang tercantum dalam dokumen tersebut mengakui Idul Fitri dan Adha-Baid sebagai hari raya keagamaan antara lain Aljazair, Bangladesh, Kolombia, Pantai Gading, Djibouti, Mesir, Indonesia, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Malaysia, Mali, Mauritania, Maroko, Oman, Filipina, Qatar, Federasi Rusia, Arab Saudi, Palestina, Sudan, Republik Arab Suriah, Tunisia dan Yaman.

“Dengan secara resmi mengakui piagam Islam yang penting ini, UNESCO menegaskan kembali komitmennya untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip martabat manusia, kesetaraan, dan keragaman budaya. Hal ini semakin menekankan peran UNESCO sebagai katalis untuk membangun masyarakat global yang lebih inklusif dan harmonis,” tulis UNESCO. Dokumen pengakuan dosa dikutip matthewgenovesesongstudies.com pada Jumat (29/03/2024).

Usulan untuk mengakui dan merayakan Idul Fitri dan Adha-Baid di UNESCO bermula dari tekad untuk mengakui dan merayakan kekayaan keragaman budaya dan agama di antara negara-negara anggota. dan pemahaman dalam UNESCO,” jelas UNESCO dalam dokumen tiga halaman tersebut.

UNESCO menganggap Idul Adha dan Idul Adha sebagai hari raya keagamaan yang penting bagi umat Islam di seluruh dunia, menandai akhir bulan Ramadhan dan tindakan pengorbanan yang besar.

“Dengan mengakui peristiwa penting ini, UNESCO menegaskan kembali komitmennya untuk menghormati dan menghargai tradisi dan kepercayaan masyarakat yang beragam di dunia,” kata UNESCO.

Melalui akun Instagram Indonesiainparis, KBRI Paris membagikan kabar gembira tersebut.

“Alhamdulillah, atas usulan Indonesia dan dukungan lebih dari 30 negara, UNESCO mengakui Idul Fitri dan Idul Adha sebagai hari raya keagamaan. Salah satu poin keputusannya adalah meminta UNESCO memastikan tidak ada pertemuan resmi di kantor pusat UNESCO di Paris selama dua hari ini,” tulis KBRI di Instagram.

Duta Besar Indonesia di Paris yang merupakan delegasi tetap Indonesia untuk UNESCO pada Selasa (26/3) menyampaikan pada sidang ke-219 Dewan Eksekutif UNESCO di Paris usulan yang disetujui secara aklamasi dan diterima sebagai hasil dari sesi. keputusan.

Indonesia menjadi anggota Dewan Eksekutif UNESCO periode 2023-2027, setelah terpilih dalam pemilu ke-42 UNESCO General Conference pada November 2023.

Dalam dokumen setebal tiga halaman, UNESCO menyatakan Idul Adha dan Idul Adha memiliki makna budaya, sosial, dan spiritual yang mendalam bagi umat Islam, momen penting untuk introspeksi, persahabatan, dan pembinaan nilai-nilai. Syukur, pengorbanan dan kasih sayang.

“Perayaan ini memperbarui komitmen individu terhadap refleksi spiritual dan tindakan bajik, meningkatkan rasa persatuan dan tujuan bersama di kalangan umat Islam di seluruh dunia,” tulis UNESCO.

Dengan mengakui hari raya ini, UNESCO memberikan penghormatan kepada kekayaan warisan dan tradisi budaya Islam dan menegaskan komitmennya untuk mempromosikan dialog, toleransi dan inklusivitas di antara orang-orang dari agama dan budaya yang berbeda.

Intinya, UNESCO menjelaskan bahwa usulan pengakuan dan perayaan Idul Adha dan Idul Adha di lingkungan UNESCO merupakan langkah penting menuju penguatan lingkungan saling menghormati, memahami dan bekerja sama di seluruh dunia.

“Dengan mengakui peristiwa-peristiwa tersebut, UNESCO menegaskan kembali komitmen kuatnya untuk menjadi pendukung keanekaragaman budaya dan katalisator membangun jembatan pemahaman antar bangsa,” demikian isi dokumen UNESCO mengenai pengakuan hari besar keagamaan. 

 

Terkait pengakuan dan perayaan Idul Adha dan Idul Adha, UNESCO menyebut hal itu untuk meningkatkan pemahaman budaya.

“Pengakuan dan perayaan Idul Adha dan Idul Adha oleh UNESCO menggarisbawahi komitmen organisasi tersebut untuk mempromosikan pemahaman budaya dan saling menghormati.” – dinyatakan dalam dokumen UNESCO.

UNESCO menyatakan bahwa tujuan pengakuan adalah untuk memperkuat dialog antaragama. “Rajram-Idul Fitri dan Idul Adha merupakan platform penting untuk dialog dan kerja sama antaragama. Dengan mengakui dan menandai hari-hari penting Islam ini, UNESCO secara aktif mempromosikan dialog, toleransi, dan saling menghormati antar individu yang berbeda asal usulnya.”

Selain itu, pengakuan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kohesi sosial. “Pengakuan dan perayaan Idul Fitri dan Adha-Bairmi oleh UNESCO memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kohesi sosial dan inklusivitas dalam masyarakat.

“Pengakuan dan perayaan Idul Fitri dan Idul Adha sejalan dengan tujuan inti UNESCO untuk mempromosikan perdamaian global, toleransi, pemahaman dan pembangunan berkelanjutan.

Menurut UNESCO, Idul Fitri, yang dikenal sebagai Festival Buka Puasa, menandai berakhirnya Ramadhan, bulan suci puasa umat Islam, bagi umat Islam di seluruh dunia. Peristiwa-peristiwa ini ditandai dengan momen-momen kegembiraan, refleksi dan rasa syukur ketika orang-orang berkumpul dengan keluarga dan teman-teman untuk melakukan doa bersama, berbagi makanan dan terlibat dalam tindakan belas kasih dan kebaikan.

Sementara itu, Idul Adha yang sering disebut Hari Raya Kurban merupakan momen pengorbanan, kedermawanan, dan solidaritas yang sangat dijunjung tinggi oleh umat Islam. “Ini adalah saat ketika umat Islam terlibat dalam amal dan berkumpul untuk berbagi makanan dengan mereka yang kurang mampu, yang mencerminkan nilai-nilai kasih sayang dan solidaritas komunal.”

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *