Fri. Sep 20th, 2024

BPJS Kesehatan Mulai Dilirik Dunia, Dirut Ali Ghufron Mukti Ungkap Resepnya

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) mulai menarik perhatian dunia. BPJS Kesehatan banyak dijadikan acuan karena dianggap baik dalam pelayanannya, terutama setelah berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Teknologi ICT atau informasi dan komunikasi menjadikan layanan BPJS kesehatan lebih mudah diakses oleh masyarakat Indonesia.

Kinerja BPJS Kesehatan dinilai cukup baik, meski Indonesia memiliki 17 ribu pulau, namun dinilai masih bisa dimanfaatkan untuk membantu masyarakat.

Ali Gufron Mukti, Direktur Jenderal BPJS Kesehatan mengatakan, “Tidak ada yang bisa mengalahkan BPJS Kesehatan dari segi data yang besar, terintegrasi, real time, kita bisa memantau perilaku fasilitas kesehatan, rumah sakit, dan klinik di seluruh Indonesia.” Konferensi Internasional Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Insurance Society (ICT) ke-17 di Bali, Rabu (6/3/2024).

Banyak negara tidak memiliki 3.000 rumah sakit, katanya. Sementara itu, Indonesia memiliki lebih dari 3.000 rumah sakit pemantauan. Dengan kemampuan tersebut, Indonesia kini dianggap memiliki jaminan kesehatan yang maju.

Ali mengatakan dunia pertama kali mulai menaruh perhatian pada BPJS Kesehatan ketika organisasinya mulai mengalami perubahan. Diketahui, organisasi ini selalu merugi sejak awal berdirinya.

BPJS Kesehatan mengenang, “Biarlah orang-orang dari luar negeri, masyarakat lokal, teman-teman saya, dokter melihat bahwa BPJS (Kesehatan) telah mengecewakan mereka karena gaji tidak cukup, terlilit hutang dan macam-macam.” Sutradara Ali Gufron Mukti saat menjawab pertanyaan Health matthewgenovesesongstudies.com.

Melihat situasi buruk tersebut, BPJS Kesehatan akhirnya berusaha membalikkan keadaan. Ubah situasi yang awalnya merugi menjadi positif.

“Hal buruk bisa menjadi baik, proses yang sulit bisa menjadi mudah.” Oleh karena itu, kualitasnya berubah dengan cepat.”

Perubahan dibawa oleh perkembangan ICT, salah satunya mengatasi antrian panjang hingga enam jam. Dengan ICT, antrian dibuat secara online atau antrian online. Hal ini cukup mengurangi waktu tunggu dari enam jam menjadi 2,5 jam, bahkan ada yang 30 menit.

“Lalu, mulai diketahui,” ujarnya.

Meski layanan sudah berkembang, namun masih ada pengguna yang membahas kepuasan. Menanggapi hal tersebut, Ali mengatakan tingkat kepuasan pengguna terlihat dari survei.

“Kepuasannya meningkat pesat, tapi kalau dibilang sekarang semua sudah puas. Yah, pastinya masih belum ada yang mengeluh kan?

Lebih lanjut Ali mengatakan, tingkat kepuasan pengguna BPJS Kesehatan sudah mencapai 89 persen, hampir 90 persen.

“Apakah kepuasan itu? Kepuasan adalah perbedaan antara apa yang diinginkan dan apa yang dirasakan. Kesenjangan itu akan selalu ada.”

Untuk memastikan kepuasan pengguna tetap tinggi, BPJS Kesehatan berupaya meningkatkan kualitas, salah satunya melalui kontrak layanan.

Kontrak layanan adalah kontrak antara BPJS Kesehatan dengan fasilitas pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien pengguna BPJS.

Kontrak layanan tersebut antara lain: Memudahkan pasien BPJS Kesehatan untuk mengakses BPJS melalui Fascase KTP, bukan untuk mempersulit, namun untuk memudahkan pasien BPJS dalam pelayanan yang ramah tanpa adanya diskriminasi.

“Apakah masih ada yang seperti itu (diskriminasi)? Ada, tapi jumlahnya sudah jauh menurun.”

Sementara itu, untuk memudahkan pengguna menilai layanan yang diterimanya, BPJS Kesehatan kini menghadirkan fitur-fitur mengesankan.

Konsep ini berupa rating bintang. Bintang satu berarti pelayanan buruk dan bintang lima berarti pelayanan prima.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *