Fri. Sep 20th, 2024

BNI Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Divestasi Saham BRIS

By admin Sep10,2024 #BBNI #BNI #BRIS #BSI

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) buka suara terkait perkembangan rencana divestasi aset atau penjualan saham Bank Syria Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI. Direktur Keuangan Novita Vidya Angreni mengamati perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin kuat. BSI mempunyai posisi penting dalam industri syariah.

Rencana disinvestasi ini akan dimulai pada tahun 2023. Namun sebagai pemegang saham, BNI mendukung penuh inisiatif BSI yang dapat berdampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan.

“Jika usaha ini mengubah pendekatan investasi kami di BSI, kami benar-benar akan memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan sepenuhnya dengan tata kelola yang prudent,” kata Novita seperti dikutip, Jumat (22/8/2024).

Faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh BNI antara lain risiko, faktor ekonomi dan pengembangan kebijakan jangka panjang. Sementara itu, BNI mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap pelaksanaannya.

“Belum ada informasi tambahan yang bisa kami kemukakan saat ini. Bahkan, informasi tersebut akan kami update sewaktu-waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku mengenai keterbukaan informasi,” tambah Novita. kinerja BNI

Pada semester I tahun ini, BNI mampu melaporkan pertumbuhan kredit sebesar 11,7% YoY menjadi Rp 727 triliun pada Juni 2024, membaik dibandingkan pertumbuhan kredit sebesar 9,6% YoY pada kuartal I. Dengan menekankan prinsip diskresi percepatan kredit tersebut, maka sumber pertumbuhan kredit akan berasal dari segmen yang berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, kredit swasta dan BUMN dan konsumer, serta afiliasi.

Kredit segmen korporasi tumbuh 18,7% YoY menjadi Rp 403,1 triliun yang berasal dari korporasi blue chip swasta dan BUMN. Segmen konsumen tumbuh sebesar 15,1% year-on-year menjadi Rp 132,7 triliun, terutama didorong oleh pertumbuhan pinjaman pribadi dan pinjaman hipotek.

 

Penguatan peran afiliasi juga semakin diperkuat. Koordinasi di BNI Group menjadi salah satu strategi utama untuk mendukung kinerja berkelanjutan. Kolaborasi pembiayaan bersama antara BNI dan BNI Finance melalui Produk Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), serta pemanfaatan ekosistem BNI Group merupakan beberapa sinergi yang dilakukan Hibank sebagai mesin pertumbuhan masa depan BNI di segmen UKM.

Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibarengi dengan pelonggaran GWM yang diberikan BI melalui stimulus Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM). Relaksasi GWM ini akan memberikan tambahan likuiditas yang disesuaikan untuk mendukung penyaluran kredit dan juga akan digunakan untuk memperbaiki struktur DPK BNI, mengurangi porsi dana institusi pada giro dan deposito, dan kemudian menggantinya dengan deposito retail atau personal yang lebih efisien. Ketentuan minat.

“Semester I 2024 kita lihat hasilnya dari total DPK kita yang tumbuh 1% YoY, tabungan 4,3% YoY, dan pertumbuhan giro 1,1% YoY. Sementara DPK terkoreksi 2,6% YoY Hal ini dibandingkan dengan tahun lalu yang sebesar 69,6%, rasio CASA From to DPK meningkat menjadi 70,7%, “Upaya tersebut menghasilkan pertumbuhan CoF sebesar 2,72% pada triwulan II tahun 2024, meningkat sebesar 7 bps dibandingkan sebelumnya. triwulan,” jelas Novita.

 

Pendapatan bunga bersih (NII) meningkat sebesar 3,1% dibandingkan triwulan sebelumnya pada triwulan II tahun 2024 karena akselerasi ekspansi bisnis dan efisiensi dari sisi CoF. Kinerja top-line ini juga didukung oleh peningkatan pertumbuhan pendapatan berbasis biaya (fee-based income/FBI) sebesar 11,9% tahun-ke-tahun karena pertumbuhan biaya dari operasional perbankan dan transaksi digital.

Akibat akselerasi kredit pada segmen risiko rendah, kualitas aset membaik seiring dengan menurunnya rasio non-performing loan (NPL) dan rasio loan at risk (LaR). Rasio NPL dilaporkan sebesar 2% pada Juni 2024, dibandingkan 2,5% pada Juni tahun lalu. Sementara itu, LAR termasuk NPL, kredit dalam penagihan 2 dan restrukturisasi kredit penagihan berjalan tercatat sebesar 12,3%, membaik 16,1% dibandingkan Juni tahun lalu.

“Meskipun indikator kualitas aset menunjukkan perbaikan yang kuat, kami menjaga keseimbangan dengan menyediakan tingkat cadangan yang memadai untuk menilai risiko ketidakpastian di masa depan.” Rasio harga CKPN terhadap total kredit atau biaya kredit yang diciptakan pada semester pertama tahun 2024 adalah 1%, dibandingkan dengan 1,4% pada kuartal pertama tahun lalu, kata sesi tersebut.

 

CKPN yang diciptakan untuk memenuhi tambahan GWM peminjam dengan perhatian khusus masih memadai. Kecukupan cadangan tersebut tercermin dari rasio cadangan NPL dan LAR per Juni 2024 yang memadai masing-masing sebesar 298% dan 48%.

“Secara konsolidasi, BNI mampu melaporkan laba bersih semester I 2024 sebesar Rp10,7 triliun, meningkat 3,8% year-on-year. Pencapaian tersebut relatif sesuai ekspektasi pasar. Kami berkomitmen untuk melanjutkan kinerja positif dan mencapai sasaran bisnis tahun ini, terutama seiring dengan berlanjutnya permintaan kredit yang baik di segmen korporasi, serta membaiknya kondisi likuiditas akibat kebijakan mata uang dan fiskal yang lebih luas pada kuartal kedua tahun 2024.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *