Fri. Sep 20th, 2024

Bermula dari Hobi,Priska Yeniriatno Bangun Kampung Batik Jadi Tujuan Wisata Baru

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Berawal dari hobi membatik, Priska Yeniriyatno (36) mengembangkan usaha batik bahkan menjadi destinasi wisata di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Prisca belajar membatik selama kuliah di Yogyakarta. Saat itu, ia masih kuliah di semester terakhirnya. Sepulang bekerja, Priska Yeniriyatno memutuskan untuk menyerah dan menekuni hobinya yaitu membatik. Dia punya toko tradisional, tapi bangkrut karena gempuran e-commerce. Peluang mengembangkan usaha batik kemudian dimanfaatkan Prisca ketika ada ajakan membatik di kantor dan sekolah.

“Awal tahun 2013, batik diperkenalkan di Singkawang. Tahun 2015 saya bertemu dengan tim. Bagi saya, membatik menjadi meditasi untuk membawa saya kembali ke diri sendiri,” tulisnya, Senin (3/6/2024). di dalam

Prisca menuturkan, lewat batik tersebut ia terlihat berdoa dan berbincang. Oleh karena itu salah satu batik khas yang diciptakannya yaitu Batik Kote Singkawang terinspirasi dari budaya masyarakat kota Singkawang dan beberapa tumbuhan endemik yang berada di ambang kepunahan yaitu Anggrek Singkawang dan Tengkawang. Selain itu, ia juga mendapat inspirasi motif batik dari go meh dan cap naga.

“Singkawang masih muda, masih mencari jati diri, masih mencari tujuan. Hobinya membatik, desain karakter, dan lukisan. .

Wanita lulusan salah satu universitas di Yogyakarta dengan jurusan akuntansi ini menghadapi tantangan di bidang sumber daya manusia (SDM). Selain itu juga pengenalan dan pengajaran pembuatan batik. “Ternyata HR (Challenge-red). Bagi yang belum tahu batik, bisa mandiri dalam membatik. Dari tidak tahu membatik, sampai membatik. Kita ajarkan membatik, tapi kamu yang batik, jangan langsung suka, katanya.

 

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Prisca mendorong mereka untuk bermimpi memenuhi kebutuhannya. Dia memberikan pelatihan kepada remaja dan ibu-ibu.

“Tanpa mimpi atau harapan, kita tidak bisa memenuhi kebutuhan. Mereka punya mimpi, mereka mengejar kebutuhannya. Orang tidak akan pernah merasa cukup, itu subjektif, kita bermimpi dan begitu pula kebutuhan kita. Penuhi,” kata SATU Indonesia 2017. Penerima Penghargaan Penghargaan Provinsi ini.

Ia kemudian mengikuti SATU Indonesia Awards pada tahun 2017. Melalui iklan di media sosial, ia mengetahui acara tersebut dan berpartisipasi. Saat itu, ia tidak mempunyai keinginan untuk melestarikan budaya seperti batik, namun bermula dari hobi.

Seiring berjalannya waktu, ia membangun sumber daya manusia untuk membantunya membatik di Singkawang. “Saya pribadi belum mampu bekerja di Batik Singkawang karena peminatnya sudah mulai meningkat,” ujarnya.

Hal itu diungkapkannya dalam keikutsertaannya di SATU Indonesia Awards, seperti membeberkan jawaban atas pertanyaan berupa niatnya membatik di Singkawang. Tujuan membatik selain untuk menciptakan hobi juga mempunyai pengaruh terhadap pelestarian budaya membatik.

Usai prosedur, ia pun mendapat ucapan terima kasih dari Astra. Ia menerima SATU Indonesia Awards 2017 tingkat provinsi. Selain itu, setelah mendapat pujian dari Astra, ia mendirikan kampung-kampung batik di tiga pelosok di Nyarumbakop, Sedau, dan Sisaden. Desa ini dikenal dengan sebutan Desa Beda Corak Singkawang. Kampung batik ini telah menjadi tujuan wisata.

Jadi ini destinasi wisata baru, di Peklongan belum ada kampung batik, semua pintunya batik dimana-mana. Tapi potensi suatu tempat, ada potensi wisata yang dibuka oleh batik, kata Priska

Desa wisata batik yang didirikan Priska telah memberdayakan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat, memungkinkan wisatawan melihat proses produksi batik, membeli batik sebagai oleh-oleh, dan mengikuti workshop bagi yang ingin belajar membatik. Fasilitas disediakan. Sebenarnya Prisca tidak hanya membuat batik saja, tapi juga produk lainnya, “Ada yang tenunan, anyaman, ukiran, dan kerajinan tangan,” ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *