Thu. Sep 19th, 2024

BRI Danareksa Sekuritas Bakal Bawa 5 Perusahaan IPO pada 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – PT BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) menargetkan mencatatkan setidaknya lima perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024. Salah satunya adalah produsen sepeda dan sepeda motor listrik United Bicycle.

Direktur Utama BRI Danarexa Securities Kevin Praharyawan mengatakan pihaknya bermaksud mendatangkan lima perusahaan untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO). Salah satu perusahaan yang akan melakukan IPO adalah PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD). Terang Dunia Internusa berencana mencatatkan sahamnya pada 7 Februari 2024.

Selain itu, BRI Danarexa Securitas akan menyediakan perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur, sumber daya alam, dan teknologi.

Sayangnya, Kevin belum bisa menjelaskan perusahaan mana saja yang menghimpun dana di pasar modal Indonesia pada tahun 2024. Meski demikian, BRI Danareksa Sekuritas berkomitmen menghadirkan IPO standar di BEI.

Ditemui di Jakarta, ditulis Minggu (14/1/2024), Kevin mengatakan, “Iya, minimal ada lima (perusahaan yang IPO).

Ia mengatakan penggalangan dana melalui skema IPO di pasar modal pada tahun 2024 akan menarik. Pasalnya, banyak emosi yang mempengaruhi pasar modal tahun ini.

Misalnya pemilu yang diprediksi berjalan lancar, suku bunga diperkirakan turun pada semester II 2024, dan PDB Indonesia diprediksi naik di atas 5 persen. Ia menambahkan, hal tersebut baik untuk tren perkembangan perekonomian Indonesia ke depan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya diberitakan berencana mencatatkan 62 saham baru melalui penawaran umum perdana (IPO). Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.

“Kalau bicara IPO saham tahun depan, 61 atau 62,” kata Direktur Utama BEI Iman Richman, Senin (1/1/2024).

Hingga akhir tahun 2023, setidaknya separuh dari target IPO yang ada di exchange pipeline yakni 30 perusahaan. Terkait POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset bruto di atas Rp 250 miliar. 19 perusahaan dengan aset menengah antara 50 miliar hingga 250 miliar dan sisanya 2 perusahaan dengan aset kurang dari 50 miliar. Sedangkan rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 3 perusahaan dari sektor bahan baku

• 6 perusahaan dari sektor konsumen sepeda

• 4 perusahaan dari sektor konsumen non-siklus

• 2 perusahaan dari sektor energi

• 0 perusahaan dari sektor keuangan

• 0 perusahaan dari sektor kesehatan

• 5 perusahaan dari sektor industri

• 3 perusahaan dari sektor infrastruktur

• 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

• 5 perusahaan dari sektor teknologi

• 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Secara keseluruhan, bursa menargetkan pencatatan 230 efek baru dan right issue pada tahun 2024, termasuk pencatatan saham, surat utang, dan sukuk (EBUS).

Target tersebut meningkat dari revisi tahun ini sebanyak 200 rekaman, namun jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu sebanyak 385 rekaman yang dicapai pada 27 Desember 2023.

BEI juga menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan 2 juta investor baru. Tahun depan, bursa juga akan memperkenalkan alat investasi Single Stock Futures (SSF) pada kuartal pertama tahun 2024.

Diberitakan sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendulang keuntungan impresif di tahun 2023. Diantaranya, bursa mencatatkan jumlah perusahaan IPO terbesar ke-6 di dunia dengan 79 emiten baru.

“Jumlah IPO di Indonesia pada tahun 2023 terdapat 79 emiten atau 6 persen dari total IPO global yang menempati peringkat keenam dunia,” kata Presiden BEI Iman Rachman dalam konferensi pers di Jakarta. 30/12/2023).

Secara global, akan ada 1.298 IPO pada tahun 2023. Indonesia menyusul dengan 86 IPO di bawah Tokyo Stock Exchange, atau setara dengan 7% IPO global.

Bursa Efek India menempati peringkat pertama dengan 220 IPO atau 17% dari total IPO, diikuti oleh Shenzhen dengan 129 IPO atau 10% dari total IPO, dan ketiga dengan 105 IPO atau 8% dari total IPO global, dan Shanghai. dengan 86 IPO atau setara dengan 8% dari total IPO global.

Sementara dari sisi dana yang dihimpun melalui penawaran umum perdana (IPO), Indonesia menempati peringkat kesembilan dengan US$3,6 miliar. Perolehan ini setara dengan 3 persen dari total dana yang dihimpun dari IPO global yang mencapai $123,3 miliar.

Selama tahun 2023, pencatatan efek baru di BEI meliputi 79 saham, 120 penerbitan obligasi, 3 ETF, 2 EBA-SP, dan 182 waran terstruktur, dengan total saham Rp 54,14 triliun dan 126 obligasi Rp 97 triliun.

“Pencatatan tambahan 79 saham baru pada tahun 2023. Ini merupakan yang tersukses sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” imbuh Iman.

Jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI hingga saat ini mencapai 903 emiten. Jumlah ini meningkat sebesar 9,3 persen. Asen menempati posisi kedua terbesar di kawasan setelah Bursa Malaysia dengan 990 emiten atau meningkat 2,1 persen.

Sebelumnya diberitakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan penggalangan dana sekitar Rp 175 triliun-Rp 200 triliun di pasar modal pada tahun pemilihan umum (Pemilu) ke-175.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Jajadi mengatakan pihaknya optimistis menghadapi tahun depan namun mengambil sikap konservatif.

“Meski optimis, tapi konservatif. Jadi kita pasti melihat IMF dan Bank Dunia yang sedang merevisi pertumbuhan ekonomi global ke bawah,” kata Inarno dalam konferensi pers RDK OJK, Senin (4/12/4/). 12/) pada November 2023. 2023).

Selain itu, kata dia, pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen pada tahun 2024. Jumlah ini turun menjadi 5,3 persen pada tahun ini.

Jadi targetnya tahun depan target kita Rp 175 sampai 200 triliun pada tahun lalu (2023), ujarnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *