Fri. Sep 20th, 2024

BPS: Ekspor Maret 2024 Sentuh USD 22,43 Miliar

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor yang mengesankan pada Maret 2024. Nilai ekspor Indonesia sebesar 22,43 miliar dolar.

Plt Kepala BPS Amalia Adingar Vidyasanti mencatat kinerja ekspor meningkat 16,4 persen dibandingkan Februari 2024. Pertumbuhan ini terjadi pada ekspor migas dan ekspor nonmigas.

Nilai ekspor mencapai 22,43 miliar dolar atau meningkat 16,40 persen dibandingkan Februari 2024, kata Amalia dalam jumpa pers di Kantor Pusat BPS Jakarta, Senin (22/04/2024).

“Nilai ekspor migas sebesar 1 miliar 290 juta dolar menunjukkan peningkatan sebesar 5,62 persen. Nilai ekspor migas juga meningkat sebesar 17,12 persen menjadi sebesar 21,15 miliar dolar.”

Dibandingkan Maret 2023, indikator ekspor ini tercatat mengalami penurunan sebesar 4,19 persen. Ekspor nonmigas pada Maret 2024 mencapai $21,15 miliar, meningkat 17,12 persen dibandingkan Februari 2024 dan turun 4,21 persen dibandingkan ekspor nonmigas. dan gas pada Maret 2023.

Secara total, ekspor Indonesia pada Januari-Maret 2024 atau triwulan I 2024 mencapai US$62,20 miliar atau turun 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023. .

Ditambahkannya, “peningkatan nilai ekspor pada bulan Maret ini disebabkan oleh peningkatan ekspor nonmigas, khususnya logam mulia dan perhiasan yang terbuat dari batu mulia.” Kepentingan perdagangan

Diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$4,47 miliar. Catatan tersebut memperpanjang keuntungan perdagangan berturut-turut menjadi 47 bulan berturut-turut.

Plt Kepala BPS Amalia Adingar Vidyasanti mengatakan, laba perdagangan Maret 2024 meningkat sebesar US$2,65 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.

“Pada Maret 2024, neraca perdagangan barang sebesar 4,47 miliar dolar AS. Dalam sebulan meningkat 2,65 miliar dolar,” kata Amalia dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS di Jakarta, Senin (22/04/2024). ).

Amalia juga mencatat, tren kenaikan ini memperpanjang hasil positif dari Mei 2020.

Dengan demikian, hingga Mei 2020, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 47 bulan berturut-turut, ujarnya.

Ia mengatakan surplus perdagangan Maret 2024 ditopang oleh surplus barang nonmigas sebesar US$6,51 miliar. Beberapa komoditas utama penyumbang surplus adalah bahan bakar fosil (HS 27), minyak nabati dan lemak hewani (HS 15), serta besi dan baja HS 72.

“Saya sampaikan bahwa neraca perdagangan migas bulan Maret 2024 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan dibandingkan bulan Maret tahun sebelumnya lebih besar. gas tercatat defisit sebesar 2,04 miliar dolar, tentunya minyak dan produk minyak menyumbang defisit ini,” jelasnya.

 

Sebelumnya diberitakan, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andriy Asmo memperkirakan neraca perdagangan pada Maret 2024 masih surplus, meski lebih rendah dibandingkan Maret 2023. Surplus perdagangan Indonesia akan mencapai $1,57 miliar pada Maret 2024.

Berdasarkan perkiraan kami, Indonesia akan memperoleh keuntungan sebesar $1,57 miliar pada Maret 2024, naik dari $0,87 miliar pada Februari 2024, kata Andrew Asmoro, Senin (22/04/2024).

Peningkatan ini bertepatan dengan stabilnya aktivitas impor pasca Ramadan dan Idul Fitri tahun 2024. Selain itu, pihaknya juga memperkirakan akan terjadi penurunan ekspor lebih lanjut akibat masih lemahnya permintaan, terutama di negara-negara mitra dagang akibat terus menurunnya laju ekspor. perdagangan dunia. . 

Sementara itu, impor diperkirakan akan kembali normal setelah sempat terjadi arus masuk yang besar menjelang hari raya, baik impor minyak mentah maupun barang nonmigas seperti barang konsumsi dan barang modal.

Maklum, hari ini BPS akan resmi mengumumkan data perdagangan Indonesia Maret 2024. Pada Maret 2024 diperkirakan ekspor Indonesia mengalami penurunan -9,63% YoY dan impor -4,86% YoY.

“Kinerja dunia usaha pada Maret 2024 masih akan lemah seiring dengan stagnannya permintaan akibat lemahnya perekonomian global,” ujarnya.

Di sisi lain, disebutkan juga bahwa pada Maret 2024, harga batu bara akan sedikit naik karena meningkatnya permintaan listrik di India, meski permintaan dari Tiongkok masih stagnan. Permintaan minyak sawit mentah (CPO) diperkirakan akan meningkat pada bulan Maret 2024 dari India, Afrika, dan Asia, kecuali Tiongkok.

Selain itu, ekspor nikel dan turunannya masih menunjukkan lemahnya permintaan dan kelebihan pasokan sehingga berdampak pada pelemahan harga, tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia masih surplus pada Februari 2024. Namun terjadi penurunan jumlah keuntungan yang cukup signifikan menjadi 870 juta dollar AS.

Plt Kepala BPS Amalia Adingar Vidyasanthi mengatakan surplus perdagangan memperkuat tren yang ada. 

“Pada Februari 2024, Indonesia kembali merasakan trade gain sebesar $0,87 miliar,” kata Amalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (15 Maret 2024).

Ia mengatakan, angka tersebut mematahkan tren neraca perdagangan RI selama 46 bulan berturut-turut. Namun, diakuinya ada penurunan kelebihan volume.

Amalia mengatakan, angka surplus tersebut lebih rendah dibandingkan periode Januari 2024 yang sama dengan perolehan perdagangan Februari 2023.

“Penambahan ini memperpanjang rekor periode laba menjadi 46 bulan berturut-turut, meski laba tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu,” ujarnya.

Berdasarkan data, keuntungan yang diperoleh dari transaksi komersial sektor nonmigas sebenarnya lebih banyak yakni 2,63 miliar. sebesar dolar AS, namun disebabkan oleh defisit perdagangan migas sebesar 1,76 miliar. Rp. 

Selama bulan Januari hingga Februari 2024, sektor migas mengalami defisit sebesar 3,06 miliar dolar. Namun di sektor nonmigas, masih terdapat keuntungan sebesar 5 miliar 930 juta dolar, dan total keuntungan mencapai 2 miliar 870 juta dolar.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *