Fri. Sep 20th, 2024

BI Tahan Suku Bunga Acuan, Sektor Ini Dapat Angin Segar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI di 6,25%. Pada saat yang sama, fasilitas tabungan dan kredit dipertahankan pada tingkat masing-masing 5,5% dan 7%.

Keputusan ini sejalan dengan ekspektasi konsensus. BI menekankan bahwa langkah tersebut sejalan dengan strateginya untuk lebih memperkuat stabilitas mata uang pada Q3FY24. Perry juga mengatakan pihaknya terbuka terhadap penurunan BI rate pada kuartal IV 2024.

Edi Chandren, kepala analis investasi Stockbit, mengatakan penguatan signifikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS baru-baru ini memberi Bank Indonesia lebih banyak ruang untuk mulai memangkas suku bunga, meskipun ia akan menunggu pemotongan pertama The Fed.

“Prospek penurunan suku bunga dan menguatnya rupee akan memberikan sentimen positif bagi sektor properti dan konsumen,” kata Stockbit Sekuritas dalam catatan risetnya, Rabu (22/08/2024).

Edi mencatat, dalam sebulan terakhir banyak saham properti dan konsumer yang menguat signifikan, seperti PWON naik 11,9%, SMRA naik 14,29%, ICBP naik 6,02%, dan INDF naik 9,05%.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan Bank Indonesia memperkirakan bank sentral AS, The Fed, akan memangkas suku bunga AS (Fed Fund Rate/FFR) hingga setengahnya pada akhir tahun 2024 menjadi total 50 bps. .

Sebagai perbandingan, konsensus ekonom yang dihimpun Bloomberg memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 75 bps pada akhir tahun 2024.

Pasar obligasi dan saham di Indonesia telah mencatat arus masuk masing-masing sebesar IDR 23,7 triliun dan IDR 6,6 triliun sejak awal Agustus 2024, seiring dengan meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed. Masuknya kembali mata uang asing ke pasar modal Indonesia juga mendorong nilai tukar rupiah menguat 4,8% terhadap dolar AS menjadi 15.485 per 21 Agustus 2024.

“Memang kita masih melihat ruang penurunan BI rate pada kuartal IV. Sekali lagi, sesuai pernyataan sebelumnya, masih ada ruang penurunan BI rate pada kuartal IV 2024,” ujarnya. Perry, BI pada Konferensi Hasil Rapat Direksi Agustus 2024.

 

 

 

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membuka kemungkinan penurunan suku bunga pada kuartal IV 2024. Mengikuti prakiraan kondisi perekonomian global dan suku bunga Amerika Serikat (AS).

Saat ini BI juga mempertahankan suku bunga sebesar 6,25 persen. BI rate masih sama dan diperkirakan akan turun pada akhir tahun 2024.

“Seperti yang telah kami jelaskan pada rapat bulanan Dewan Gubernur, sebelumnya kami telah menyampaikan bahwa kami masih melihat ruang untuk penurunan BI rate pada kuartal keempat,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Dewan BI Agustus 2024 pada Konferensi Gubernur, Jakarta.Kamis (21/8/2024).

Ia mengatakan, persoalan ini serupa dengan yang disebutkan sebelumnya. Sekarang, Anda masih ingin mempertahankan tingkat suku bunga BI.

“Saya tegaskan kembali, sesuai dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya, terbuka ruang bagi penurunan BI Rate pada kuartal IV-2024,” ujarnya.

Perry juga mengatakan bank sentral Tanah Air juga akan fokus pada stabilisasi nilai tukar dan perekonomian domestik pada kuartal III 2024. Oleh karena itu, kami tidak berniat menurunkan BI rate.

Sedangkan untuk kuartal III fokus kita memperkuat stabilitas rupee lebih lanjut. Jadi ada preferensinya, dan memang yang penting rupee juga cenderung terapresiasi ya masih cenderung terapresiasi, ujarnya. .

Suku Bunga Acuan Dipertahankan di 6,25 persen

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen. Tujuannya untuk terus mendukung stabilitas perekonomian negara.

Hal ini diputuskan dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada Agustus 2024. Presiden Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan suku bunga acuan atau BI Rate akan tetap sama seperti bulan lalu.

Berdasarkan hasil penilaian rapat Dewan Pengurus pada tanggal 20 dan 21 Agustus 2024, diputuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,25 persen, kata Perry dalam Konferensi Hasil Bulanan RDG di Jakarta, Rabu, Agustus 2024. (21/8/2024).

Dia mengatakan, suku bunga KPR tidak berubah. Hal yang sama berlaku untuk suku bunga pinjaman tetap.

Demikian pula, suku bunga pinjaman hipotek berada di 5,5p dan suku bunga pinjaman sekitar 7 persen,” katanya.

Perry menegaskan, langkah tersebut untuk mendukung kebijakan moneter menuju stabilitas. 

Keputusan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas, yakni semakin menstabilkan rupee dan mengambil langkah progresif untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5 persen plus minus 1 persen pada tahun 2024 dan 2025. .

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan kredit akan mencapai 12 persen pada tahun 2024. Mengingat perkembangan positif terkini.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pinjaman tersebut akan terus tumbuh positif pada Juli 2024, mencapai 12,4 persen per tahun. Laporan ini juga mempertimbangkan pertumbuhan kredit karena berbagai alasan mulai dari investasi, modal kerja, dan energi.

“Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit pada tahun 2024 diperkirakan berada di ujung atas kisaran 10-12 persen,” kata Perry seperti dikutip dalam konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur BI Agustus 2024 di Jakarta pada hari Kamis. (22/8/2024).

Ia mengatakan, pertumbuhan kredit pada Juli 2024 ditopang oleh sisi penawaran. Kami mencatat, bunga pinjaman yang didukung oleh pertumbuhan DPK sebesar 7,72 persen (tahunan) pada Juli 2024 tetap terjaga.

Proses pengalihan alat likuid menjadi kredit oleh perbankan, dan dukungan Kebijakan Promosi Likuiditas Bank Indonesia (KLM) Bank Indonesia, ujarnya.

Guna memperketat pendanaan, perbankan juga meningkatkan sumber pendanaan di luar DPK, antara lain melalui penerbitan surat berharga dan pinjaman. Sisi permintaan juga menopang pertumbuhan kredit yang didorong oleh permintaan korporasi seiring dengan kuatnya kinerja penjualan. 

Sementara itu, kebutuhan kredit perumahan masih tinggi, khususnya CPR. Dari sisi sektor, pertumbuhan kredit yang tinggi terjadi di banyak sektor ekonomi, khususnya Industri, Energi, Gas dan Air (LGA) serta Transportasi, jelasnya.

Pada kelompok konsumsi, pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 15,20 persen (y-o-y), 11,60 persen (y-o-y), dan 10,98 persen (y-o-y) pada bulan Juli 2024. Kredit usaha syariah dan UMKM tumbuh masing-masing sebesar 11,75 persen (y/y) dan 5,16 persen (y/y). 

 

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *