Sat. Sep 21st, 2024

matthewgenovesesongstudies.com, Jakarta – Ada beberapa faktor penyebab curah hujan tinggi dan curah hujan berlebihan yang selalu terjadi di wilayah utara Jawa Tengah. Peneliti Iklim dan Lingkungan BRIN Erma Ulihastin menjelaskan, bentuk Semenanjung Muria dengan Gunung Muria di utara, satu-satunya gunung di pantai utara Jawa, merupakan kawasan penangkap hujan yang berperan menarik hujan dari laut. . mendarat

Pola konveksi samudera yang sangat intens membentuk pola badai squall line pada sekitar tengah malam. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang dapat disebabkan oleh badai squall line, kata Erma, Rabu (4/3/2024).

Garis badai atau garis badai adalah sekumpulan badai yang tersusun dalam satu garis, sering kali disertai angin kencang dan hujan lebat. Garis badai bisa mencapai panjang ratusan mil, namun biasanya lebarnya hanya 10 atau 20 mil. Erma menjelaskan, konveksi Laut Utara di Jawa Tengah tidak hanya berasal dari asal usulnya, tetapi juga dipengaruhi oleh propagasi dari Kepulauan Kalimantan.

Jika terjadi hujan di Kalimantan Selatan, maka hujan tersebut bisa merambat ke arah laut dan Jawa Tengah. Menurut dia, konveksi di Laut Utara juga semakin kuat di Jawa Tengah akibat menyebarnya konveksi yang terbentuk di utara Jabodetabek.

Akibat angin barat tersebut, hujan di wilayah utara Jabar kemungkinan akan terus meluas ke wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah karena terhalang Semenanjung Muria, kata Erma.

Erma menambahkan, hangatnya suhu permukaan air laut utara Jawa Tengah juga berperan penting dalam meningkatkan kelembapan, sehingga curah hujan dapat cepat berkembang melalui konveksi samudera mulai tengah malam setiap harinya.

Kegiatan modifikasi iklim seperti pengasinan di Laut Jawa dapat menimbulkan dampak sebaliknya dari hujan yang diperkirakan akan terjadi di lautan, yaitu mengganggu proses konveksi samudera, karena ketika pola siklon diputus, hujan justru akan menyebar. Lebih lanjut mengenai tanah.

Erma menekankan, intensitas dan frekuensi cuaca ekstrem semakin meningkat dan dampak banjir semakin meningkat, serta tidak ada jalan lain selain mitigasi dan adaptasi dengan memperbaiki sistem peringatan dini dan infrastruktur banjir.

“Tentunya yang tidak kalah pentingnya adalah mengembalikan kawasan perbukitan bagian utara Jepara menjadi hutan alam yang sejak zaman Belanda telah menjadi kawasan pengambilan air yang efektif, serta membangun beberapa waduk di sekitarnya untuk menampung air hujan,” imbuhnya.

By admin

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *